webnovel

Bab 12 * Menumpahkan Keluh Kesah*

Intan kaget karena ada yang memanggil namanya dari belakang. Karena dia sekarang berada di perusahaan milik Clarissa yang pastinya semua orang kantor yang ada di sini tidak ada yang mengenalinya. Dia pun segera menoleh ke belakang.

"Hah! Randy? " ucap Intan dengan spontan.

"Aduh, Intan. Aku sampai capek mencarimu berkeliling kantor yang segede gini. Ayo, kita ke Rumah Sakit saja sekarang," ajak Randy dengan nafas yang terengah-engah.

Tanpa banyak bertanya Intan pun mengikuti langkah Randy.Di dalam hatinya, ada perasaan takut jika terjadi sesuatu pada Clarissa karena tak ada kabar lagi dari Clarissa begitu juga dengan Randy. Wajahnya sampai merah padam karena terlihat habis berlari. Sedangkan Danes, tubuhnya di angkat oleh petugas keamanan yang selalu berkeliling kantor ketika jam kerja.

Selama di dalam mobil, Intan hanya diam saja. Dia takut belum siap menerima kabar buruk jika ada sesuatu dengan Clarissa. Jantungnya pun mulai berdetak kencang ketika mobilnya sudah memasuki area Rumah Sakit. Dia memperhatikan langkah Randy yang keluar dari mobil dengan tergesa. Dia pun semakin panik dan selalu bertanya pada dirinya sendiri.

"Apakah yang terjadi sebenarnya? Kenapa wajah Randy panik? " Intan selalu berucap dengan perkataan yang seperti itu terus.

Hingga akhirnya langkahnya sudah sampai di depan ruangan Clarissa. Karena Randy sudah masuk dari tadi yang memang langkah kakinya sangat cepat, sehingga dia ketinggalan jauh dan Randy sudah sampai duluan tanpa mengucapkan sesuatu padanya. Dari dalam hatinya, dia menghitung dari angka tiga ke satu untuk membuka pintu ruangan Clarissa. Akhirnya telah sampai pada hitungan ke satu dan dia membuka pintunya.

"Surprise! Selamat kepada Nona Intan, " ucap Randy dengan membawa semur jengkol.

Semur jengkol merupakan makanan kesukaan Intan. Randy mengetahui semuanya dari Clarissa. Semua ini juga hasil dari ide Clarissa yang ingin merayakan keberhasilannya dalam melakukan misi pertama. Sedangkan Intan merasa sangat kesal karena sudah di buat panik.

"Ih! Apaan sih Ran, mending aku tadi bersikap biasa saja. Tapi, terimakasih ya sudah membawakan semur jengkol kesukaanku, " ucap Intan sambil mengambil semur jengkol yang ada di tangan Randi.

Sedangkan Clarissa yang sudah tidak sabar ingin mendengar cerita dari Intan, dengan segera dia memanggil Intan untuk menceritakan semuanya. Dengan wajah yang masih kesal, Intan lun menceritakan dari awal sampai akhir. Mendengar keluh kesah Intan, Clarissa dan Randy tertawa lepas. Bahkan Clarissa yang selama ini menjadi istrinya Danes pun tidak mengetahui jika suaminya itu ternyata jorok. Yang sendawa di sembarang tempat. Setelah saling berbincang, Clarissa merancang strategi selanjutnya yang akan melibatkan Randy. Di sini Randy akan menyamar menjadi petugas pembersih sarang nyamuk padahal akan memasang kamera pengintai. Yang nantinya akan datang di rumah Clarissa. Di sini Clarissa bertujuan agar bisa mengetahui benda apa saja yang telah di ambil oleh Danes selama dia berada di Rumah Sakit. Sedangkan Intan akan tetap menjadi penggoda Danes. Setelah menyetujui, Intan pun segera menyiapkan dirinya untuk melancarkan aksi malam ini juga bersama Randy.

_ _ _

Malam hari pun telah tiba. Di hati Intan sudah tidak sabar ingin segera sampai di rumah Clarissa bersama Randy yang akan menyamar menjadi petugas pembersih sarang nyamuk. Sedangkan dirinya akan berpura-pura menjenguknya karena tadi tidak sempat mengantarkan ke Dokter.

Setelah sampai di rumah Clarissa, Randy segera menekan tombol bel Wireless di samping pintu. Sedangkan Intan, duduk di kursi teras. Tak berselang lama, asisten rumah tangga Clarissa membukakan pintu sekaligus mempersilahkan masuk. Begitu juga dengan Danes, dia tampak rapi dan seakan mau pergi entah kemana padahal tadi siang dia kesakitan. Langkah kakinya pun terhenti ketika melihat kedatangan Intan.

"Intan? Kamu kok bisa tau jika rumahku ada di sini? " tanya Danes yang penasaran.

"Iya, tadi aku bertanya sama salah satu karyawan kamu di kantor. Ternyata di sini rumahmu. Wah, ini rumah yang membangun kamu ya? " tanya Intan sambil melirik Randy.

"Iya Intan. Ini adalah rumah hasil perjuanganku dari dulu. Mati-matian aku ingin membangun rumah ini. Akhirnya sekarang bisa menikmati hasilnya," Danes berkata dengan membanggakan dirinya padahal Intan juga tau jika rumah hasil merampok.

"Terus, Mas ini siapa? Apa suami kamu? " tanya Danes yang penasaran.

"Maaf Mas, kenalkan nama saya Randy. Saya akan melakukan penyemprotan sarang nyamuk. Mengingat saat ini adalah musim penghujan. Jadi, saya harap Mas dan Mbak ataupun semua orang yang ada di dalam rumah ini harap keluar untuk sementara waktu, " balas Randy dengan meyakinkan Danes.

Dengan mudahnya, Danes menyetujui ucapan Randy. Bahkan Danes mempersilahkan Randy untuk berlama-lama menyemprotkan desinfektan ke dalam rumahnya karena dia ingin berduaan dengan Intan di taman rumah milik Clarissa. Intan pun menyetujui tawaran Danes karena ini nantinya bisa memperlama Randy jika terjadi masalah saat pemasangan kamera.

Setelah sampai di taman, Danes kembali mengeluarkan kata-kata gombalnya kepada Intan.

"Intan! Makasih ya, kamu sudah perhatian sama aku. Mau menjengukku di sini. Aku tadinya mau periksa lagi karena rasanya perutku masih saja mulas. Setelah kedatanganmu, rasa mulas pun hilang secara tiba-tiba, " ucap Danes untuk mengawali pembicaraannya dengan Intan.

Sedangkan Intan hanya tersenyum sambil mencari kata-kata yang pas untuk menjawab pertanyaan Danes. Akhirnya dia menemukan ide itu.

"Iya Danes, kamu tau kan, aku tadi itu aslinya khawatir. Namun ada panggilan dadakan, jadinya aku ya gitu langsung meninggalkanmu. Em, kamu kok bisa sukses gini, kalau boleh tau semenjak kapan perusahaanmu berdiri? Bisnis apa saja yang paling maju? Siapa tau perusahaan Bapakku bisa bekerja sama dengan perusahaanmu. Biar menjadi tambah besar, " ucap Intan dengan maksud memojokkan Danes.

Mendengar perkataan Intan, perasaan Danes menjadi tak karuan karena bingung mau menjawab apa. Akhirnya dia mengucap dengan asalan. Intan yang mengamati mulut Danes yang selalu berubah-rubah dalam perkataannya, hanya bisa tersenyum. Danes tampak gelagapan ketika di tanyai oleh Intan mengenai masalah makam milik Clarissa.

"Gimana Mas Danes, aku ingin berkunjung ke makam istri kamu. Jika suatu saat kita ingin menikah, aku ingin meminta izin kepada istrimu meski sudah ada di alam lain. Pokoknya titik ya, nggak pakai koma," ucap Intan dengan nada manjanya.

Danes hanya terdiam dan bingung karena dia telah membohongi Intan mengenai masalah meninggalnya Clarissa. Sedangkan Intan terus saja mendesaknya. Tetapi, perbincangan mereka terhenti ketika mendengar teriakan orang minta tolong.

"Tolong! Tolong! " suara teriakan dari dalam rumah Clarissa.

Seketika hati Danes pun lega karena dengan adanya suara itu, setidaknya membuat Intan lupa dengan pertanyaannya tadi. Danes pun langsung mengajaknya untuk mencari ke sumber suara orang yang meminta tolong.