webnovel

Beautiful Doctor VS The Cyber Police

Alice Valencia seorang dokter muda yang berusia 29th, bekerja pada salah satu RS Swasta. Dokter yang periang dan murah senyum ini sudah bekerja selama 7th di Unit Gawat Darurat RS tersebut. Dalam sebuah kesempatan dirinya akhirnya menangani sebuah kasus yang diduga adalah sebuah kasus bunuh diri, namun dokter Alice tetap meyakini bahwa kasus tersebut adalah kasus pembunuhan. Dari sinilah dia mulai mengenal Azka Camerlo, kepala divisi Cyber Police, polisi muda tampan yang dikaruniai senyum yang mempesona. Alice juga berkenalan dengan kelima anak buah Azka. Ronaldo, Ricky, Jhordy, Achmed, dan George.. Dari sinilah kehidupan Alice mulai berubah. Alice mulai mendapat teror dan akhirnya di pecat dari RS Tempat dia bekerja karena menyalahi kode etik. Keluarga gadis yang meninggal itu menuntut Alice dengan tuntutan pencemaran nama baik. Disaat yang sama Sahabat Alice, Viona Rahaya akhirnya mengungkap ketidaknyamanan nya selama ini hidup bersama dengan Alice. Viona lalu memilih keluar dari apartemen yang sudah hampir 6th mereka tinggali bersama. Alice menjadi frustasi, saat dirinya mulai bimbang dengan kehidupannya. Azka datang membawa cinta. Namun disaat yang bersamaan salah satu dari kelima tim Cyber tersebut sudah lebih dulu menyatakan perasaannya pada dokter Alice. Cinta segitiga mulai hadir dalam kisah ini. Konflik mulai muncul saat akhirnya semua kisah masa lalu dokter Alice mulai terkuak. Kisah ini dikemas dengan cinta, persahabatan, dan konflik yang begitu tragis. Penasaran...?? Mari berjuang menulis dan membaca bersama...

Vee_Ernawaty · Fantasy
Not enough ratings
81 Chs

Ibu Caroline

Azka meninggalkan mereka begitu saja dan pergi entah kemana, Alice lalu mendatangi Ronald dan menanyakannya perihal Gerald.

Ronald lalu menceritakan semuanya kejadian hari ini secara detail, Alice mendengarkan cerita Ronald dengan baik, lalu selanjutnya Alice meminta agar mereka sekali lagi memutar rekaman suara tentang pernyataan Tn.Alfred mengenai kasus kematian Caroline Williams, mereka berempat mendengarkan semua itu dengan seksama dan memusatkan perhatian mereka pada setiap kalimat yang diucapkan lelaki itu. Rekaman itu pun akhirnya selesai dan Alice mulai gusar untuk menanyakan pertanyaan yang sejak tadi ia simpan.

"Jadi yang membunuh Caroline Williams bukannya Tn.Alfred? jadi pembunuh sebenarnya adalah lelaki yang kau sebut Gerald tadi, yang membuat Artikel dengan inisial namaku?" tanya Alice dengan wajah penasarannya sambil menatap kearah Ronald.

"Hhem, kita tidak bisa menuduhnya begitu saja. Kita harus mengumpulkan bukti yang akurat bahwa benar dialah yang berada di balik kematian Caroline." kata Ronald dengan berpikir keras bagaimana caranya memecahkan kasus ini, ia tampak memijat pangkal hidungnya hingga pangkal hidungnya terlihat merah. "Lagi pula, kita tidak bisa mempercayai begitu saja omongan Tn.Alfred tanpa bukti, kau juga tahu sendiri jika belakangan ini mental Tn.Alfred sedang tidak stabil" lanjut Ronald kemudian sambil menatap wanita yang dicintainya itu.

Wanita yang ditatap itu lalu mengalihkan pandangannya dari pria berseragam itu, dan akhirnya memilih untuk pamit undur diri.

"Aku anter pulang ya?" tanya Ronald saat Alice mengatakan jika dia akan pergi.

"Tidak usah, sepertinya hari ini kau harus sibuk dengan banyak pekerjaan. Aku juga akan menyelesaikan pekerjaanku sendiri." kata Alice kemudian.

"Pekerjaan apa bebh?" tanya Viona kemudian.

"Aku akan pergi ke suatu tempat, aku akan mengabari kalian nanti." jawab Alice sambil berlalu dari ruangan itu, namun saat sampai didepan pintu, Alice kemudian berbalik lagi kepada mereka lalu mengalihkan pandangannya secara tajam pada Viona. Viona tampak terkejut dengan tatapan Alice yang seperti itu, lalu bertanya "Ada apa bebh?"

"Sepertinya kali ini aku membutuhkan bantuanmu!!" kata Alice kemudian sambil memperlihatkan senyumnya, yang jelas membuat mereka bertiga yang ada dalam ruangan itu bertanya-tanya, 'ada apa sebenarnya dengan wanita itu?'

Viona akhirnya mengiyakan kemauan Alice untuk menemaninya pergi ke suatu tempat. Viona mengendarai mobilnya dengan kecepatan rata-rata menuju ke arah selatan kota itu, wanita itu mengendarai mobilnya sesuai dengan keinginan Alice, tanpa tahu sebenarnya mereka akan pergi kemana.

"Kita sebenarnya akan kemana bebh?" tanya Viona akhirnya karena tak sanggup menahan rasa penasaranya itu.

"Kita akan ke rumah orangtua Caroline" jawab Alice singkat.

"Bebh, untuk apa kita pergi kesana?" tanya Viona masih penasaran.

"Tadi dalam rekaman Tn.Alfred mengatakan jika Caroline sempat bertemu dengan ibunya sebelum pulang ke apartemennya kan? Kita harus tahu apa yang dikatakan Caroline pada ibunya. Siapa tahu kita akan menemukan petunjuknya" Alice berkata dengan sebuah keyakinan.

"Iya kau benar. Kita pasti bisa mendapatkan jawaban dari teka-teki ini." Viona pun berujar dengan yakinnya.

"Tapi, aku menyerahkan tugas ini untukmu bebh!! Kau yang harus masuk ke dalam rumah itu dan kau yang harus berusaha agar ibunya mau menceritakan semuanya padamu." kata Alice kemudian sesaat setelah mobil yang mereka tumpangi tiba di depan rumah orangtua Caroline.

"Kenapa aku? Kenapa bukan kau saja, bebh?" tanya Viona.

"Ibu Caroline sangat tidak ingin bertemu denganku, aku yakin saat melihat wajahku dia akan langsung membanting pintu rumah mereka sebelum aku selesai menjelaskan maksud kedatanganku." Alice menjelaskan pada Viona.

"Tapi mengapa sampai ibunya tidak menyukaimu?"

"Entahlah, aku juga tidak yakin pasti, apa yang membuatnya begitu tidak menyukaiku. Mungkin karena artikel itu, atau mungkin karena aku dokter yang memeriksa Caroline waktu itu." kata Alice kemudian.

Setelah yakin apa yang harus dia bicarakan bersama orangtua Caroline, akhirnya Viona melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah itu, sedangkan Alice dengan penuh keyakinan berharap bahwa mereka akan menemukan jawaban dari setiap persoalan ini.

"Saya Viona Rahaya, saya seorang psikiater yang bekerja di salah satu Pusat Rehabilitasi Jiwa." kata Viona memperkenalkan diri saat Ibu Caroline mempersilahkan dirinya untuk masuk.

"Apa yang membuat anda datang kesini, nona?" tanya Ibu Caroline.

"Saya ingin meminta waktu anda sebentar nyonya, ada beberapa hal yang akan saya tanyakan mengenai putri anda Caroline Williams, mungkin pernyataan anda akan membantu penyelidikan Kepolisian Grazia dalam mengungkap misteri kematian putri anda." Viona mulai menjelaskan.

Wanita didepannya itu tampak memperhatikannya dengan tatapan mencurigakan.

"Caroline, selama sepekan ini nama putriku itu bahkan membuat dirinya semakin populer. Dibandingkan saat dia menjadi seorang model, saat dia mati dirinya semakin lebih terkenal." kata wanita itu kemudian sambil tersenyum sinis.

"Dia gadis yang sangat cantik, dia juga pintar. Namun saat dia mengenal dunia model, keunikan pada dirinya seakan ditelan bumi, dia menjadi wanita yang hanya memikirkan karir dan bagaimana bisa memperoleh uang yang banyak." kata ibu Caroline kemudian.

"Nyonya, apakah Caroline mempunyai musuh selama hidupnya?" tanya Viona lagi.

"Jangan tanyakan itu, selain punya begitu banyak fans, dia juga punya begitu banyak orang yang tidak menyukainya, bahkan beberapa rekan seprofesi dengannya ada juga yang tidak menyukainya." kata wanita itu "Tapi musuh, saya rasa dia tidak memiliki musuh." lanjutnya kemudian.

"Nyonya, apakah Caroline pernah menceritakan sesuatu pada nyonya sebelum akhirnya dia meninggal?" tanya Viona akhirnya.

Wanita itu menatap Viona lalu berbisik pada telinganya, "Bisakah anda memanggil teman anda yang berada di luar sana. Saya ingin berbicara dengannya"

...

Karena tidak mempunyai bukti yang kuat untuk menahan Tn.Gerald, akhirnya kepolisian Grazia mengeluarkan surat pemanggilan Tn.Gerald sebagai saksi untuk kasus tersebut.

Gerald memasuki ruangan interogasi itu dengan santai dan seperti tak mempunyai beban apapun. Dengan santai pula ia menjawab semua pertanyaan yang diberikan kepadanya.

"Tn. Gerald, apakah anda mengenal Tn.Alfred?" tanya lelaki tampan berseragam yang selalu tersenyum memperlihatkan lesung pipit manisnya itu.

Gerald memperhatikan foto yang diberikan Ronald padanya itu dengan seksama.

"Saya tidak begitu mengenalnya, tapi sepertinya wajahnya tidak begitu asing. Mungkin kami pernah bertemu, namun saya lupa kapan dan dimana." jawab Gerald dengan santainya.

"Apakah anda mengenal Caroline Williams?" tanya Ronald selanjutnya.

"Saya hanya mengenalnya sebagai seorang model, itu saja yang saya tahu".

"Apakah anda yakin hanya sebatas itu anda mengenal kedua orang yang saya sebutkan tadi?" tanya Ronald penuh selidik.

"Iya saya sangat yakin" kata pria itu dengan tenang.

"Tn.Alfred menyatakan jika anda terkait dengan kasus pembunuhan Caroline Williams. Jika anda tidak mengaku, maka mungkin saja kami akan lebih memperberat hukuman anda, Tuan!!" kata Ronald kemudian, kini dengan nada yang lebih tegas.

"Saya sungguh tidak tahu menahu dengan apa yang anda maksudkan, yang jelas saya sudah menjawab pertanyaan anda sebagaimana mestinya." pria itu menjawab.

"Saya rasa pernyataan saya sudah cukup jelas, jika masih ada yang ingin anda tanyakan lagi, anda bisa menghubungi saya lagi. Sekarang saya ada pekerjaan lain, saya harus pamit Pak." jawab lelaki itu masih dengan senyuman santainya, tanpa terbesit sedikitpun kesalahan.

Ronald hanya melepaskan kepergian pria itu dengan tatapan penuh tanda tanya, siapa sebenarnya lelaki yang baru saja berbicara dengannya itu.

...

Catatan penulis:

Maaf ya pembaca setia...

Baru sempat up hari ini...

Sedikit membuat penasaran, tapi tolong jangan bosan dan tetaplah setia menunggu up selanjutnya.

Jangan lupa komentar, kritik, saran, bintang dan juga power stone nya ya...

🤗🥰