Kok, bisa?

"Terus, kalau gue suka sama lo, harus bilang juga nggak?"

Ucapan Kaivan membuat Jessy melongo. Sebentar ... dia nggak lagi mengigau, kan? Pasalnya, kalau Jessy disuruh memilih satu cowok di dunia ini yang tidak memiliki kemungkinan untuk menyukai Jessy, pilihannya past jatuh pada Kaivan. Selama ini kerjaannya marah-marah sama nyuruh-nyuruh doang. Terus, apa katanya tadi? Suka? Suka ngerjain Jessy maksudnya?

"Jess?" Kaivan mengibaskan satu tangannya di depan wajah Jessy. "Lo ... kaget banget, ya?" tanyanya. "Seseram itu disukain sama gue?"

Jessy mengerjap-ngerjap, lalu kembali mengalihkan tatapan ke tribun depan yang pemandangannya tidak jauh berbeda sejak Jessy tinggalkan tadi, hanya saja beberapa kursi penonton sudah kosong. Jessy menarik napas, menenangkan diri. Iya, jujur Jessy kaget banget. Sesaat sebleum kembali menatap Kaivan, Jessy mengernyit karena menangkap sosok Galaksi dan arjuna yang luntang-lantung kebingungan di bawah sana. Mereka sedang apa?

"Jess?"