webnovel

Bayang-bayang kehidupan semu

Yuda kepala kelurga yang bertanggung jawab dengan keluarganya dia bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Dia mempunyai keluarga yang harmonis satu istri dan satu anak laki-laki. Yuda sangat mencintai istrinya Yumi. Namun suatu hari Yuda harus menerima kenyataan pahit bahwa dia harus di tinggal istrinya meninggal karena sakit. Hancur sudah hati Yuda seakan dunia sudah kelam. beberapa bulan hingga tahun dia sangat sulit menncari pengganti istrinya. Tetapi tidak di sangka dengan tidak sengaja menemukan wanita adik dari sahabatnya waktu dulu juga sering bermain dengan dirinya kebetulan pula wanita itu mempunyai kisah kehidupan yang hampir sama dengan dirinya yang di tinggal oleh pasangannya dan Mereka cocok lalu mereka memutuskan untuk menikah. Bagaimanakah kisah mereka selanjutnya..?

Naning_naning · Urban
Not enough ratings
408 Chs

bab 29

Setelah Neni berjalan menuju kantor guru dilihatnya adik Damar sudah menunggu Neni.

" Mbak Neni. " kata adiknya Damar.

" Sudah lengkap semuanya dik ? " tanya Neni sambil melihat berkasnya.

" Sepertinya sudah lengkap semuanya mbak. " jawab adiknya Damar.

" Ya sudah lengkap semuanya. " kata Neni.

" Mbak Neni sama siapa ? " tanya adiknya Damar.

" Sama mas Yuda. " jawab Neni.

" Sudah dik aku terus saja lagian kamu akan jam mengajar, terima kasih banyak dik. " kata Neni.

" Ya mbak sama-sama. " jawab adiknya Damar. 

Neni kemudian meninggalkan kantor guru. Setelah sampai di parkiran Yuda melihat Neni terus membukakan pintu mobil, Neni terus masuk tidak komplen.

" Sudah lengkap dik ? " tanya Yuda.

" Sudah beres dan lengkap semua mas.

" jawab Neni.

" Ayo langsung pulang saja mas. " ajak Neni.

" Tidak mampir dulu dima…..naaa gitu ?

" tanya Yuda.

" Enggak mas aku sudah hafal daerah sini mengunjungi daerah sini juga sudah pernah pulang saja mas. " ucap Neni.

Lalu Yuda memutar mobilnya dan meninggalkan sekolahan itu untuk pulang. Di sepanjang jalan itu Neni ingat betul dia melewati jalanan ini setiap hari 

kalau pulang mengajar dan dia juga melihat gang rumahnya dilihat sampai menghilang pandangan gang tersebut.

Sampai tidak tahan Neni melihat gang itu yang penuh kenangan lalu Neni menundukkan kepalanya agar tidak ingat

kenangannya dahulu.

" Kenapa dik kelihatannya sedih ? " tanya Yuda.

" Tidak apa-apa mas. " jawab Neni sambil menghapus matanya yang berkaca-kaca.

" Sungguh tidak ada apa-apa ? " tanya Yuda lagi.

" Enggak apa-apa mas. " kata Neni meyakinkan Yuda.

Setelah melewati jalan itu agak jauh Neni sudah tenang . Melihat Neni kelihatan sedih Yuda menghibur.

"Ayo lah dik kita jalan-jalan dulu refresing

sebentar. " ajak Yuda.

" Terima kasih mas ayo pulang saja. 

" jawab Neni.

" Okelah aku akan membawa mobil ini lebih cepat. " kata Yuda.

Di tengah perjalanan telpon Yuda berbunyi.

" Ada telpon aku buka ya mas. " kata Neni.

" Ya bukalah. " jawab Yuda.

Lalu dibuka Neni yang telpon Kania.

" Halo sayang. " kata Neni.

" Mama. " jawab Kania.

" Papa enggak ngajak aku ma, papa jahat enggak ngajak aku ma. " kata Kania.

" Sayang tadi papa buru-buru berangkatnya juga pagi sekali makanya Kania tidak diajak kan masih ngantuk. " ucap Neni.

" Ini mau ngomong sama papa ? " tanya

Neni.

" Enggak . " kata Kania sambil menutup telponnya.

" Tuh anakmu marah tidak kamu ajak.

" kata Neni.

" Aku suruh ngomong sama mas telponnya langsung di tutup. " ucap Neni.

" Ya begitu Kania kalau tidak diberitahu dulu pasti ngambek. " kata Yuda.

" Kasihan Kania pasti nanti kalau diajak ngomong sama bunda juga cemberut enggak mau jawab. " kata Neni.

" Memang begitu bunda sudah hafal.

" kata Yuda.

" Kalau begitu kita langsung ke rumahmu saja mas agar Kania tidak marah. " kata Neni.

" Baik sayang. " jawab Yuda bersemangat dia bersyukur malah Neni yang mengajak ke rumahnya.

Tak lama kemudian mobil Yuda sudah masuk depan rumah, Yuda langsung turun dan membuka pintu mobilnya Neni lalu turun dari mobil dan di gandeng Yuda masuk rumah.

" Sayang siapa ini yang datang coba lihat. " kata Yuda.

Kania mendengar papanya sudah datang terus berlari menghampiri papanya, setelah dilihat yang datang Neni katanya

" Mama….mama!!!…. teriak Kania sambil merangkul mama Neni.

" Sayang tadi ngambek ya ? " tanya Neni.

" Tidak karena mama ke sini. " jawab Kania.

Mendengar omongan Kania Bu Santoso terus menghampiri mereka, Neni yang melihat Bu Santoso lalu mendekat.

" Bunda. " kata Neni sambil memeluk Bu Santoso.

Mereka berpelukan sambil menangis haru karena sudah lama sekali tak pernah bertemu.

" Nen kamu kok tidak pernah ke sini bertahun-tahun lamanya, aku sampai tak mengenali kamu. " kata Bu Santoso yang bekaca-kaca matanya setengah menangis.

Neni juga begitu mereka sangat kangen sekali.

" Sudah Bun sekarang Neni kan sudah ada di sini bunda sudah lihat Neni baik-baik saja. " ucap Neni.

Kemudian mereka duduk Neni di samping bunda, sedang Yuda dan Kania di samping Neni. Kania sepertinya tidak mau lepas dengan Neni selalu ingin dekat terus bersandar di samping Neni.

" Bunda bagaimana kabarnya ? " tanya Neni.

" Baik Nen tapi bunda sekarang kelihatan sudah tambah tua ya Nen. " kata bunda.

"Bunda masih seperti dulu kalau Neni melihatnya masih cantik dan kelihatan segar. " ucap Neni.

Pak Santoso yang mendengar ada banyak orang lagi ngumpul dan ngobrol lalu pak Santoso keluar dari kamar.

" Acara apa ini kok kumpul-kumpul ?

" tanya pak Santoso.

" Neni ayah. " kata bunda.

" Neni sudah lama tak pernah ketemu nak. " kata pak Santoso.

Lalu Neni menyalami pak Santoso .

" Bapak bagaimana kabarnya ? " tanya Neni.

" Baik Nen tapi ya begitu namanya orang tua tidak bisa seperti dahulu Nen, sekarang sehat tapi nanti tiba-tiba kepala pusing. " kata pak Santoso.

Yang mendengarkan perkataan pak Santoso semua tertawa.

" Wik buatkan minuman dingin biar segar. " kata Bu Santoso kepada Wiwik.

" Ya Bu. " jawab Wiwik.

Tak lama kemudian Wiwik sudah membawa minuman dingin dan makanan ringan.

" Ayo dik di minum. " kata Yuda.

" Ya ma cepat di minum ini segar minumannya. " ucap Kania.

" Teruskan ngobrolnya bapak mau lihat sepak bola di tv idola bapak. " kata pak Santoso terus meninggalkan mereka, begitu pula Bu Santoso mengikuti pak Santoso.

" Mama jangan pulang tidur sini saja ya sama Kania. " kata Kania setengah merengek.

" Jangan sayang kalau mama tidur di sini eyang utie dan eyang kakung bagaimana kalau mencari mama kasihan kan. 

" jawab Neni.

" O….. begitu ya ma. " kata Kania lagi.

Yuda cuma tersenyum mendengar anaknya ngomong begitu, sambil menggelitiki  pinggang Neni, lalu Neni membalas mencubit tangan Yuda yang menggelitiki pinggangnya.

" Geli tahu antar aku pulang sekarang mas. " kata Neni.

" Di sini dulu sebentar lagi. " ucap Yuda.

" Tapi aku rasanya capek banget ingin cepat- cepat tidur. " kata Neni.

" Ya sudahlah aku antar sekarang. " kata Yuda lagi.

" Kania ikut ma. " kata Kania.

Kemudian Neni pamit Bu Santoso.

" Bun Neni mau pulang dulu. " kata Neni.

" Kok buru-buru Nen. " jawab pak Santoso.

" Ya bapak Neni kapan-kapan mau kesini lagi. " ucap Neni.

" Baiklah salam buat bapak dan ibu Andika Nen, ya pak. " jawab Neni.

Kemudian Neni menggandeng Kania untuk ikut mengantar pulang di ikuti Yuda berjalan menuju mobil. Setelah Neni dan Kania masuk mobil Yuda langsung berangkat menuju rumah Neni.

Sebentar saja sudah sampai di rumah Neni, Kania dan Neni langsung turun dari mobil.

" Mas enggak dibukain pintunya. " goda

Neni.

" Enggak…. katanya bisa sendiri. " jawab Yuda sambil tertawa haa…. haaaa….

" Eyang utie….eyang utie….. "panggil Kania.

" Sayang kok bisa barengan mama ?

" tanya eyang utie.

" Tadi mama ke rumah Kania jadi Kania ikut ke sini ngantar mama pulang, mama tidak berani pulang sendiri eyang utie.

" jawab Kania.

Bersambung