webnovel

Bab 3* Rencana Licik*

Seketika Danes menoleh ke belakang. Betapa kagetnya dia setelah melihat Pak Syamsul, seorang rentenir yang dia mintai pinjaman uang pada tahun lalu dan sampai sekarang hanya membayar cicilan hutangnya untuk dua bulan saja. Kakinya berubah menjadi lesu dan tidak jadi mendekati ke arah Clarissa. Sedangkan Pak Syamsul terus berjalan mendekati dia. Sampai akhirnya Pak Syamsul menepuk bahunya sambil tertawa.

"Danes, Danes. Kamu mau berlari dariku, kamu tidak akan pernah bisa berlari dariku meski sampai ke ujung dunia. Kebetulan aku di sini mengantarkan istriku yang akan melahirkan. Cepat! Bayar hutangmu sekarang juga! " bentak Pak Syamsul yang membuat jantung Danes berdetak kencang.

Melihat posisi tubuhnya dengan tubuh Clarissa yang sedang duduk di lantai lumayan dekat, dengan tiba-tiba Danes menarik tangan Pak Syamsul dan membawanya ke ruang depan dengan tujuan, supaya Clarissa tidak mendengarnya. Melihat aksi Danes yang sudah berani melawan perkataannya, membuat Pak Syamsul marah padanya.

"Danes! Berani-beraninya kamu menarik tanganku, kamu tidak kenal siapa aku? Aku adalah orang paling nekat di kota ini. Cepat! Keluarkan seluruh isi dompetmu! " bentak Pak Syamsul lagi dengan kasar.

Seketika Danes memberi ucapan yang menenangkan untuk Pak Syamsul supaya tidak berbicara dengan nada yang tinggi.

"Pak Syamsul, maafkan saya Pak, saya pasti akan membayar hutangku. Hanya saja aku akan melunasinya ketika aku sudah menikah nanti. Bapak lihat wanita yang sedang menatap layar laptop tadi kan, nah! Itu adalah calon istri saya yang kaya raya seorang pemilik perusahaan yang besar di kota ini. Bapak tenang saja, pasti aku lebihkan uangnya, " balas Danes dengan nada yang santai.

Mendengar perkataan Danes, Pak Syamsul langsung mempercayai jika ucapan Danes itu benar. Namun, Pak Syamsul meminta jaminan terlebih dahulu kepadanya untuk memastikan bahwa wanita itu benar-benar istrinya. Pak Syamsul memintanya memberikan sertifikat rumahnya beserta surat kendaraan bermotor hanya sebagai jaminan belaka. Jika suatu saat Danes akan membayarnya, pasti dia akan mengembalikan tanpa ada kekurangan satu pun.

Mendengar Pak Syamsul yang menyetujui, hati Danes merasa lega karena telah lolos dari mulut buaya.Dengan segera dia menyerahkan surat kendaraan bermotor miliknya kepada Pak Syamsul sedangkan sertifikat, akan dia antar besok. Sekarang jalan satu-satunya adalah bagaimana caranya agar pernikahan dengan Clarissa di percepat karena mengingat rumah tempat tinggalnya adalah satu-satunya rumah peninggalan kedua orang tuanya. Yang dulunya dia berhutang untuk membiayai pengobatan Ibunya karena Ayahnya telah meninggal ketika dia waktu SMA. Jalan satu-satunya yang ada di pikirannya saat ini adalah memang duduk di samping Clarissa dan mengucapkan kata-kata yang telah di rangkainya tadi untuk menarik perhatiannya.

Dengan langkah yang dia percepat untuk kembali ke ruangan tadi, akhirnya dia mendapati Clarissa yang masih sibuk bekerja. Dia langsung duduk mendekat untuk melancarkan misinya.

"Clarissa, ini sudah sangat malam. Sebaiknya kamu istirahat saja. Aku tidak ingin, wanita yang ku sayangi jika akhirnya jatuh sakit karena kelelahan. Sini, biar aku bantu kamu. Siapa tau aku bisa membantumu, nanti kamu bisa memeriksa kembali hasil kerja yang ku garap agar tidak ada yang salah, " ucap Danes yang sekedar menawarkan hanya untuk basa-basi.

"Terimakasih ya Danes, kamu memang lelaki yang baik. Kamu memang pantas menjadi pendampingku. Walau kita baru saja berkenalan, tapi hatiku merasa nyaman saja jika mendengar perkataanmu. Memang, hari ini aku benar-benar capek sekali. Nanti jika sudah selesai, bangunkan aku saja ya, aku ingin tidur di bawah ranjang Ibu, "balas Clarissa sambil menyerahkan laptop kepada Danes.

Dengan wajah yang tersenyum, Danes menerima laptop dari tangan Clarissa. Meski dia hanyalah buruh pabrik, namun sebelumnya dia pernah bekerja sebagai Direktur. Jadi, mengerjakan berkas untuk presentase adalah hal yang mudah baginya. Tak hanya mengerjakan tugas Clarissa, Danes juga memeriksa bagian pemasukan kantor yang ada di laptop itu. Karena, setelah semua pekerjaan selesai, rasa penasarannya mengenai pemasukan perusahaan, pun muncul tiba-tiba. Dia segera memeriksa seluruh folder-folder yang telah di simpan oleh Clarissa.

Setelah menemukan data pemasukan perusahaan, kedua matanya terbelalak melihat nominal yang tertera di layar monitor. Hatinya semakin bahagia, pikirannya ingin segera memiliki semua yang telah di miliki Clarissa. Selama ini dia belum pernah melihat uang yang nominalnya sampai puluhan milyar dalam satu bulan. Mengingat hutangnya yang selalu di tagih oleh Pak Syamsul dalam waktu dekat, membuatnya ingin melangsungkan pernikahan dalam tempo cepat yaitu lusa. Meskipun dalam hatinya belum ada tanda cinta kepada Clarissa, namun hartanya lah yang membuat dia cinta.

Sesuai apa yang telah di katakan Clarissa tadi,bahwa jika setelah pekerjaan yang di kerjakannya selesai untuk membangunkannya, Danes segera cepat-cepat merapikan semua berkas pekerjaan Clarissa di lantai dan langsung masuk ke dalam ruangan. Secara perlahan tangannya memegang pundak Clarissa untuk membangunkannya. Hanya butuh waktu beberapa detik, Clarissa pun terbangun karena memang tidurnya kurang nyenyak.

"Eh Danes, pekerjaannya ada kesulitan ya? Atau bagaimana? " ucap Clarissa sambil mengucek matanya yang memerah.

"Clarissa, pekerjaanmu sudah selesai. Kamu tinggal memeriksanya kembali. Siapa tau ada yang salah, " balas Danes sambil menyodorkan laptop kepada Clarissa.

Dengan mata yang masih mengantuk, Clarissa memeriksa semua pekerjaannya yang telah di kerjakan oleh Danes. Sedangkan Danes menatap Clarissa sambil memikirkan untuk mengawali pembicaraan mengenai pernikahan dadakan yang di rencanakan untuk lusa. Ketika dia ingin mengawali pembicaraan, tiba-tiba Clarissa berbicara kepadanya terlebih dahulu.

"Wah, kamu hebat Danes! Kok, kamu tau semua ini? Apa sebelumnya pernah bekerja kantoran? Maaf ya, bukan aku bermaksud menyinggungmu, " sahut Clarissa dengan ucapan yang bersemangat.

"Iya Clarissa. Sebelumnya aku pernah bekerja di kantor dan aku menjabat sebagai Direktur. Tetapi, perusahaan tempatku bekerja bangkrut, aku jadi bekerja seadanya di pabrik tekstil, ya begitu lah ceritanya, " balas Danes yang berpura-pura sedih.

Mendengar perkataan Danes, Clarissa menjadi ikut sedih. Dengan segera dirinya menghibur Danes.

"Tidak apa-apa Danes, apapun pekerjaan yang penting halal kan, gak usah di pikirin kalau masalah pekerjaan yang penting ada hasil untuk makan, " sahut Clarissa dengan perkataan yang menenangkan hati Danes.

Mendengar ucapan Clarissa, membuat Danes merasa memiliki kesempatan besar jika pasti Clarissa mau menerima rencana menikahnya dadakan itu. Meski ada perasaan takut jika marah, akhirnya Danes mengeluarkan perkataannya.

"Clarissa, sebenarnya ada yang ingin ku sampaikan kepadamu. Tapi kamu jangan marah ya, aku ingin menikahimu lusa! " ucap Danes dengan perkataan yang terus terang.

"Apa? Menikah? Lusa? " Clarissa menjawab dengan perkataan yang kaget dan membulatkan matanya.

Sedangkan jantung Danes berdetak kencang karena melihat ekspresi Clarissa yang sedang terkejut.

Next chapter