webnovel

BATU PORTAL

Blue adalah seorang yang tiba-tiba muncul dari masa lalu, dia datang dan keluar melalui sebuah batu ajaib yang berada di negerinya. Batu ajaib yang melegenda dan tidak ada yang bisa memecahnya, bahkan Ayahandanya. Tak disangka Blue berhasil memecah batu ajaib itu, dirinya dianugerahi kekuatan yang berlipat-lipat. Di dunia masa depan yang ia singgahi, dia bertemu dengan gadis cantik yang menawan hatinya. Akankah Blue bisa membawa cintanya itu ke masa lalu ataukah Blue yang mengikuti cintanya dan tinggal di masa depan?

NamRas_new · Fantasy
Not enough ratings
10 Chs

7 Kerajaan Blue

"Apa yang kau lihat disana?"

"Kejam, dzalim, peperangan yang maha dahsyat Ayah, dengan peralatan perang yang luar biasa, Mereka bisa membantai tanpa menyentuh, dari jarak sekian kilometer." Blue menceritakan detail keadaan Negeri beda dimensi itu, dari bentuk bangunan-bangunannya, sampai pakaian yang di kenakan oleh penduduk pada zaman itu ia sampaikan secara detail. Dirinya juga mengaku telah berhasil memukul mundur pasukan musuh yang berjumlah ratusan ribu itu hanya dengan dirinya sendiri dan bantuan kekuatan alam yang ia sendiri kaget dengan kedahsyatannya.

"Iya, itulah kekuatan gaib yang didapatkan dari Batu Portal ajaib itu Pangeran, selain bisa membawamu ke dimensi lain, juga memberimu kekuatan yang maha dahsyat," ungkap sang penasehat Raja.

"Tapi fisik Yang Mulia belum memadahi untuk diisi dan mengeluarkan kekuatan sedahsyat itu, karena itu Yang Mulia hampir mati sehabis menggunakannya, untung saja kami berhasil menarik Yang Mulia kesini, kalau terlambat Yang Mulia bisa mati." Penasehat menambahkan kepada Pangeran Blue.

"Lihatlah kecerobohanmu, kamu hampir saja meruntuhkan masa depan Kerajaan ini dengan menghilangnya dirimu, kamu adalah penerusku, Anakku." Titah sang Ayah.

"Ayah, aku ada yang belum terselesaikan disana." Pangeran Blue dengan berat dan hati-hati mengutarakannya. Ia tahu jika ingin kembali ke Negeri masa depan itu pasti akan dilarang oleh Ayahnya, namun Pangeran tetap menyampaikan keinginan hatinya bahwa ia ingin bisa kesana lagi karena ... pada dasarnya ia merasa ada yang tertinggal disana, alasan satu-satunya yang paling berharga adalah Syeina ... gadis yang telah membuat dirinya bertekuk lutut dihadapan si gadis itu. Blue tak mungkin mengatakan alasan yang sesungguhnya, karena itu dia menyatakan alasan lain untuk bisa diijinkan kembali ke masa depan itu. Dia sangat ingin bertemu Syeina lagi dan ingin menyampaikan sesuatu kepadanya.

"Ayah, aku hanya ingin memastikan bahwa Negara-negara kecil korban perang yang berkepanjangan itu benar-benar sudah aman Ayah, karena bantuan seranganku kemarin, tiga tahun mereka dihancurkan Negara-negara besar Ayah, darah dan kematian dimana-mana, aku tak sampai hati melihat mereka karena kami sama-sama manusia, sedangkan seranganku kemarin membuat aku takut kalau mereka menyerang dengan lebih kejam lagi karena tak terima dengan perlakuanku" ucapnya.

"Bagaimana bisa Negaranya hancur? Dimana Rajanya yang payah itu?" bantah Ayahnya.

"Disana tidak ada Raja, pemimpinnya Presiden yang juga disembunyikan agar tidak menjadi korban," terangnya lagi kepada Raja.

"Cih! Memalukan, pemimpin yang tak pantas," hina Ayah kepada Pemimpin Negara itu.

"Kau pikirkan dulu dirimu sebelum memikirkan urusan lain, kau masih lemah, lagipula mereka bukan rakyatmu, jadi bukan urusanmu, kan?" ucap Raja sedikit kesal.

"Ayah, Blue hanya ingin satu atau dua hari kesana Ayah, nanti Ayah bisa satukan lagi batu portal itu. Aku bisa kembali lagi kan, Ayah? Biarkan aku mengayomi dan menyelamatkan rakyat juga Ayah, meskipun bukan rakyatku. Anggap saja ini latihan untukku memimpin Kerajaan. Aku sudah membantu hingga hampir kehilangan nyawaku, biarkan aku menyelesaikan sedikit lagi, aku meminta ditemani pengawal agar Ayah tak khawatir kepadaku." pungkasnya karena dirinya bersikukuh kepada pendiriannya itu.

Sang Raja nampak berfikir, ia berat hati dengan permintaan Blue, namun putranya yang sudah mulai dewasa ini mengatakan hal yang tidak salah juga, harusnya dirinya bangga dengan jiwa Ksatria yang sudah tumbuh dalam dirinya.

Blue terus menatap penuh harap kepada Ayahnya. Dirinya tidak bisa pergi meninggalkan gadis itu dengan cara seperti ini. Ia ingin menyampaikan sesuatu sebelum terlambat untuk mengambil keputusan dan menyesal seumur hidupnya.

"Lakukan dengan cepat, hanya memantau saja kan? Segeralah kembali." Raja berlalu pergi meninggalkan kamar Blue.

"Penasehat kau temani dia dan ajaklah beberapa pengawal hebat kesana dan segera suruh dia pulang," Perintahnya lalu.

"Siap Yang Mulia," jawabnya dengan merunduk.

Wajah Pangeran Blue sangat bahagia diberi kesempatan oleh Ayahnya untuk kembali ke Negara itu menemui gadis pujaan hatinya. Meskipun masih harus beberapa hari ke depan tapi ia sudah tidak sabar menantikan hari itu, dia juga sangat bahagia karena dia tidak tidur sepuluh tahun bahkan tidak ada satu minggu sudah terbangun, pasti Syeina juga sangat senang dengan kehadiran dirinya yang sangat tiba-tiba di hadapannya besok.

Pangeran Blue berusaha mengistirahatkan tubuhnya dengan maksimal agar segera lekas pulih untuk menemui gadisnya itu. Dia tak mau menunggu lagi, keceriaan dalam hatinya menembus wajah fisiknya membuat dirinya tersenyum-senyum sendiri penuh arti.

"Jika butuh sesuatu, katakan padaku, sekarang istirahatlah Pangeran," ujarnya berpamitan meninggalkan kamar pangeran.

"Terima kasih," sahut Blue.

Sore harinya Blue terbangun dari istirahatnya. Dia sekarang mencari Ibunya, selain sangat rindu kepadanya, Blue juga ingin banyak bercerita. Dia berjalan menyusuri istana untuk menuju kamar Ibunya, Sang Ratu.

"Ibu, boleh Blue masuk?" Dia mengetuk pintu tiga kali. Lalu melihat sang Ibu sudah membuka pintu kamarnya.

"Bagaimana keadaanmu?" Ibu menanya kepadanya.

"Sudah sangat baik Ibu, aku merindukan Ibu," ujarnya sembari memeluk Ibunya dengan hangat.

"Aku juga sangat merindukanmu, tadi aku ingin menemani di kamarmu, tapi Ayahmu bilang kamu sedang istirahat. Ibu urungkan pergi kesana dan memutuskan untuk menunggumu saja." balas Ibunya.

Blue langsung terburu-buru mengajak Ibunya masuk kamar dan segera menutup pintu itu seakan hendak mengatakan sebuah rahasia.

"Ibu, aku jatuh cinta dengan gadis itu." Dia berkata menatap berbinar-binar ke arah pandangan mata Ibundanya

"Aku ingin menikahinya dan membawa dia ke istana, dia juga sangat mencintaiku, Bu," cerita Blue kepada Ratu.

"Dia cantik, kan? Memang sudah seharusnya kamu jatuh cinta padanya, dia calon istrimu. Acara pernikahanmu juga akan segera dilaksanakan," jawab Ibunda sambil tersenyum melihat putranya yang sudah dewasa.

"Bukan Ibu, dia bukan Putri Kerajaan seberang, dia gadis lain yang aku temui di Negara masa depan yang kemarin. Dia sangat cantik dan lembut, Ibu pasti juga suka." Blue memeluk Ibunya lagi.

"Aku ingin menikah dengannya Ibu. Dia menyelamatkan nyawaku, dia merawat Blue hingga sembuh selama disana," rayu Blue. Wajah sang Ratu seketika berubah warna. Beliau sangat ketakutan dan khawatir akan Ayahnya, suaminya yang jelas akan marah bila mendengar ini.

"Tidak, Nak. Kamu tidak boleh menikahi wanita lain selain seorang Putri. Itu sudah aturan turun temurun dari keluarga ini. Ayahmu tidak akan suka ini"

"Aku tidak ingin menikah dengan gadis yang tidak aku cinta, aku tidak ada rasa dengan sang Putri, Bu."

"Kamu tidak bisa menolaknya Blue, kecuali kamu ingin Negeri yang puluhan tahun damai ini akan terjadi perang dengan Kerajaan mereka," bantah Ratu.

"Aku harus bagaimana Ibu,"

"Ibu juga tidak tahu, itu sudah keharusan putra dan putri Raja! Inilah yang aku khawatirkan, kenapa putra-putri Raja tak pernah boleh bermain keluar istana. Hal seperti ini yang berbahaya yang kami takutkan." Perempuan berusia 60 tahun yang masih terawat dan masih cantik ini menitikkan air mata, hatinya goyah mendengar curahan hati putranya.

"Akhirnya benar, sekali kamu keluar istana, kamu menimbulkan masalah ini anakku," tambahnya. Ini akan menimbulkan mara bahaya dalam Kerajaan jika sampai terjadi.