webnovel

Sungai Mariam Kanan

Vanessa pulang bersama Aluh dengan suasana begitu sepi. Steven begitu cemas putrinya belum kembali, begitu juga dengan Wiliam dia ingin memukul Aluh yang sangat lama membawa Vanessa.

Gerbang terbuka vanessa dan Aluh datang .

"Nona..saya takut..sepertinya tuan William akan marah pada saya" kata Aluh dengan sedih.

"Tenang Aluh..aku akan membantumu". Baru ketika mereka memasuki gerbang , William datang membawa tongkat mau memukul Aluh , tapi tangan Vanessa menghalangi William sehingga Willian tidak jadi memukulnya.

"Jonggos sialan..apa yang kau lakukan diluar sana membawa nona Vanessa begitu lama.. bodoh " ucap William begitu kasar bahkan menyumpahi dengan bahasa Belanda.

"Maaf tuan William aku lah yang bersalah mengajak Aluh terlalu lama tolong jangan hukum dia.. kumohon" sahut Vanessa . Senyum terukir dibibir Vanessa membuat jantung William dekdekan .Kini amarahnya hilang di ikuti rasa cinta pada pandangan pertama pada Vanessa.

"je bont mooi" ucap Willam pada Vanessa.

"Artinya apa tuan" tanya Vanessa .

"Kamu cantik. Kau orang Nederland tapi tidak tau bahasa Belanda bagaimana ini tuan Steven.. apakah anda tidak mengajarkan dia bahasa Belanda" sahut William.

"Aku terlahir di Hindia Belanda tuan.. ibu ku orang sini.. tapi papa tidak pernah menbedakan bahasa manapun" ucap Vanessa dengan kesal.

"Iya.. Vanessa belum sama sekali mengerti bahasa kita tapi akan ku ajarkan nanti " sahut Steven.

"Nee je bent dom leer je kind geen nederland" ucap William. Artinya jangan anda bodoh tidak mengajarkan bahasa Belanda.

Vanessa membeku mendegar bahasa yang tidak dia mengerti sama sekali.

"Papa dan tuan William saya mau pergi untuk mandi ..silahkan melanjutkan perdebatanya" Vanessa pergi dan di ikuti oleh Aluh.

Malam itu Vanessa tidak bisa tidur membayangkan wajah Rahman yang begitu sempurna dimatanya. Jika dilihat Rahman seperti pria Yunani rambut hitam dan wajah agak kebulean dan matanya berwarna hitam kulitnya juga bersih. Semakin Vanessa membayangkan semakin jantungnya berdetak . Dari tadi William terus memanggil Vanessa namun Vanessa begitu cerdik dia tidak mau bertemu dengan William yang sanggar dan juga sombong. Steven tau putrinya tidak suka dengan William jadi dia beralasab Vanessa tertidur pulas karena kecapean.

Keesokan harinya Vanessa bangun pagi pagi dia pergi secara diam diam tanpa sepengetahuan William. Dia hanya berpesan pada Aluh jika Steven bertanya bahwa dia berkunjung ditempat haji Udin.

Vanessa dengan menyewa delman dan menuju tempat haji Udin. Kebetulan haji Udin tampak kelihatan tua tengah menyusun kue jajananya.

"Maaf nona cari siapa" tanya haji Udin. Melihat gadis cantik berpakaian noni Belanda.

"Abah... abah Udin.. ini Vanes bah..Vanes" sahut Vanessa dengan senang .

"Nona Vanessa... cantiknya dirimu nak...masya allah.. ayo duduk biar bapak buat kamu makanan kamu suka" kata haji Udin dengan ramah.

"Tidak..bah.. Vanes cuma nunggu ka Rahman saja.. kapan kesini" jawab Vanessa.

"Oh.. Rahman mengajar menggaji santri disana..dekat sungai riam kanan" sahut haji Udin.

"Kalau begitu tolong antarkan aku kesana kami ada janji" kata Vanessa. Haji Udin mengantarkan Vanessa pergi menuju sungai riam kanan yang tidak jauh dari pesantren kecil yang dibuat haji Udin.

Next chapter