webnovel

Baby's Dragon

Leo, Penyihir berusia ribuan tahun terbangun dalam wujud bayi setelah lama tertidur demi memulihkan tubuhnya pasca perang yang tak berkesudahan. Namun ketika ia keluar dari Ruang Jiwa ... "Baby ... ," Seekor Naga jantan, menatap batita kecil di depannya dengan mata yang berkilau cerah. Iris emas itu penuh kebahagiaan dengan sentuhan kejutan yang tak tertahankan. "Baby, panggil Papa." " ... ." Sebentar ... BUKANKAH MEREKA BEDA SPESIES?! BAGAIMANA BISA NAGA INI MENGANGGAPNYA ANAK?! Leo sakit kepala. Degan tubuh bayi dan bahasa Naga yang terdengar cadel, pada akhirnya ia mendidik Ayah angkatnya dari Naga Primitif yang konyol dan idiot, menjadi seekor Naga berdarah murni yang berwibawa. Oh, ini Papanya! Leo bangga. Namun sayang, masa depan selalu tidak terduga. Art Cover by: Fai

AoiTheCielo · LGBT+
Not enough ratings
65 Chs

8. Pagi di Negeri Ion (I)

Leo adalah yang pertama terbangun.

Ketika cahaya matahari menyapa dan menembus permukaan kaca dari jendela pranciss yang besar, sepasang iris emas terbuka begitu saja. Tidak ada rasa kantuk di sepasang kelereng yang bulat, hanya kejelasan seolah ia telah bangun sejak lama.

Bagaimana bisa Leo tertidur dengan mudah? Selain dengan Ayahnya dan Micro, remaja perak ini sangat sulit untuk tidur. Bahkan suara kecil, akan membuatnya terbangun. Karenanya, setiap kali tertidur, Cosmos akan membuat lapisan pelindung yang mengisolasi suara dan cahaya. Memastikan bahwa tidurnya nyenyak dan nyaman.

Namun sejak Naga Perak itu tidak ada, Leo hanya bisa tertidur dengan dangkal. Ia memang tidak selalu tidur dengan Ayahnya, tetapi aroma dan keberadaan yang jauh lebih kuat akan membuatnya merasa aman dan terlindungi. Itu sebabnya, ketika tidak ada yang lebih kuat untuk menjaganya di saat yang terlemah …

Leo kerap tidur di dalam ruang jiwanya.

Namun satu kamar dengan Merci, tidak mungkin membuatnya tertidur di dalam ruang jiwa. Jadi, sang Penyihir hanya bisa memejamkan mata, merilekskan tubuh dan pikirannya. Secara tidak sadar, ia akan tertidur dengan dangkal. Namun ketika mendengar sedikit saja suara asing, kesadaran akan langsung mengetuknya.

Sangat beruntung bahwa kamar para Penyihir memiliki isolasi suara yang baik. Namun sayang, pergerakan Micro ketika berganti posisi akan selalu membangunkannya. Insting yang dibawa sejak lama membuatnya tidak bisa begitu saja santai. Jadi, ketika semua orang masih terlelap, Leo merasa sudah waktunya untuk bangun.

Menatap sekeliling dengan linglung, sosok perak itu mengubah posisi berbaring menjadi duduk sehingga dapat memandang sekitarnya dengan baik.

Tidak seperti kecanggihan dan kemewahan zaman ini, Kastil tua berusia ribuan tahun dipertahankan dengan baik. Ruangan ini sangat luas dengan dinding berwarna biru muda yang lembut. Kasur ukuran king size dengan empat pilar yang menopang kelambu tidur yang tertutup memberikan nuansa kuno yang indah. Benang emas bersulamkan dengan baik, mengikat di sepanjang garis kelambu putih transparan. Kasur yang begitu mewah dan empuk ditempatkan di tengah-tengah ruangan.

Jadi, ketika cahaya matahari menembus permukaan kaca di jendela prancis, cahaya dengan lembut menimpa kelambu dan membuat suasana remang yang secara alami tidak akan membutakan mata Penyihir saat terbangun dari malam hari.

Leo berkedip, menoleh dan menatap singel bed berada di sebelah pintu ganda yang tertutup. Kasur coklat dengan ukiran emas itu terlihat sama mewahnya, tetapi jelas tidak menakjubkan seperti kasur yang ia tiduri ini.

Merci masih tertidur. Naga muda itu terlihat lelah. Beruntung, si biru bukan tipe yang mendengkur saat tidur dan jarang bergerak sehingga Leo tidak benar-benar menderita dengan tidur dangkalnya.

Menatap sekeliling, ruangan mewah ini tidak memiliki terlalu banyak perabotan. Hanya beberapa lemari kosong yang disediakan khusus untuk menaruh barang, juga meja belajar. Pada dinding, terdapat berbagai macam lukisan yang cukup menarik. Ada juga balkon yang menghadap langsung ke sebuah taman.

Keluar dari dalam kelambu, kaki putih itu menginjak karpet tebal yang memenuhi seluruh lantai. Hal ini membuat setiap langkahnya tidak bersuara. Jadi, ketika akhirnya Leo mandi dan membersihkan dirinya, Merci baru terbangun karena suara si perak yang cukup keras untuk membuka pintu.

"Ah? Apakah mau kubawakan sarapan?" menyadari Leo sudah bangun, hal pertama yang ditanyakan Naga Biru adalah sarapan. Melihat sosok putih yang mengenakan celana pendek selutut dan kaos hitam polos, Merci menyadari bahwa Leo sudah mandi.

Yah … si perak tidak menggunakan piama kesayangannya lagi. Merci sudah terbiasa dengan kebiasaan Penyihirnya untuk bangun pagi, tetapi agak tidak menyangka bahwa sosok perak masih akan bangun begitu pagi padahal jelas mereka semua sangat lelah.

"Tidak, aku mau makan di bawah saja," tolaknya, lalu menguap dan kembali merangkak masuk ke dalam kelambu. "Cepat mandi, lalu kita sarapan," perintahnya seraya jatuh ke atas kasur empuk dan memejamkan mata.

Merci mengerutkan alis. "Kenapa tidak tidur lagi? Ini masih terlalu pagi."

Acara baru akan dimulai malam hari, tidak masalah untuk tidur sampai siang. Naga Biru siap untuk membawakan Penyihirnya sarapan dan makan siang.

"Aku mau berkeliling," Leo menguap. "Mandilah, lalu kita ke bawah dan sarapan. Oh, bangunkan aku bila kau sudah mandi."

Setelah itu, sang remaja memejamkan mata. Seolah sangat mengantuk dan tidak bisa bangun lagi. Merci menghela napas. Oh, kenapa si perak begitu keras kepala? Bangkit berdiri dan masuk ke dalam kamar mandi. Tepat saat pintu tertutup, isolasi suara yang baik membuat ruangan menjadi hening.

Lalu kali ini .. Leo benar-benar tertidur.

Oh, terima kasih untuk Naga Biru yang suka mandi. Remaja Diandra bisa lebih dari 1 jam hanya untuk mandi. Hal ini cukup untuk membuatnya tidur dengan nyenyak. Merci mandi begitu bersih dan harum hingga aroma naganya sendiri tidak pernah tercium di hidung si perak.

Entah karena aroma sabunnya terlalu kuat atau karena Merci sudah mampu mengendalikan aroma tubuhnya sendiri. Yang mana pun itu, Leo tidak peduli. Toh nanti, saat Ayahnya datang, Naga Perak sudah pasti akan dengan gila memeluk dan menciumnya. Lalu tidak akan habis-habisnya menempel agar aroma tubuh Naga Perak menempel erat dan bertahan lama di tubuhnya.

Seekor Naga tidak akan mampu untuk membiarkan kesayangannya disentuh Naga lain. Leo sangat menyadari keposesifan ras Naga. Namun sosok perak tetap tidak bisa menahan diri untuk bermalas dan bermanja. Salahkan Papanya yang dengan jahat melunakkan sifat keras kepalanya. Bertahun-tahun bersama, secara perlahan pikiran tuanya bengkok menjadi arah yang aneh.

Ada kabar buruk ... kantorku sangat sibuk untuk mengurus persiapan akhir tahun. Mungkin akan memakan waktu sampai januari tahun depan, tetapi semoga saja tidak.

Ini hanya peringatan manis, karena 'chapter terakhir' yang kuperbarui adalah untuk uplod sampai bulan Desember dan aku belum memperbarui apapun karena kesibukan ...

Semoga saja sempat untuk lanjut menulis.

Ngomong-ngomong, aku benar-benar berterima kasih untuk kalian yang membaca cerita ini! Sampai jumpa di chapter depan!

AoiTheCielocreators' thoughts