webnovel

#4

Angkasa tidak bangun. Dia bahkan tidak bergerak dalam gendongan Helena. Dia sudah tidak akan bangun dan tidak akan bergerak lagi meski Helena memohon sampai relung tubuhnya ikut merasakan kesakitannya. Tenggorokannya hampir tercekat saat Helena merasakan udara menipis. Helena bernafas semakin sulit kala melihatnya untuk terakhir kali.

Helena kecup kening Angkasa begitu lama. Hingga lama-lama air matanya sudah membasahi kening anaknya itu. Dia lemah jika harus menahan diri saat bertemu dengan Angkasa dalam kondisi menyakitkan seperti ini. Dia pikir hari ini dia bisa membuat Angkasa tersenyum, tapi nyatanya takdir illahi berkuasa lebih dari yang dia telah bayangkan.

"Angkasa udah nggak sakit lagi ya sayang? Iya, kan?" Helena terus mengajak Angkasa berbicara meski dia tahu dia tak akan pernah mendapatkan jawaban apa pun. Bahkan untuk sekadar mendengar rengekannya saja dia tidak akan pernah. Semua harapannya harus pupus detik itu juga.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com