webnovel

Bab 3 Rutinitas Sehari-hari

Keesokan harinya, Kiara bangun pada pukul lima pagi karena dia harus bersiap-siap untuk pergi ke kantor. Gadis itu segera mencuci muka dan menggosok gigi. Dia segera menuju ke dapur untuk membuat segelas air lemon hangat sebelum memulai harinya. Kemudian, dia pergi ke kebun untuk menyirami tanaman dan memetik sayuran untuk membuat sarapan.

Pagi itu Kiara memasak roti panggang, telur omelet keju dan salad buah. Dia juga tidak lupa membuat secangkir teh susu English breakfast favoritnya untuk menemani sarapan. Setelah selesai, Kiara segera mandi dan bersiap-siap pergi ke kantor.

Kantor gadis itu terletak di area Southbank yang berada di tengah kota. Hari ini Kiara memutuskan untuk mengendarai mobilnya ke kantor karena dia berencana menjemput Audrey dan mereka akan makan malam bersama. Semalam, Audrey mengatakan dia ingin menyampaikan sesuatu kepada Kiara.

Setibanya di tempat parkir, Kiara segera merapikan penampilannya, lalu mengambil tas kerja dan kotak bekal makan siang. Dia berjalan menuju lift dan langsung naik ke kantornya di lantai tujuh.

"Selamat pagi Dokter Kiara." Salah seorang resepsionis menyapa Kiara.

"Selamat pagi, apakah ada pesan untukku?" balasnya dengan sopan.

"Tunggu sebentar, saya akan memeriksa terlebih dulu." kata resepsionis.

Setelah beberapa detik, dia menjawab, "Manajer Callaghan mengundang dokter untuk mengikuti rapat membahas obat yang baru dikembangkan oleh kantor pusat. Rapat akan diadakan pukul 09.30."

"Terima kasih," balas Kiara singkat.

Dia segera pergi ke kantornya untuk mempersiapkan diri sebelum rapat.

Ternyata perusahaan mereka menemukan formula obat baru untuk membantu mengatasi osteosarcoma yang biasanya menyerang anak-anak dan remaja[1]. Rapat selesai beberapa menit sebelum makan siang. Kiara kembali ke kantornya untuk mengambil tas bekal sebelum berjalan ke kantin perusahaan. Menu Kiara siang ini adalah nasi multigrain, daging sapi yakiniku, asparagus yang dibalut bacon dan juga tamagoyaki. Beberapa orang rekan Kiara memuji bento yang terlihat aestetik itu.

Ketika Kiara berjalan ke kamar mandi untuk mencuci tangan, tiba-tiba dia terpeleset sehingga jatuh membentur lantai.

"Kiara! Apakah kamu tidak apa-apa?" teriak Kathy. Dia buru-buru membantu rekan kerjanya untuk berdiri.

"Hei, hidungmu berdarah!" kata Emma sambil mencari tissue di tasnya.

"Aku tidak apa-apa," kata Kiara dengan lemah. Gadis itu segera memeriksa hidungnya.

Ketiga orang gadis itu tidak memperhatikan ada setetes darah yang jatuh ke kalung Kiara dan langsung menghilang. Tiba-tiba ada sinar berwarna hijau yang menyelimuti koridor, tetapi mereka bertiga tidak dapat melihat sinar itu.

Kathy dan Emma ingin mengantar Kiara ke klinik perusahaan, tetapi Kiara menolak karena merasa dirinya tidak mengalami gegar otak. Namun, dia berjanji akan pergi ke rumah sakit jika merasa pusing atau muntah-muntah.

Sisa hari itu berjalan dengan lancar. Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul enam sore. Kiara segera membereskan meja, lalu menyimpan semua dokumen penting di dalam laci sebelum akhirnya mengunci laci tersebut.

Mobil Ford Escape berwarna silver milik Kiara meluncur ke kantor Audrey yang tidak terlalu jauh. Area perkantoran di kota Melbourne memang terkonsentrasi di area Southbank dan pusat kota. Audrey bekerja sebagai CEO perusahaan ekspor impor milik keluarganya. Sementara itu, keluarga Audrey merupakan distributor produk-produk Korea di wilayah Australia dan New Zealand.

Kiara segera menghubungi sahabatnya ketika tiba di depan kantor.

"Ibu suri, aku sudah sampai. Kamu ada di mana?" tanya Kiara dengan santai.

"Tunggu sebentar, aku sedang menunggu lift. Beri aku waktu 5 menit. Malam ini kamu mau makan apa?" balas Audrey.

"Hmm… bagaimana kalau kita makan masakan Thailand? Tiba-tiba, aku ingin makan tom yum." saran Kiara.

"Boleh. Liftnya sudah datang. Sampai jumpa di bawah." kata Audrey sebelum memutus sambungan telepon.

Kiara menunggu sahabatnya turun sambil mendengarkan lagu terbaru G.E.M. Tidak lama kemudian dia melihat sosok Audrey di tempat parkir.

"Maaf membuatmu lama menunggu." kata Audrey setelah masuk ke dalam mobil.

"Tidak masalah, aku tidak menunggu terlalu lama." balas Kiara.

Mobil kembali meluncur di jalanan Melbourne. Jalanan sedikit padat karena banyak pekerja kantor baru pulang. Akhirnya, mereka memutuskan untuk makan di restoran thai yang terletak di Bridge Road. Restoran ini cukup dekat dengan rumah Kiara dan restoran ini merupakan cabang restoran masakan thai di Okinawa, Jepang.

Kiara selalu mengunjungi restoran itu ketika dia berlibur di Okinawa. Dia bahkan sempat menyarankan agar pemilik restoran membuka cabang di Melbourne. Siapa sangka restoran itu benar-benar membuka cabang di kota ini.

Dekorasi restoran ini tampak rapi dan terlihat sangat bersih. Furnitur restoran didominasi oleh kayu dan terdapat beberapa lukisan serta patung khas Thailand. Kedua gadis itu memutuskan untuk berbagi makanan.

Mereka memesan sup tom yum, nasi putih, ayam kari hijau dan juga lumpia sayur. Untuk minuman, Kiara memesan lemon and lime bitters kesukaannya, sedangkan Audrey memilih untuk memesan es jeruk peras.

"Kiara, hyung akan menikah bulan depan dan ibu memintaku untuk mengundangmu. Apakah kamu bisa menghadiri resepsi pernikahan hyung? Kami akan mengadakan resepsi di Busan. Ayah dan ibuku meminta hyung untuk mengikuti tradisi dan mengadakan pesta pernikahan di rumah leluhur kami. " Audrey memulai pembicaraan.

"Kak Jaeyong akan menikah?!" tanya Kiara dengan mata melebar karena kaget.

"Ya, usia hyung sudah hampir 32 tahun. Jadi kedua orang tuaku memintanya untuk menikahi eonni Jieun. Apalagi, mereka sudah berpacaran selama tujuh tahun." Audrey memberi penjelasan.

"Baiklah. Aku akan datang ke pesta pernikahan Kak Jaeyong. Kapan kamu kembali ke Korea? Aku yakin ibumu pasti akan memintamu untuk membantu persiapan pernikahan." kata Kiara sambil meminum lemon and lime bitters-nya.

"Aku sudah memesan tiket untuk hari Rabu. Kiara, kamu belum pernah mengunjungi Korea, bukan? Bagaimana kalau kita pergi ke pulau Jeju Bersama-sama? Aku ingin sekali mengunjungi kafe milik GD." Audrey membujuk sahabatnya dengan puppy's eyes.

"Jeju? Aku dengar seafood di pulau itu sangat terkenal. Boleh, tapi kamu harus menemaniku untuk mengunjungi museum teh milik Ossuloc." Kiara tidak mau kalah.

"Deal! Kita akan pergi setelah resepsi pernikahan hyung. Aku akan mengatur semuanya, kamu jangan khawatir" janji Audrey.

Keduanya segera menyantap makan malam yang sudah tersedia. Setelah selesai makan, Kiara mengantar Audrey pulang. Sesampainya di rumah, gadis itu segera mandi, lalu mengerjakan novel yang sedang dia terjemahkan. Waktu menunjukkan pukul sebelas malam saat Kiara selesai. Dia menggosok gigi lalu pergi tidur.

[1] Osteosarcoma adalah jenis kanker tulang yang bermula di sel-sel pembentuk tulang. Osteosarcoma dapat menyebabkan penderitanya tidak bebas bergerak, pincang, bahkan mengalami patah tulang tanpa sebab yang jelas. Berdasarkan penelitian, osteosarcoma kerap menyerang anak laki-laki, terutama pada usia 15 tahun. Meski demikian, osteosarcoma juga cukup sering terjadi pada orang yang berusia lebih dari 60 tahun.