webnovel

Beautiful Doctor VS The Cyber Police

Alice Valencia seorang dokter muda yang berusia 29th, bekerja pada salah satu RS Swasta. Dokter yang periang dan murah senyum ini sudah bekerja selama 7th di Unit Gawat Darurat RS tersebut. Dalam sebuah kesempatan dirinya akhirnya menangani sebuah kasus yang diduga adalah sebuah kasus bunuh diri, namun dokter Alice tetap meyakini bahwa kasus tersebut adalah kasus pembunuhan. Dari sinilah dia mulai mengenal Azka Camerlo, kepala divisi Cyber Police, polisi muda tampan yang dikaruniai senyum yang mempesona. Alice juga berkenalan dengan kelima anak buah Azka. Ronaldo, Ricky, Jhordy, Achmed, dan George.. Dari sinilah kehidupan Alice mulai berubah. Alice mulai mendapat teror dan akhirnya di pecat dari RS Tempat dia bekerja karena menyalahi kode etik. Keluarga gadis yang meninggal itu menuntut Alice dengan tuntutan pencemaran nama baik. Disaat yang sama Sahabat Alice, Viona Rahaya akhirnya mengungkap ketidaknyamanan nya selama ini hidup bersama dengan Alice. Viona lalu memilih keluar dari apartemen yang sudah hampir 6th mereka tinggali bersama. Alice menjadi frustasi, saat dirinya mulai bimbang dengan kehidupannya. Azka datang membawa cinta. Namun disaat yang bersamaan salah satu dari kelima tim Cyber tersebut sudah lebih dulu menyatakan perasaannya pada dokter Alice. Cinta segitiga mulai hadir dalam kisah ini. Konflik mulai muncul saat akhirnya semua kisah masa lalu dokter Alice mulai terkuak. Kisah ini dikemas dengan cinta, persahabatan, dan konflik yang begitu tragis. Penasaran...?? Mari berjuang menulis dan membaca bersama...

Vee_Ernawaty · Fantasy
Not enough ratings
81 Chs

Sosok Baru

Viona datang pagi-pagi sekali ke kantor Cyber Police untuk memenuhi janjinya kemarin, dia datang lebih awal agar dirinya dapat mendapat informasi dari Tn.Alfred secara langsung, Viona yakin jika Tn.Alfred bukanlah pelaku dari pembunuhan yang dituduhkan padanya.

Lelaki itu tampak masih tertidur pulas dipojok ruangan berteralis besi itu, rupanya semalam mereka memindahkannya dari ruangan interogasi kesebuah ruangan yang seperti penjara itu. Ada dua orang lain dalam ruangan itu yang duduk sambil termenung. Viona hanya menatap hampa kearah ruangan itu, dia juga tak berniat untuk membangunkan pria yang dicarinya itu, Viona akan beranjak saat seseorang berteriak dengan suara keras disampingnya "Tn.Alfred bangunlah!!". Pemilik suara itu lalu tersenyum pada Viona sembari berkata "Selamat pagi nona Viona Rahaya, maaf membuatmu harus datang sepagi ini ke kantor kami."

Jantung Viona berdegup dengan kencang, dia semakin merasakan getaran yang aneh setiap kali melihat orang ini, tak ingin perasaannya diketahui orang didepannya itu, Viona lalu dengan cepat menjawab "Ehm, iya Selamat pagi pak polisi. Teriakan anda tadi cukup keras, saya kaget" kata Viona berkilah.

"Maafkan saya Nona. Teriakan sudah sekeras itu tapi orang yang dibangunkan belum juga bangun" kata polisi itu sambil tersenyum dan mengangkat kedua bahunya. "Sepertinya kita harus membangunkannya dengan air" lanjut Azka kemudian.

"Hmppp, Jangan!!" kata Viona cepat.

"Boleh aku yang membangunkannya? Boleh aku masuk kedalam?" tanya Viona kemudian.

"Hahahaha....." Azka tertawa.

"Kenapa tertawa?" Viona tampak bingung.

"Tidak mengapa, aku hanya baru kali ini melihat seorang wanita mau masuk kedalam penjara untuk membangunkan kliennya." Kata Azka kemudian, Viona hanya tersenyum malu.

"Tidak perlu nanti akan saya bangunkan, anda boleh menunggu di ruangan saya saja, nanti saat dia siap diinterogasi saya akan memanggil anda" kata Azka selanjutnya.

"Tapi..." Viona akan membantah, namun Azka dengan cepat memotongnya.

"Saya akan membangunkan dengan sopan, tidak dengan air" kata Azka sambil tersenyum menggoda lalu berlalu dari hadapan wanita cantik itu.

...

10 Menit kemudian diruangan interogasi.

Viona duduk berhadapan dengan kliennya tersebut, sedang Azka tampak memperhatikan dari ruangan lain pembicaraan mereka dengan kamera CCTV.

"Selamat pagi. Bapak, masih ingat saya?" tanya Viona membuka pembicaraan.

"Selamat pagi. Iya ingat, anda dokter terapi saya" jawab lelaki itu.

"Bapak tidur nyenyak semalam?"

"Saya tidak tidur dengan baik dokter, saya kedinginan" kata lelaki itu lagi.

"Saya akan berusaha mengeluarkan bapak dari sini, jika sudah keluar dari sini bapak akan tidur dengan tenang dan nyenyak nantinya. Tapi, saya ingin bertanya banyak hal pada bapak dan bapak harus menjawabnya dengan jujur." kata Viona kemudian.

"Iya saya berjanji akan menjawab semua pertanyaan dokter dengan jujur." ucap lelaki itu penuh keyakinan.

"Baiklah, saya akan memulai pertanyaan saya" Viona menarik napas dalam lalu mulai dengan pertanyaan pertamanya.

"Bapak Alfred, apakah bapak masih melihat Caroline Williams?" tanya Viona kemudian.

Lelaki itu lalu mengalihkan pandangannya ke pintu, lalu kemudian ia melihat ke seluruh ruangan tersebut seperti sedang mencari sesuatu. Lelaki itu lalu berdiri dalam diam dan berjalan kearah Viona yang masih tetap duduk tenang di posisinya itu, sedangkan Azka yang melihat dari layar TV kejadian yang terjadi didalam ruangan itu mulai panik lalu bergegas menuju ruangan itu. Lelaki itu lalu berdiri tepat dibelakang Viona dan mencondongkan wajahnya kearah telinga Viona, mulutnya bergerak membisikan sesuatu ditelinga Viona, Viona masih tetap tenang dalam duduknya, namun matanya tiba-tiba melotot, disaat yang sama pintu ruangan itu lalu terbuka dan tampak Azka masuk ruangan itu dengan tergesa-gesa. Dia kemudian menarik lengan pria itu seketika membuatnya menjauh dari Viona "Apa yang kau lakukan?" tanya Azka dengan suara kasar pada lelaki itu.

...

Alice baru saja bangun dari tidurnya, dia mendapati teman tidurnya itu telah beranjak dari tempat tidur. "Ya Tuhan, kenapa aku susah sekali bangun pagi" omel Alice pada dirinya sendiri.

Dia lalu bergegas ke ruang tamu, lalu ke dapur namun ia tidak menemukan sahabatnya itu, makanan sudah tersedia diatas meja makan, ada catatan kecil disana.

"Selamat pagi bebh, sarapan ya aku dah buatin nasi goreng kesukaan kamu. Aku berangkat pagi mau menyelesaikan urusan di Cyber Police." Diakhir pesan itu Viona menggambarkan senyuman. Alice tersenyum melihat catatan singkat itu, dia kemudian duduk dan melahap nasi goreng itu hingga habis. Ia bahkan lupa jika belum mencuci muka dan menggosok giginya.

Hari ini Alice tak tahu harus melakukan apa, semenjak dipecat beberapa hari yang lalu Alice sama sekali tak mempunyai kesibukan selain menyibukkan dirinya memecahkan kasus teka-teki kematian Caroline Williams.

Setelah mandi, wanita itu duduk bermalas-malasan di depan TV sambil menonton acara infotainment.

Tak lama kemudian ponselnya berdering, Alice agak bermalas-malasan mengambil ponsel yang sedang ia cas di dekat TV, diraihnya ponselnya saat melihat nama yang tertera di pada ponsel itu, ada sebuah senyum yang mengembang dibibir mungilnya itu. "Angel" pekik wanita itu bahagia.

"Hallo sayang" kata Alice setelah mengangkat teleponnya.

"Hallo kakak. Kapan kak Alice pulang? Kakak nggak rindu ya sama Angel?" tanya suara diseberang.

"Rindu dong, rindu banget malah. Kakak masih ada pekerjaan, kalau urusan kakak sudah beres, kakak langsung pulang. Okey" jawab Alice sambil tersenyum bahagia.

Ada suatu kebahagian tersendiri saat mendengar suara gadis kecil diseberang sana, sudah 6bulan Alice tidak pulang ke rumah orangtuanya karena kesibukan nya bekerja. Dan sudah sejak seminggu terakhir ini Alice bahkan tidak pernah menghubungi mereka atau sekedar mengirim pesan. Alice bercerita panjang lebar dengan gadis kecil ditelepon itu sambil tersenyum dan tertawa bahagia, ia melupakan sejenak kegusaran dan kekesalannya selama seminggu belakangan ini.

Alice mengakhiri perbincangannya ditelepon setelah puas mengobrol selama lebih kurang 1jam.

"Kakak kerja dulu ya sayang, nanti kalau tidak sibuk kakak telepon Angel lagi. Ok, Miss you dear" kata Alice kemudian.

"Miss you too kak" balas suara diseberang lalu ponsel dimatikan.

Alice melihat beberapa pesan yang masuk di ponselnya, matanya langsung tertuju pada pesan yang dikirimkan Ronald padanya.

'Alice, apa kau mengenal seseorang yang bernama Gerald?'

Alice menatap pesan itu penuh tanya, siapa orang yang Ronald maksud tersebut. Alice tidak menjawab pesan Ronald, dia malah langsung menelepon lelaki itu.

"Hallo.." sapa Ronald

"Hallo... Siapa Gerald?" tanya Alice kemudian setelah menjawab salam Ronald.

"Sepertinya kita harus bertemu, aku tidak bisa menjelaskannya lewat telepon. Ini berkaitan dengan Artikel yang terbit dengan Inisial AV" kata Ronald kemudian.

"Baiklah, dimana kita bertemu?" tanya Alice

"Nanti aku kabari, kau siap-siaplah dulu" kata Ronald kemudian lalu menutup teleponnya.

...

catatan penulis:

Selamat mlm Sabtu... semoga chapter ini bisa menemani malam para pembaca sekalian..

mohon tunggu update selanjutnya ya..

Jangan lupa bintang, komentar n power stonenya ya dear...

🥰🤗