21 Bertemu pengacara

"Nona ali, silahkan duduk di sini, kata sang pengacara  mempersilahkan alia untuk duduk di depan pengacara.

"Benar ini dengan nona alia khairunisa?"

"Iy iy iya benar" jawab alia dengan gugup.

"Saya sudah mendengar permasalahan antara kalian dan klien kami."

"Saat ini anda sedang hamil, betul?"

Alia tidak menjawab dengan kata-kata. Dia hanya mengangguk karena rasa nya ia begitu malu karena ia hamil di luar nikah.

"Baiklah, klien kami yang bernama rafa wijaya telah mencoba untuk bertanggung jawab namun saudara alia menolak, betul?"

Lagi-lagi alia hanya mengangguk.tanpa mengucapkan sepatah kata.

"Baiklah, saya menawarkan sedikit beberapa pilihan perjanjian damai, jika anda setuju anda bisa menanda tangani nya. Ini semua klien saya lakukan demi anak yang ada dalam kandungan nya. Anda bisa pilih salah satu di bawah ini. Pihak 1 yang berarti klien kami, dan anda adalah pihak ke 2."

"Pilihan: 1"

"A. Pihak 1 akan membiayai  seluruh kebtuhan pihak 2.  dari mulai tempat tinggal pakaian dan semua nya oleh pihak 1. dengan syarat setelah lahir pihak 2 akan menyerahkan anak yang di kandung oleh pihak 2 kepada pihak 1 seutuh nya."

"B. Pihak 2 masih di perboleh bertemu dengan anak nya dengan syarat meminta izin dulu pada pihak 1."

"C.Hidup pihak 2 akan terus lanjut di biayai sampai pihak 2 menikah, termasuk jika pihak 2 ingin melanjut kan pendidikan yang lebih tinggi. Pihak 1 siap membiayai nya. Sebagai bentuk pertanggung jawaban pihak 1 atas masa depan pihak 2."

"D. pihak 2 wajib mengikuti perintah pihak 1, dan wajib menjaga bayi yang ada dalam kandungan."

"Pilihan ke 2:

A.Pihak 1 Menikah dengan pihak 1 lalu hidup bersama. Dan setelah anak nya lahir bisa menggugat cerai bila tidak ada kecocokan pada kedua belah pihak ."

"B.apabila bercerai hak asuh anak jatuh ke tangan pihak 1.

1

C. Pihak 1 tidak boleh punya hubungan dengan pria lain selama kehamilan."

"Saya kasih waktu anda berfikir 20 menit, setelah makan siang selesai anda harus sudah bisa memutuskan."

"Sungguh itu pilihan yang sangat sulit bagi alia, di satu sisi ia bagitu takut dengan pak rafa mantan bos nya, sifat rafa membuat nya trauma. ia tidak yakin bisa hidup damai bersama pria tersebut."

"Di sisi lain ia dan anak nya butuh masa depan dan kepastian hukum"ppa

"Aku memang butuh pendamping namun bukan dengan pak rafa, Aku ingin menikah dengan orang yang lembut dan tulus menyayangi ku, Bukan dengan rafa orang yang begitu garang dan ganas seperti dia." Batin alia

"Nona alia"

"Ya ya pak" jawab alia gugup

"Silahkan makan dulu" ucap  sang pengacara.

Alia tidak menyentuh makanan nya sama sekali, ia begitu kalut, pikiran nya kacau melihat pengacara yang duduk di depan nya.

Berbeda dengan alia. Rafa justru sangat santai dan asik dengan makanan nya. Seakan tidak peduli di depan nya ada orang yang sedang kalut memikirkan masa di depan nya.

Rafa lebih banyak diam karena telah menyerahkan semua nya pada pengacaranya.

"Pak saya telah memikirkan jawaban nya" kata alia.

Rafa tersedak saat ia sedang minum mendengar kata² alia. Dia sudah tidak sabar ingin mendengar apa keputusan alia.

"Silahkan katakan" jawab sang pengacara.

"Saya memilih yang ke dua" tapi saya tidak mau dia membentak ku dan marah-marah tak jelas seperti dulu, dan aku tidak mau berhubungan gitu-gitu dengan pak rafa"

alia berbicara dengan polos. Meskipun begitu rafa yang berada dekat nya tetap mendengar. Pak pengacara mendengarkan dengan menahan senyum.

"Bagaimana tuan rafa?"

"Oke deal."

"Tapi ada poin satu lagi, aku tidak mau pernikahan ini membatasi ku termasuk jika aku memiliki pacar" jawab rafa, dingin.

Baik lah, aku akan siap kan. Dalam waktu 5 menit.

"Aku tidak boleh berhubungan dengan pria lain tapi dia sendiri ingin berhubungan dengan wanita lain, dasar egois."  Batin alia.

Drrrrtttt...

Drrrrrttt...

Drrrrrrtt..

Suara getaran ponsel alia  membuyarkan lamunan nya. dengan cepat alia mengangkat panggilan dari tasya sahabat nya

"Ya sya,"

"Bagaimana? apa kamu di terima ?"

"Tentu saja al, aku di terima jadi karyawan magang di brawijaya group"

"Btw al, kamu di mana?aku ingin kamu cerita tahu laki-laki brengsek seperti apa yang sudah memperkosa mu, kalau aku jadi kamu pasti aku sudah membunuh nya"

"Sudah dulu ya sya, aku sedang sibuk nanti kita sambung lagi" jawab alia, seraya menutup ponsel nya mengakhiri pembicaraan sebelum sahabat nya berbicara lebih banyak lagi.

"Siapa nama teman kamu yang magang di perusahaan ku? Katakan pada teman mu aku akan memecat dia secepat nya!.

Jantung alia berdebar sangat kencang, ia merasa bersalah pada tasya.

"bagaimana bisa aku sebodoh ini mengangkat telepon di depan pemilik perusahaan tersebut, tasya tidak tahu jika mantan bos nya yang telah memperkosa nya. ini semua gara-gara aku" batin alia

Perasaan alia tidak karuan saat itu, satu masalah belum selesai, ini timbul masalah baru lagi.

"Kita mulai sekarang" kata pak pengacara yang membuyar kan lamunan nya.

****

Malam itu juga rafa dan alia berangkat menuju ke kampung alia untuk menikahi alia dengan menyewa jet pribadi di temani pengacara nya dan asisten nya. Tidak berapa lama mereka telah sampai di bandara.

Butuh waktu beberapa jam lagi untuk Tiba di rumah alia.

Sesampai nya di kampung mereka di sambut kedua orang tua alia.

Mereka menyampaikan maksud dan kedatangan nya.

Kedua orang tua nya begitu bingung tidak terkecuali kevin, yang memang tidak tahu sama sekali tujuan bos nya mengajak nya ke rumah alia. menikah secara tiba-tiba.

Alia tidak berani menatap wajah kedua orang tuanya. Ia hanya tertunduk ketika rafa dan pak pengacara berbicara pada kedua orang tua nya

Penghulu datang 30 menit dari jadwal yang di agenda kan, pengacara nya telah memper siapkan semua nya. Rafa sengaja tidak meminta kefin yang mempersiapkan karena ia tidak mau banyak pertanyaan.

Rafa sedikit terkejuat karena ternyata alia bukan lah anak kandung dari pak Yusuf sehingga ia tidak bisa jadi wali nikah nya.

Alia anak dari hasil pernikahan sebelumnya dengan warga taiwan, dan bercerai saat alia masih dalam kandungan

"pantas saja alia begitu putih berbeda dengan kedua adiknya." batin rafa

Sekilas rafa melirik alia, namun ia kembali melemparkan pandangan nya ke arah lain.

***to be continue ***

Terima kasih telah membaca cerita ku. ikuti terus cerita selanjut nya. jangan lupa dukungan nya dengan mengundi power stone dan komentar nya.

avataravatar
Next chapter