1 membosankan

Seorang Gadis dengan rambut dicepol asal sedang membaca novel dengan tenang di balkon apartement nya.

Gadis tersebut bernama Ananda Aurelia Binar Smith, anak kedua dari Fairuz Smith dan Byzanthia Binar. Sedangkan anak pertama mereka bernama Leonardo Brian Smith...

Dia menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 3 sore "ck, perasaan tadi masih jam 9 pagi"-gerutu Nanda sambil beranjak dari balkon apartemen

Setelah itu dia membersihkan dirinya, membereskan apartemen nya, lalu pergi ke rumahnya. Oh tak lupa dia mengunci apartemen nya terlebih dahulu.

Sedikit info, Nanda memiliki apartemen sendiri tanpa sepengetahuan keluarga nya temannya dan lainnya. Hanya dia seorang yang tau, apartemen nya terletak di lantai 20 ...

Ok back to topik

Saat sampai di parkiran, ia  langsung masuk ke mobilnya dan mengendarainya menuju ke rumah. Sebenarnya ia malas untuk pulang ke rumah karena yang diliat orangnya cuma itu-itu aja wkwk jahatnya Nanda

"Aihsss ini pada kenapa dah rame-rame, kan jadi nggak bisa lewat"-gerutu Nanda saat ia baru keluar dari kompleks apartemen.

Terpaksa ia harus turun dari mobil dan mengecek langsung apa yang terjadi..

"Permisi, maaf pak itu didepan ada apa ya? Kok rame banget kan saya mau lewat jadi nggak bisa lewat" Ucap Nanda kepada bapak-bapak yang berdiri paling belakang dari kerumunan tersebut.

"Aduh neng, bapak juga kurang tau atuh... Ini teh bapak baru mau cari tau kenapa rame-rame gini"ucap bapak tersebut sambil menoleh ke arah Nanda sekilas. Sedangkan Nanda hanya mengangguk kepala nya mengerti.

Lalu Nanda berbalik untuk pergi ke arah mobil nya berada. Nanda mengambil hoodie, kacamata hitam beserta masker untuk menutupi sebagian wajahnya lalu dipakai di dalam mobil.

"Permisi, permisi, permisi. Air panass air panas"ucap Nanda sambil membelah kerumunan tersebut, saat sampai di bagian terdepan. Nanda bisa melihat jelas apa yang terjadi, ternyata ada yang tawuran.

"Ck, tawuran"ucap Nanda dibalik masker nya dan bersedekap dada sambil melihat kedua kubu yang hanya menatap satu sama lain dengan tatapan benci.

Nanda mencepol asal rambutnya, lalu berjalan santai ditengah-tengah kedua kubu. Semua orang yang ada disitu melihat gerak-gerik Nanda, tak jarang juga ada yang memuji keberanian gadis itu. Bagaimana tidak? Kedua kubu masing-masing membawa senjata tajam sedangkan Nanda berjalan ditengah-tengah mereka seolah memberikan nyawanya.

"Gue mau lo semua bubar, gue mau lewat jadi gak bisa lewat"ucap Nanda lantang sehingga mereka semua dapat mendengarkan nya.

"Lo siapa ngatur-ngatur, jalan lo? Jalan nenek moyang lo? Enggak kan? Mending lo yang pergi dari sini"ucap pemimpin cowok yang berada di sebelah kiri Nanda, Nanda hanya menaikkan alis nya saat melihat wajah cowok itu sangat familiar.

Nanda mencoba untuk mengingat-ingat kembali wajah cowok itu karena sangat familiar, seperti kenal dekat..

Saat sedang berfikir, pemimpin cowok yang dari sebelah kanan Nanda memukul Nanda dengan tangan kosong nya. Untung saja Nanda bisa langsung refleks menahannya kalau tidak habislah Nanda saat di wawancara dirumah.

Tidak sampai disitu, anak buah dari kubu sebelah kanan menendang nanda. Untung saja Nanda pinter, jadi dia menarik lengan pemimpin cowok mereka dan alhasil anak buah tersebut menendang pemimpin nya sendiri. Nanda hanya cekikikan melihat itu, ternyata ada hiburannya juga.

Saat tersadar sesuatu, Nanda mengecek jam yang ada di tangannya. Lalu ia pergi begitu saja tanpa mengatakan sesuatu..

Ia mengklakson kerumunan di depan mobilnya agar ia bisa lewat...

Tinn... Tin... Tinn

avataravatar