webnovel

Be Your Wife

Judul lama : FAKE WIFE Simpan dulu siapa tahu suka ;) * Diculik dan di paksa menyamar sebagai sepupunya untuk di jodohkan, adalah hal yang tidak pernah Clarisa duga semasa 21 tahun hidupnya. Clarisa dibawa paksa pergi ke kota New York untuk bertunangan dengan seorang pria tua bangka. Kejutan demi kejutan Clarisa dapatkan begitu berada di sana. Mulai dari sepupunya yang memiliki keluarga kandung, lalu dari tunangan sepupunya yang ternyata sangat tampan dan juga sangat kejam. Namanya adalah Leo, pria 30 tahun yang tampan, yang menyembunyikan identitasnya sebagai pengusaha tua bangka. Apakah identitas Clarisa yang sebenarnya akan terungkap? Apakah Clarisa akan tetap aman di saat Leo mulai terobsesi padanya? * Hei, yang sudah mampir terima kasih ya... Jangan lupa beri power stone, komentar yaa.. Biar semangat nih authornya!

Chuuby_Sugar · Urban
Not enough ratings
31 Chs

2. Clarisa sebagai Jasmine

Aku terduduk lemas di tepi ranjang besar ini dengan tubuh yang bergetar hebat. Aku rasa wajahku memucat karena mengetahui, bahwa aku sedang berada di tempat asing sekarang. Tak satu pun pemandangan di sini dapat kukenali.

Tok!Tok!

Aku menoleh ke arah pintu yang diketuk. Apa aku harus membukanya? Aku takut. Aku tak tahu ada di mana, bagaimana jika aku di culik untuk dijadikan budak? Tapi apakah budak mendapat kemewahan seperti ini? Sepertinya tidak.

Aku berdiri berniat memberanikan diri membuka pintu itu, namun mundur beberapa langkah ketika pintu itu akhirnya terbuka dan menampilkan sosok wanita berpakaian seperti seragam maid.

"Nona anda sudah bangun. Maafkan saya yang masuk tanpa izin." Ucap wanita itu sambil membungkukkan badannya.

Otakku berputar dengan keras. Apa yang sedang terjadi saat ini pastilah bukan aku yang seharusnya ada di posisi ini? Aku tidak memiliki kekayaan bahkan hanya untuk sebuah kamar mewah atau menyewa pembantu.

"Nona Jasmine, anda sudah ditunggu tuan dan nyonya untuk sarapan pagi. Saya akan siapkan air hangat untuk Nona." Ucapnya undur diri masuk menuju kamar mandi.

Kepalaku seperti dihantam oleh sesuatu yang keras saat mendengar nama Jasmine, mengingatkanku pada kejadian ketika Paman memukul bagian belakang kepalaku dan mengancamku malam itu.

Aku terduduk lemas di lantai. Kepalaku berputar dengan sangat hebat, aku ingat bahwa kini aku harus berperan sebagai Jasmine.

Kira-kira bagaimana kabar dari adik-adikku? Nana dan Ana. Semoga Paman dan bibi menepati janji mereka untuk menjaga kedua adikku dengan baik. Ya, kedua adikkulah yang seharusnya pertama kali kukhawatirkan.

Aku menangkup kedua wajahku saat air mataku mengalir begitu derasnya. Mengingat betapa kecewanya diriku kepada Jasmine. Aku kira Jasmine adalah orang yang paling paham diriku. Tapi lihat, Jasmine tega melakukan ini padaku. Memaksaku untuk menggantikannya menikah dengan orang yang sama sekali belum pernah kutemui.

Aku menghapus air mataku saat pelayan tadi keluar dari kamar mandi. Aku harus menjalankan peranku dengan baik agar kedua adikku aman. Ini adalah hal yang harus aku lakukan saat ini.

"Air sudah siap nona."

Aku segera masuk ke kamar mandi dan merendam tubuhku di air hangat beraroma mawar yang di siapkan oleh pelayan tadi. Tidak ada waktu untuk bersedih diri, aku harus mempersiapkan pertempuran ini.

*

Semua mata tertuju pada Clarisa begitu Clarisa turun dari mobil mewah yang berhenti di depan hotel. Clarisa meneguk ludahnya melihat hotel mewah yang ada di depannya. Clarisa belum pernah masuk ke tempat seperti ini dalam hidupnya. Ini adalah kali pertamanya.

Apakah semua keluarga kaya sarapan di hotel? Benar-benar menakjubkan.

Clarisa memasuki hotel didampingi oleh dua bodyguard. Clarisa hanya heran kenapa Jasmine tidak ingin mendapatkan kemewahan ini?

Jika masalahnya hanya tunangan tua bangka, pasti bisa dibatalkan jika memang keluarga kandung Jasmine memanglah sultan.

Clarisa mematut dirinya pada cermin yang ada di sana. Ini bukan seperti Clarisa si kampungan. Gaun yang Clarisa kenakan sangat elegan, hanya saja Clarisa sedikit tidak menyukainya karena terlalu terbuka. Baju ini berlengan panjang, namun memiliki belahan panjang yang hampir menyentuh pinggulnya pada bagian bawahnya. Bahkan punggungnya terekspos dengan jelas yang membuatnya terpaksa tidak menggunakan bra. Beruntung rambut panjangnya membantunya menutupi punggung putihnya.

Ini benar-benar gaya Jasmine. Bukan gayanya. Dandanannya pun sangat tajam, membuat wajahnya tampak sangat cantik, namun membuat Clarisa hampir tidak mengenali wajahnya sendiri.

Belum lagi sepatu high heels yang cantik ini. Beruntung Clarisa sering memakainya saat menjadi waiters, jadi tidak perlu belajar berjalan lagi.

"Nona sebelah sini."

Clarisa memasuki ruangan yang ditunjuk oleh salah satu bodyguard yang berjalan bersamanya.

Begitu masuk Clarisa di hujani oleh sebuah pelukan dari wanita paruh baya dan seseorang lelaki yang usianya tidak lebih jauh dari wanita itu hanya memberikan senyuman.

"Coba lihat, apakah dia mirip aku?"

Clarisa hanya menurut saat wanita itu merangkulnya mendekat.

"Tidak, dia lebih mirip aku."

"Ayo kita makan dulu. Banyak yang ingin aku bicarakan padamu."

Wanita itu duduk tepat di samping Clarisa. Mengelus wajah Clarisa sayang.

"Apa karena kamu hidup di Indonesia terlalu lama? Wajahmu tidak sedikit pun mendekati wajah orang barat. Tapi tidak apa, yang penting kamu sudah kembali." Clarisa membalas pelukan dari wanita itu.

"Kami mencarimu selama ini, kamu pasti sudah tahu kalau sebenarnya kami orang tua kandungmu." Clarisa mengangguk, tersenyum semanis mungkin. Menyembunyikan kekesalannya pada Jasmine yang tega membiarkan orang tua kandungnya mengenalinya sebagai orang lain.

Inilah sebab wajah Jasmine memiliki blasteran bule. Ini sudah menjadi rahasia umum, jika Jasmine yang sebenarnya adalah anak buangan dari majikan bibi saat bibi bekerja di luar negeri.

"Dulu kamu itu diculik sama ibu angkatmu itu. Meminta kami membayar tapi kamu tidak pernah kembali. Lalu saat kami menemukanmu mereka berjanji akan mengembalikanmu, bahkan menyetujui bahwa kamu akan dijodohkan." Clarisa membulatkan matanya, jadi yang sebenarnya Jasmine diculik. Apa Jasmine tahu kebenaran ini?

Clarisa menetralkan wajahnya. Dirinya tidak boleh ketahuan, agar adiknya aman di tangan kedua orang jahat itu.

"Aku juga tidak menyangka, nasibku akan seperti ini. Aku bahagia bisa bertemu kalian."

"Sepertinya kamu dibesarkan dengan baik."

"Iya kan sayang. Dia sangat cantik."

"Sekarang ayo kita makan dulu."

Clarisa makan dengan tenang. Tidak sia-sia Clarisa melihat cara orang-orang kaya makan di restoran, kini sangatlah berguna.

*

Clarisa mengucapkan pada dirinya sendiri, bahwa dirinya sudah melakukan yang terbaik hari ini.

"Mama duluan ya. Mama harus segera membuka galeri seni."

"Oke ma. Hati-hati." Clarisa memeluk mamanya singkat sebelum akhirnya mobil yang dikendarai mamanya melaju meninggalkan hotel.

Clarisa melirik orang yang akan menjadi ayahnya selama dirinya berpura-pura menjadi Jasmine.

"Ayah."

"Ada apa nak?"

"Apa ayah tidak suka dengan kehadiranku?"

"Apa maksudmu sayang? Tentu ayah senang."

"Lalu kenapa ayah sedikit berbicara sedari aku datang?"

"Kemarilah nak." Clarisa menerima uluran tangan ayahnya dan memeluknya erat.

"Ayah terlalu senang hingga tak tahu apa yang harus ayah ucapkan." Clarisa terkekeh saat ayahnya mencubit pipinya, gemas.

"Oh iya jangan lupa temui tunanganmu malam ini di kantornya. Suruh dia pulang, jangan sampai dia sibuk bekerja saja, padahal tunangannya yang cantik sudah ada di sini."

"Baiklah yah. Nanti ayah bisa kirimkan pesan saja alamat kantornya di mana."

"Okay. Mobil ayah sudah datang, kamu mau ikut? Ayah antar kembali ke apartemen."

"Tidak perlu yah. Ayah duluan saja, aku mau jalan-jalan dulu di kota ini."

"Baiklah, bersenang-senanglah. Kamu bisa hubungi ayah jika butuh sesuatu."

Clarisa mengangguk patuh. Melambaikan tangannya saat mobil ayahnya melaju meninggalkan hotel.

Clarisa menghela nafasnya lega, sepertinya ia berhasil. Clarisa merasa bersalah kepada dua orang tua yang baik hati itu karena sudah membohongi mereka dengan berpura-pura menjadi Jasmine.

Berapa lama lagi Clarisa harus berpura-pura seperti ini? Rasanya Clarisa sudah tidak sanggup.

Pesan masuk muncul di ponsel barunya.

'Realize Corp. Merpati Barat Street No. 102, CEO Leonard Hamas.'

Clarisa membuka aplikasi mesin pencari. Mengetikkan nama orang yang akan di jodohkan dengannya itu.

Server not found.

Tidak satu pun foto dapat ditemukan. Hanya ada beberapa artikel tentang perusahaannya yang menjadi perusahaan IT no.1. Kenapa Jasmine bilang perusahaan ini masih berkembang, nyatanya perusahaan ini adalah perusahaan besar?

Ah, Jasmine berapa banyak kebohongan yang paman dan bibi katakan padamu?

Clarisa menutup layar ponselnya. Ia harus menyiapkan peran untuk bertemu dengan tunangannya nanti. Ini masih bagian awal dari perannya.

Hai, jangan lupa kasih power stone dan kasih komentar juga boleh....

Chuuby_Sugarcreators' thoughts