webnovel

BATU PORTAL

Blue adalah seorang yang tiba-tiba muncul dari masa lalu, dia datang dan keluar melalui sebuah batu ajaib yang berada di negerinya. Batu ajaib yang melegenda dan tidak ada yang bisa memecahnya, bahkan Ayahandanya. Tak disangka Blue berhasil memecah batu ajaib itu, dirinya dianugerahi kekuatan yang berlipat-lipat. Di dunia masa depan yang ia singgahi, dia bertemu dengan gadis cantik yang menawan hatinya. Akankah Blue bisa membawa cintanya itu ke masa lalu ataukah Blue yang mengikuti cintanya dan tinggal di masa depan?

NamRas_new · Fantasy
Not enough ratings
10 Chs

3 Mengendalikan Angin

Detik-detik peristiwa itu terekam oleh mata semua yang menyaksikan hal luar biasa ini. Tak terkecuali, baik prajurit yang di medan perang atau mereka yang menghuni base camp itu tampak berhamburan keluar turut menyaksikan, terutama Syeina, dia tak mau ketinggalan sedetikpun keadaan Pangeran itu. Tampak angin kencang dan ada juga angin berputar menyerupai puting beliung di area pergerakan musuh. Angin itu lantas menghancurkan material dan banyak persenjataan mereka yang ikut terbawa angin kirimannya.

Terdengar dari pihak musuh suara teriakan aba-aba untuk segera menyerang. Blue pun dengan sigap meluncur di udara.

"HIIIIYAAAA ... AAAAAK!!!!" dia mengirim dan mendorong angin kencang berisikan material-material tadi, batu, kerikil dan angin berputarnya itu ke arah lawan.

Dia melompat dari pucuk reruntuhan gedung ke pucuk reruntuhan gedung yang lain yang masih nampak tinggi itu, untuk memantau dan mengendalikan angin.

Diiringi dengan serangan balasan dari Prajurit perang negeri ini dan sekutunya kepada mereka, bersamaan dengan angin kencang dan puting beliung yang segera memporak-porandakan susunan baris berbaris mereka, juga menumbangkan pepohonan di kawasan ini.

Kawasan musuh merasa buyar konsentrasi karena pandangan yang semakin kabur akibat angin bercampur debu dan kerikil atau batu menyerang tubuh-tubuh mereka. mereka jadi memanah ke segala arah tanpa taktik dan tak tau arah. Meskipun ada saja juga yang berhasil memanah ke arah Blue, Tapi kalah dengan kecepatan angin yang ia kirimkan sehingga meledak di tengah-tengah area dan tak tepat sasaran.

Kini mereka semua menyaksikan bukan cuma partikel kecil yang melayang, Ketika Blue bersujud sejenak lalu lekas berdiri merentangkan keatas kedua tangannya seakan hendak menangkap bola raksasa yang jatuh dari langit, membuat segala benda terangkat dengan tingginya. Semua benda tak terkecuali. Pepohonan yang tumbang tadi, reruntuhan kecil gedung maupun bongkahan besarnya semua mulai terangkat. Membuat semuanya semakin tercengang. Terlebih kaum musuh, mereka mulai sedikit ada ketakutan. Bagaimana jika bongkahan-bongkahan besar gedung itu menghantam kepala-kepala mereka?.

Blue berlari menggiring semua bongkahan itu untuk menerjang mereka semua. Dia berlari maju sangat kencang diiringi bongkahan yang juga semakin kencang di depannya. Ia dorong dengan sangat kuat hingga benarlah, pasukan musuh yang terlihat sangat banyak itu berhamburan, dihantam begitu banyak bongkahan gedung, pepohonan dan lama-lama semuanya terangkat melayang tinggi. Para blok musuh sudah sangat merasa seperti bagai diujung tanduk. mereka dibuat Blue terangkat ke langit oleh anginnya lalu dihempaskan jatuh ke Bumi dengan kerasnya, sehingga banyak yang tewas seketika.

Disamping Blue yang berjuang sekuat tenaga, prajurit negeri dan sekutu mengiringi dengan menombak dan memanah juga pasukan lawan juga. Mereka tak ingin berpangku tangan hanya mengharap serangan angin semata.

Bagi yang masih berlarian tak tentu arah karena angin berada di segala penjuru. Tak urung tertimpa pula oleh bongkahan dan pepohonan juga ikut tewas mengenaskan, ada sebagian musuh berlari ke arah Blok Negeri ini untuk berlindung karena hanya kawasan dimana Blue dan prajurit negeri ini berdiri yang terhindar dari serangan angin kencang dan angin berputar.

Namun tetap seperti memasuki kandang macan, mereka diberantas tak bersisa dengan tembakan-tembakan senapan yang sudah haus darah dari lama tak mendapatkan korban itu.

Blue memastikan semua musuh yang hadir telah binasa, dia siap untuk menghabiskan tenaganya untuk pertempuran demi negeri gadis yang membuat hatinya bertekuk lutut itu. Juga rasa perikemanusiaan yang ia punyai.

Setelah Kabut, angin kencang berisi pasir, batu, kerikil dan angin berputar itu menghajar tanpa ampun mereka semua, tampak lama kelamaan mereka semakin menyurut seakan memberi laporan kepada Blue bahwa musuh telah binasa oleh mereka, mereka semua memberi sinyal untuk meninggalkan arena pertempuran.

Blue berdiri dam melakukan gerakan melambat seperti gerakan-gerakan yoga untuk menutup semua ritualnya hari ini.

Dia merasa kakinya lemas seketika tak mampu menopang tubuhnya, semua tulang belulangnya mendadak lembek, dan badannya panas tinggi diiringi kepalanya yang berputar-putar, dia melemah ... dia merunduk dengan perlahan lalu terjatuh dari reruntuhan yang ia jadikan pijakan kakinya tadi.

Bab inilah yang ditakutkan oleh Syeina, dia dan semua orang. Blue yang pasti sudah sangat lemah di kejauhan sana.

Syeina melihat dia yang terhuyung dan terjatuh itu berteriak dengan kencang

"TIDAAAA .... AAAAK!!!!", dia berlari dengan tergopoh-gopoh karena untuk mengetahui kondisi Blue saat ini, ia membawa kotak obat yang mungkin bisa membantu lelaki itu. Dia berlari dan berlari sambil menangisinya diikuti beberapa rekannya yang ingin segera menolong di belakang Syeina.

Mata bulat berwarna coklat bercahaya yang memiliki bulu mata yang lentik dan berair ini menyaksikan lelakinya itu sedang lemah. Nafasnya juga menghembus dengan pelan. Neira segera memeriksa denyut nadi Blue, dan juga detak jantungnya menggunakan teleskopnya, sebenarnya sudah ada kepala dokter yang berdiri di belakang Syeina, namun dia membiarkan susternya itu memeriksa Blue, karena ia tahu bahwa hanya Syeina lah yang dari kemarin sangat mengkhawatirkan lelaki itu.

"Blue, buka matamu dulu. kamu masih sadar kan? aku ingin membantumu semaksimal mungkin" Dia berusaha menggoyang-goyangkan tubuh lemah lelaki ini. Dia memaksakan diri dengan dibantu rekannya untuk membuka mulut Blue lalu satu persatu di masukkannya obat-obatan sambil dituangkan minum sedikit demi sedikit pada mulutnya agar ia bisa menelannya.

"Semua!, Ayo tolong bawa dia ke base camp, kita akan pasang infus untuk tubuhnya" ucap salah satu dokter berteriak penuh kepanikan, beberapa suster lainnya juga akhirnya turut menangis juga. Dokter merasa harusnya dirinyalah yang berhak melakukan perintah kepada siapa saja, tapi pasien kali ini berbeda, ini adalah pasien dari susternya, ia merasa ingin membantunya tapi rupanya Syeina sudah sangat profesional menangani situasi yang seperti ini.

Beberapa orang perawat pria mengangkat tubuh Blue dan meletakkan diatas tandu, mereka siap membawa tubuh itu masuk ke base camp untuk mendapat perawatan lebih. Para prajurit, Jenderal dan panglima perang yang ada hanya menyaksikan saja peristiwa ini. Mereka juga tak bisa berbuat apa-apa.

Tubuh Blue dibaringkan diatas Bed pasien. Syeina segera memasang infus di tangannya.

beberapa rekan Syeina juga berinisiatif memijit-mijit kaki Blue.

"Blue ... kamu harus kuat ... kamu tak akan mati kan?. Aku tahu kamu manusia hebat, jadi tolong dengarkan suara hatiku ini, aku tidak ingin menunggumu tidur sepuluh tahun lamanya, jangan membuat aku tersiksa selama itu Blue" Bulu mata lentiknya tersapu air mata yang tak bisa ia hentikan. Dia terus berkata-kata dalam hati berharap Blue dengan kekuatan lainnya akan mampu mendengarkannya. Mungkin seperti telepati atau sinyal tertentu yang bisa jadi dia miliki tanpa kita semua tahu. Ia sangat berharap Blue bisa bangun secepatnya dan pulih secepatnya