webnovel

PEMBALASAN

"Braaakkkkkkk". Semua barang yang ada dimeja berhambur ke lantai.

"Brengsek!!! Berani mereka melakukan ini pada kita", maki Rico Atmaja. Matanya menatap tajam ke arah Alvin yang tertunduk di sofa. "Apa kamu sudah menghubungi pihak Global Primary Grup?".

"Sudah Pa. Mereka hanya mengirimkan surat ini dan mengumumkan ke media bahwa tidak akan melakukan kerjasama lagi dengan perusahaan kita, tanpa memberikan kesempatan buat kita melakukan pertemuan langsung", terang Alvin.

"Bagaimana dengan tanggapan dewan direksi?".

"Direksi mengajukan rapat umum minggu depan untuk meminta penjelasan dari kita. Selain itu beberapa investor mengancam akan mencabut dana jika kita tidak berhasil mengajukan kerjasama lagi dengan Global Primary Grup".

"Baiklah. Aku sendiri yang akan datang menemui direktur Global Primary Grup. Kita harus secepatnya membuat kesepakatan dengan pihak Global Primary Grup sebelun rapat direksi dilakukan". Rico Atmaja berlalu meninggalkan Alvin. Alvin masih terpaku di tempat duduknya, ia juga sudah kehilangan cara untuk menyelesaikan permasalahan ini.

---------------------------

"Kringgg". Telpon di meja Kevin berbunyi.

"Rico Atmaja ingin bertemu denganmu langsung, Vin. Aku sudah menolak beberapa kali perwakilan Atmaja Grup yang ingin bertemu, tapi kali ini CEO nya sendiri yang kesini, jadi bagaimana?", tanya Sherly di ujung telpon.

Kevin mengerutkan keningnya. "Baiklah Kak, antar dia ke ruanganku". Kevin menatap amplop coklat yang diterimanya dari Tomy. Pandangannya menjadi sangat dingin yang menandakan sedang ada amarah yang ia pendam.

Tak beberapa lama pintu ruangannya diketuk dari luar. Ia beranjak dari kursinya, dan pindah ke sofa tamu sambil mempersilahkan orang itu masuk.

Sherly masuk ke ruangan bersama dengan Rico Atmaja. Ini pertama kalinya Kevin dan Rico Atmaja saling bertemu secara langsung. Sebelumnya Kevin hanya mengenali dari beberapa foto yang beredar di beberapa berita dan majalah bisnis.Sedangkan Rico Atmaja belum pernah mengetahui wajah asli direktur Global Primary Grup, karena memang tidak pernah terekspos. Semua kegiatan di luar selalu Sherly yang mewakilinya.

Sherly mempersilahkan Rico Atmaja duduk, sedangkan Kevin masih acuh di tempat duduknya.

"Woww, ternyata direktur Global Primary Grup yang misterius itu adalah seorang pria tampan, hahaha. Perkenalkan direktur, saya Rico Atmaja CEO dari Atmaja Grup". Rico Atmaja mencoba berbicara santai dengan Kevin sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. Namun tidak ada respon dari Kevin yang ada hanya tatapan tajam. Rico yang mendapat respon seperti itu kembali menarik tangannya. Ia sebenarnya bergidik ngeri melihat ekspresi Kevin yang seperti itu. Walapun Kevin jauh lebih muda darinya, namun aura yang dipancarkan cukup membuat orang menciut nyalinya.

"To the point saja Pak Rico tujuan Anda ingin bertemu saya hari ini", kata Kevin.

"Hmmm baiklah Pak Kevin. Saya tahu waktu Anda sangat berharga karena setiap menitnya akan menghasilkan uang. Saya kesini juga akan menawarkan uang untuk Anda".

Kevin mengernyitkan keningnya dan tersenyum simpul. "Anda tau banyak orang menyukai uang, Pak Rico".

Rico Atmaja senang melihat ekspresi Kevin setelah ia membicarakan uang. Ia kira Kevin menyukai uang seperti dirinya.

"Kenapa Anda mengakhiri kontrak kerjasama dengan Atmaja Grup, jika Anda menyukai uang Pak, Kevin. Bukan kah kerjasama kita menghasilkan banyak uang untuk kita?".

"Hahaha. Anda terlalu mudah menyimpulkan jika saya menyukai uang Pak Rico. Ya, memang saya menyukai uang, tapi saya bukan pemuja uang seperti Anda", kata Kevin yang langsung tepat sasaran.

Seketika wajah Rico Atmaja menggelap, emosinya memuncak di ubun-ubun. Dalam hati sudah menyumpah serapah. Jika bukan karena ada urusan bisnis, sudah pasti bogem mentah mendarat di wajah Kevin.

"Maksudnya?", kata Rico masih dengan ekspresi setenang mungkin.

"Plukk". Kevin melempar amplop coklat di meja tepat di depan Rico Atmaja. "Keuntungan hasil kerjasama antara perusahaan saya dan perusahaan Bapak, tidak akan cukup untuk menggantikan kerugian jika saya memperpanjang kontrak kerjasama lagi dengan perusahaan Bapak. Dan saya tidak mau bekerjasama dengan orang licik seperti Bapak".

"Kamu!!!!! Kamu bilang saya licik. Dasar brengsek!!!", maki Rico Atmaja dan sudah mengarahkan tinju tangannya ke Kevin. Namun dengan mudah kevin menghalaunya, dan menyentak dengan keras tangan Rico Atmaja.

"Sepertinya Kevin bukan orang yang mudah untuk ditakhlukkan", batin Rico Atmaja.

"Tolong bilang pada putri Anda untuk segera menyerahkan diri ke kantor polisi, atau saya sendiri yang akan menyeretnya ke kantor polisi", kata Kevin menahan amarahnya. Tatapan yang tajam yang menusuk tepat di mata Rico Atmaja.

"Maksud kamu apa?". Rico Atmaja membuka amplop coklat di depannya, dan sejenak mengamatinya.

"Putri Anda berani merencanakan pembunuhan terhadap wanita saya. Anda pikir saya akan diam saja? Kalian Atmaja Grup akan mendapat balasan yang setimpal!".

"Aku rasa ini hanya salah faham Pak Kevin, tidak mungkin putri saya berani melakukan hal itu pada wanita Anda", kata Rico Atmaja dengan suara yang lebih rendah.

"Coba tanya saja pada pada putri Anda. Jika ia berani kabur, saya pastikan perusahaan Atmaja Grup hanya tinggal nama. Silahkan Anda pergi dari perusahaan saya!!", kata Kevin sambil menunjuk ke arah pintu keluar.

Rico Atmaja yang dari awal mencoba menahan emosi, tidak bisa berkata apapun lagi. Ia keluar dengan segera dan menutup pintu dengan kasar.

Kevin hanya menatap tajam punggung Rico Atmaja yang menghilang di balik pintunya. Tatapan yang dingin dan siap menusuk siapapun yang melihatnya.