1 0;1 Bayangan

"Berhenti membuat seseorang bingung dengan tingkah laku bodoh mu."

___________________________

"Berenti!" hadang seorang cowok berkulit putih tersebut.  "Lo... pacar Ryan kan?" tanyanya kembali sembari mengubah posisi berhadapan dengan gadis berkucir kuda dengan poni di atas alisnya.

"Siapa?" dahi cewek itu berkerut, melihat tingkah laku cowok aneh didepannya membuat dia kebingungan setengah mati.

Ini kali pertama bagi Ternita dicegat seorang cowok, apalagi didepan gerbang sekolah yang notabenenya cukup ramai.

Ni cowok berani gitu mau malak gw didepan umum? batinnya tak habis pikir.

"Gw tau, lo pacar Ryan kan? Karna lo pacar Ryan lo harus ikut sama gw!" tegas Bagas andara. Anak hitz yang paling populer seantero jagat raya.

"Lo gila ya?" mata Ternita terbelalak. Tangan nya diseret paksa dengan keras oleh cowok berjaket kulit didepannya ini. Meski sekuat tenaga ia menolak untuk ditarik tapi tenaganya tak sebanding dengan Bagas.

"Lepasin woyy! Sakit tau!" erang Ternita kesakitan.

Tangannya yang putih itu sekarang memiliki garis lengkungan merah bekas cap tangan Bagas yang tadi menariknya dengan paksa. "Lo apa apaan sih?, Gw gak kenal sama lo! Gw juga bukan pacarnya Ka Ryan." ungkap Ternita ngos ngosan. Suaranya cukup nyaring hingga bisa terdengar sampai keujung sekolah.

"Shuttt!, Diem!" perintah Bagas. Tangannya mendekap dimulut Ternita agar gadis itu berhenti mengoceh hal yang tidak tidak. Ia hanya ingin mengetahui apakah gadis itu pacar dari musuh bebuyutannya atau bukan.

Ia tidak berniat untuk menyakitinya, hanya seedikit ancaman aja supaya dia ngelapor sama pacar tersayangnya. Itu keinginan Bagas.

Tapi belum sempat cowok berambut model landak itu sempat berbicara, tangannya lebih dulu digigit Ternita dengan keras. Setelah dirasa cukup ia menginjak kaki Bagas dan memberikan satu bogem keras tepat dititik vital perutnya. Namun Ternita belum puas! Ia masih memberikan pukulan bertubi tubi tampa henti disekitar tubuh Bagas bagai tak ada ampun baginya sekarang.

"Aw, aw, aw!" suara Bagas tak henti hentinya meminta pengampunan.

"Sorry, sorry gw gak bermaksud apa apa. Berenti dong sakitt!" ia bermaksud mengibarkan bendera putih menandakan ia menyerah.

Ternita menganggukan kepala. Ia sadar pukulannya itu bisa saja membuat Bagas pingsan ditempat, tapi untungnya Bagas gak selemah itu untuk memperlihatkan bagaimana keadaan dirinya yang dipukul habis habisan seorang cewek.

"Lo beneran cewek?" tanya Bagas yang tak percaya kekuatan Ternita seganas itu.

"Iye, gw cewek."

Terpaksa mau tidak mau Ternita harus me-mapah Bagas sampai UKS. Cowok yang ganas diawal tadi menghilang dan menyisakan sikap lemah, payah bak anak kecil yang ditinggal oleh orang tuanya.

Untung keadaan di UKS sepi, membuat Bagas merasa lebih lega, pasalnya jika ada salah satu temannya yang melihat, habis dirinya menjadi bahan ejekan.

"Lo ngapain sih tadi narik gw?" tanya Ternita yang masih kebingungan.

Wajah Bagas sedikit bingung,

"Lo pacarnya Ryan ya?" Ujarnya takut.

"Gw cuma nanya doang kok, santai dong."

"Ngape sih pengen tau banget? Mau gw ceweknya atau bukan. Emang itu urusan lo?" tegas Ternita cuek namun penekanan ditiap katanya.

"Kalo gitu lo mau jadi pacar gw aja gak? Lumayan juga sih gw lagi jomblo."  ajak Bagas sambil mengulum senyum simpul penuh arti di garis bibirnya.

"HAH?" mata Ternita terbelalak mendengar pernyataan bodoh dari cowok yang baru ditemuinya hari ini sepulang sekolah.

"Percaya aja sama gw. Lo bisa jadi cewek terkenal secara instan." tambahnya sambil mengacak ngacak rambutnya dengan penuh percaya diri.

"Gak." tolak Ternita dengan satu kata. Bagai tak percaya Bagas mengulang pertanyaanya beberapa kali. Baru kali ini dia ditolak cewek apalagi tampa babibu.

"Lo... Bercanda kan?" Bagas kembali meyakinkan.

"Najis!" umpat Ternita tepat diwajah anak paling hitz seantero sekolah.

Gak! Ini gak mungkin! Gw gak mungkin di tolak cewek, apalagi cewek yang bentukannya kayak gini.

"Lo serius?"

"Ya."

Bagas terdiam tak menyangka dirinya akan ditolak mentah mentah bahkan sesudah menebarkan pesona mautnya. Cowok bernama asli Bagas Andara iti tampak tak bergeming ditempat sesaat.

"Woy." Ternita menepuk pundak Bagas yang masih kaku ditempat.

"Btw, tadi lo nanya gw pacarnya Ryan atau bukan. Emang kenapa?"

"Bukan urusan lo." Bagas tampak kesal. Ia langsung pergi meninggalkan Ternita yang sudah berbaik hati mengobatinya.

Ni cowok sinting ya?

avataravatar
Next chapter