webnovel

18

azkiya pun keluar kamar nya , dengan perasaan yang masih kesal , " makan " ujar arka yang sedang fokus main game

" iya , ini mau makan " ujar azkiya

azkiya berjalan ke meja makan dan menyendok nasi dan lauk , setelah makan azkiya duduk di sofa menemani arka yang sedang main game.

" ke lapangan basket yuk ," ajak arka ke azkiya

" ngpain?"

" numpang makan , ya main basket lah " ujar arka

" abang aja sendiri kiya lagi bad mood "

" makannya temenin bang arka biar ga badmood " ujar arka

" yaudah kapan?" ujar azkiya menyenderkan tubuh nya yang lumayan pegel

" sekarang " ujar arka

" kiya ga bisa main basket bang arka main sendirian ?" tanya azkiya

arka berbalik badan menghadap azkiya , " ajak azka " ujar arka

" yaudah abang aja yang ajak " ujar azkiya fokus memain kan ponsel nya

" chat aja , bang arka ga punya nomer nya " ujar arka kembali memainkan game

" ah ribet banget sih " ujar azkiya

azkiya pun mengirim pesan ke azka...

azkiya

azka!

azka

ha?

azkiya

bang arka ajak lo main basket

azka

bang arka? tumben kapan?

azkiya

sekarang

" udah " tanya arka ke azkiya

" emm udah "

ngga lama kemudian , ketukan pintu dari luar , arka bangun membuka kan pintu nya ,

" main basket yu bro , " ujar arka mengajak azka untuk main basket bersama

" ayo , dimana ?" tanya azka

" di lapangan "

" oke " arka merangkul azka keluar rumah , azkiya yang masih duduk di sofa pun di lupakan oleh abang nya.

" gue?" tanya nya menunjuk diri nya sendiri

azka melihat kebelekang , " azkiya ga ikut?" tanya azka ke arka

" oh iya bentar bentar gua ajak dulu" ujar arka kembali ke dalam rumah nya

arka menongol kan kepala nya di pintu , " ki ayo " ujar nya sambil menyengir

" udah sono berdua aja , kiya di lupain " ujar azkiya ngambek mengerucut kan bibir nya ,

arka menghampiri azkiya dengan senyuman , " ututu adek abang ngambek , ayo ayo sayang"

ujar arka menarik tangan azkiya

sebenar nya dulu arka ingin banget punya adik laki laki , supaya ada teman main nya makan nya ga heran kalau dia baik banget ke azka.

azkiya berdiri dari duduk nya , " yaudah duluan , nanti kiya nyusul kiya ambil minum dulu buat bang arka " ujar azkiya

" oke , dua ya buat azka juga " ujar arka mengusap ngusap kepala azkiya

" emm "

arka pun kembali keluar rumah dan menghampiri azka yang sedang duduk di bangku halaman ,

" yo bro , kiya lagi ngambil minum nanti nyusul"

" oke ," ujar azka tersenyum

mereka berjalan ke arah lapangan basket , sedangkan azkiya berbaring di kasur nya ,

" ah dari pada panas panas an nungguin mereka main basket mending tiduran " ujar nya menjatuhkan tubuh nya di atas kasur.

notifikasi whatsap nya pun berbunyi , pesan whatsap dari luna , azkiya langsung membuka nya.

luna

ki lagi ngapain ?

azkiya

ga lagi ngapa ngapain , lo?

luna

sama gabut nih keluar yuk

azkiya

mau kemana

luna

ga tau seterah lo

azkiya

gue di suruh temenin bang arka sama azka main basket lo mau ikut?

luna

boleh deh gabut banget gue di rumah rafi lagi pergi ga bisa di ajak jalan.

azkiya

yaudah kesini ke rumah gue

luna

okee , otw sayang

azkiya menaru kembali ponsel nya , menunggu luna datang ke rumah , jarak dari rumah luna ke rumah azkiya ga begitu jauh cuma sepuluh menitan aja.

azka menelpon azkiya

panggilan azka

azka

halo

azkiya

iya?

azka

lu kemana , nyasar?

azkiya

bentar gue lagi nunggu luna , nnti gue kesana

azka

cepet di suruh bang arka

azkiya

iya iya bawel

azka mematikan telpon nya , ga lama kemudian luna pun datang , " azkiya " teriak nya dari luar rumah azkiya , azkiya yang masih malas malas an di atas kasur pun akhir nya bangun dan membuka kan pintu untuk luna.

" haallo " ujar luna melambaikan tangan nya di depan azkiya , azkiya pun tersenyum ,

azkiya melirik dari atas sampai kebawah kaki luna, " lo mau pergi kegunung lun? rapet banget "ujar azkiya menertawain luna ,

luna memakai hodie tebal berwarna pink , dan jeans panjang berwarna hitam ,serta topi dan kacamata.

" kan mau kelapangan biar ga gosong nanti ayang gue jadi ga suka kalo gue gosong" ujar luna membenarkan topi nya yang sudah rapih.

azkiya masih tidak bisa berhenti tertawa ,

" oke oke ayo deh tadi udah di telpon azka " ujar azkiya

azkiya membawa 2 botol air putih dan tissu ,

mereka pun berjalan ke lapangan untuk menghampiri azka dan arka.

" kok lo bisa telat tadi , lo bangun jam braapa?" tanya luna ke azkiya

" gue bangun pagi , cuma telat gara gara ga ada ojek sama macet juga tadi " ujar azkiya

" ojek? lah pak joko kemana?" tanya luna

" ga tau di liburin kali " ujar azkiya

" kok bisaa? tapi tenang aja , udah gue catetin kok materi buat lo " ujar luna dengan senyuman nya

azkiya memeluk gemes luna , " aahh makasih emang lo sahabat gue yang paling baik" ujar azkiya

" iya dong , kan lo juga begitu kalau gue ga masuk lo nyatetin punya gue juga , " ujar luna

azkiya mengagguk sambil tersenyum , sesampai nya di sana arka berjalan menghampiri azkiya , " kata nya ambil air doang kok lama banget " ujar arka mengambil sebotol minum yang ada di tangan azkiya

azkiya hanya menyengir tampa memberi alasan , arka melihat ke arah luna " he luna kapan dateng nya " tegur arka ramah ke luna

luna membalas senyuman dari arka , " baru ka" ujar luna

azkiya menghampiri azka yang sedang memasukan bola basket berkali kali ke dalam ring , " nih " ujar nya menyodor kan sebotol minuman nya ke azka ,

" thanks ya" ujar nya

baru beberapa menit bermain basket baju azka sudah seperti orang yang mandi keringat , " basah banget baju lo " ujar azkiya

wajah azka yang berkeringat cukup banyak membuat aura ketampansn nya keluar.

" iya panas soal nya " ujar azka mengelap keringat nya dengan baju nya membuat perut sixpack nya terlihat , azkiya hanya bengong melihat perut azka yang menggoda ,

luna datang mengusap wajah azkiya , " heh sadar lihat apa lo?" ujar luna meledek azkiya dan tertawa puas

serti biasa pipi azkiya pun memerah karna malu , " apaan sih ngga ya ampun" ujar azkiya memaling kan wajah nya

azka yang melihat hanya tersenyum.

" kata lo , nanti lo mau punya cowo yang sixpack itu azka sixpack " ujar luna asal ,azkiya menutup mulut luna dengan cepat.

" luna lebih baik lo diam " ujar nya tersenyum

luna melepas kan tangan azkiya dari mulut nya , " iya iya gue diam" ujar luna mencari aman

karna merasa malu , azkiya pun kembali menghampiri abang nya , " nih " ujar azkiya menyodor kan tisu ke arka untuk mengelap keringat nya yang menetes ,

" uh makasih kiya " ujar arka mengambil beberapa tissu dan mengelap nya.

setelah beberapa menit mereka beristirahat , azka dan arka pun kembali bermain ,

luna yang sudah siap siap untuk menyemangati arka dari tadi , " go bangka go bangka go " ujar luna dengan penuh semangat.

" bangka ? bangka siapa?" tanya azkiya

" bangka , abang arka " ujar luna tertawa

azkiya pun ikut tertawa , " lucu banget bangka" ujar nya

suara luna yang cempreng membuat lapangan menjadi rame , kalau ga ada luna mungkin cuma ada bunyi pantulan dari bola basket dan ring.

" ayo ki bangun gue semangatin bang arka lo semangatin azka " ujar luna menarik tangan azkiya untuk bangun

" ogah , males " ujar azkiya

" ayo ayo" paksa luna berhasil membuat azkiya berdiri

" ayoo go bangka go bangka go bangkaa semangat " teriak heboh luna membuat azkiya sangat malu walaupun di lapangan hanya berempat.

" lo teriak go azka go azka go , gitu" ujar luna mengajar kan azkiya

" go azka go azka go" suara azkiya yang hampir tidak terdengar

" yang semangat dong ki , " ujar luna

" malu lun "

" ayo buruan , "

azkiya mengumpul kan keberanian nya , " go azka go azka go" teriakan nya yang lebih keras dari luna

arka dan azka menengok secara bersamaan dan tertawa menertawain azkiya dan luna yang sedang paduan suara.

mereka tertawa hingga jatuh ke tanah menahan perut nya yang sakit , " kalian kenapa sih " ujar arka

" lo si ah di ketawain kan " ujar azkiya memukul pelan luna

" nyemangatin , ayoo semangat " ujar luna tak tahu malu , azkiya yang sudah sangat malu pun kembali duduk dan hanya melihat mereka .

saat arka ingin mengoper nya ke azka , bola mendarat di kepala azkiya , " aduh " ujar azkiya mengelus kepala nya yang pusing.

arka berlari ke azkiya ," eh maaf maaf ki , sakit ga?" ujar arka panik membantu mengelus kepala azkiya

" ngga gpp , abang lanjutin aja main nya " ujar azkiya

kepala nya terasa seperti ada burung burung yang memutar di kepala nya , " bener gpp ?" tanya arka mengecek apakah kepala azkiya benjol atau ngga

" iya gpp " azkiya duduk kembali tegak dan tersenyum memberitahu bahwa diri nya baik baik aja ,

arka masih sangat khawatir dengan adik nya , " udah pulang aja , udah lumayan keringatan juga" ujar arka membantu azkiya bangun dari tempat duduk nya dan memegang kepala azkiya yang terkena bola basket.

" udah? pulang? kiya gpp abang " ujar azkiya melepas kan tangan arka dari kepala nya.

" bener ?" tanya lagi dan di jawab dengan anggukan

luna menaru tangan nya di bawah dagu gemes melihat kaka dan adik yang yang begitu so sweet , " pantesan aja azkiya ga punya pacar orang di kasih perhatian banget sama abang nya " ujar nya tersenyum melihat arka dan azkiya.

" emm mau punya abang " ujar luna yang terdengar oleh azka

" suruh nyokap lu bikin" ujar azka berjalan meninggal kan luna yang sedang salting sendiri

luna mengikuti langkah azka , " ga bisa lah kan gue yang lahir pertama , "ujar luna

" gimana kalo lo aja yang jadi abang gue " ujar luna yang membuat azka berhenti melangkah , azka teryawa mendengar ucapan luna , " ogah gua punya adek kaya lo " ujar azka menatap luna dengan sinis

" songong banget si lo " ujar luna menyilang kan tangan nya.

mereka berempat pun pulang ke rumah azkiya , " aduhh adem banget " ujar luna membuka hodie nya yang tebal itu.

" lo make begitu mau ke gunung?" ujar azka mengulang pertanyaan azkiya tadi.

" pertanyaan lo sama kaya azkiya jangan jangan lo jodoh lagi " ujar luna heboh sendiri.

arka dan azkiya menengok ke arah luna dan azka . " kenpa luna?" tanya arka

" engga bang " ujar luna malu.

" laper nih pada mau ngemil apa ?" tanya arka ke luna azkiya dan azka

" pizza " jawab azkiya dan di bantu anggukan dengan luna

" oke bang arka pesenin dulu ya , " ujar arka

arka mengambil ponsel di kamar nya dan memesan pizza , " udah abang pesen , bang arka mandi dulu keringatan banget ," ujar arka pamit untuk mandi sebentar.

" yaudah gue juga mandi dulu , " ujar azka

" balik lagi?" tanya azkiya ke azka

azka mengagguk , " mandi lo jangan ganti baju doang " ujar luna meledek azka

" berisik lu terompet " ujar azka menoleh ke arah luna , azkiya dan luna pun tertawa barengan .

" lo tau ga si ki , dia ga mau jadi abang gue" ujar luna

" ya iyalah mana ada yang mau punya adik kaya lo berisik " ujar azkiya tertawa

" yeuh jahat banget lo " ujar luna memukul azkiya.

" maaf kan aku besti "

" eh terus tadi lo kemana langsung pulang " ujar luna , azkiya memberi kode supaya tidak terdengar oleh azka , luna pun mengerti dan mengangguk ,

" lo berdua telat tadi?" tanya luna yang masih penasaran cerita azkiya yang tadi siang.

" iya , tadi berangkat dia ngajak bareng cuma gue tolak" ujar azkiya

" yehh dodol kenapa ga bareng aja " teriak luna heboh

" bukan gitu , gue ga enak ngerepotin dia mulu , gue pikir juga ada ojek " ujar azkiya

" dia duluan? tapi kok dia juga ikutan telat ?" tanya luna

azkiya mengangkat bahu dan tangan nya , " ga tau mungkin macet juga" ujar azkiya

" ah ga mungkin gue rasa sih dia nungguin lo" ujar luna fokus ngegibahin azka

" apaan si ngapain juga dia nungguin gue , kurang kerjaan banget " ujar azkiya

" ya mungkin dia demen ama lo"

" ga ga " tolak azkiya

" terus lo kemana berdua?" tanya luna mengecil kan volume suara nya ,

" ga tau dia ngajak gue ke taman , ke bukit bukit kecil gitu bagus banget deh" ujar azkiya tersenyum mengingat itu

" ih so sweet banget , kapan kapan ajak gue kesitu mau tau se bagus apa " ujar luna

" iya nanti gue ajak ya kalo gue udah hapal jalan nya " ujar azkiya

" oke " uajr luna dengan semangat

arka pun keluar dari kamar nya dengan rambut yang basah , " abang lo ganteng banget ki" ujar luna tersenyum melihat ketampanan arka.

" iya lah adik nya aja cakep apa lagi abang nya" ujar azkiya tertawa kecil

" belum dateng ki?" tanya arka mengambil berjalan ke arah kulkas mengambil botol minuman.

" belum " jawab azkiya

" kok tumben lama ya " ujar arka

" macet kali ,"

" loh azka kemana?" tanya nya yang baru sadar azka tidak ada

" pulang mandi kata nya " jawab azkiya lagi .

arka mengangguk , " nanti kalo udah dateng panggil ya bang arka mau rebahan dulu" ujar arka

" oke , nanti kiya panggil " ujar azkiya tersenyum

azkiya dan luna pun asik ngegibah , ga lama kemudian azka pun kembali.

azkiya membuka kan pintu nya untuk azka masuk , " masuk " ujar azkiya menyuruh azka masuk

" bang arka belum kelar mandi?" tanya azka ke azkiya

" udah cuma sekarang lagi rebahan" jawab luna

" gua ga nanya lu " ujar azka ke luna

" gue cuma bantu jawab "

" diem "

" heu " luna mengepal kan tangan nya gemas ingin menonjok azka

" udah ribut mulu lo berdua , pusing siang siang " ujar azkiya menyerah melihat luna dan azka yang tidak akur.

pengantar pizza akhir nya pun datang , " ini neng pizza nya " ujar pak joko memberikan pizza ke azkiya

luna bengong melihat pizza yang di pesan arka , " uwah panjang banget" ujar luna tersenyum

" ini ga kebanyakan ?" tanya azkiya ke diri nya sendiri

azkiya bangun dari duduk nya , untuk memanggil arka , azkiya mengetuk pintu kamar arka , " masuk" ujar arka dari dalam

azkiya pun masuk ke dalam kamar arka melihat arka yang sedang berbaring menutup mata nya , " abang pizza nya udah dateng " ujar azkiya mengelus ngelus arka suapaya tidak kaget dan pusing.

" iya makan duluan aja nanti abang ke luar " ujar arka yang masih setengah sadar

" ayo ah makan bareng bareng aja " ujar azkiya

" iya duluan aja kiya abang baru tidur ngantuk banget , di abisin juga gpp bang arka belum laper" ujar arka kembali melanjutkan mimpi nya

" yehh tadi minta di panggil " ujar azkiya menyarah dan berjalan lagi keluar kamar arka.

" mana bang arka?" tanya luna ke azkiya yang sedang menutup pintu

" tidur kata nya makan duluan aja " ujar azkiya

luna membuka pizza yang panjang 1 meter itu karna sudah tidak sabar , " waah" ujar luna heboh

" ga usah lebay " ujar azka

" lo punya dendam apa sih sama gue ?" tanya luna menatap tajam azka

" udah udah jangan ribut makan nih makan " ujar azkiya mengambil sepotong pizza dan di ikuti dengan luna dan azka.

azkiya yang baru saja menjadi sahabat nya azka mencoba mendekati azka dengan luna supaya akur , " gimana enak kan?" tanya azkiya

" iyaa enak " ujar luna mengaggut anggut kan kepala nya.

" kaya temen lu harus di kasih racun tikus deh biar diem " ujar azka yang dari tadi meledek luna

" lo mau bunuh gue ?" tanya luna

" baru niat ga usah sewot " ujar azka melahap pizza nya

" ki jahat banget dia sahabat lo mau di bunuh" ujar luna mengadu ke azkiya , azkiya puh hanya tertawa

arka yang mendengar kan ke bisingan di luar akhir nya pun bangun karna tidak bisa melanjutkan lagi tidur siang nya.

" bang arka untung aja masih ada " ujar luna ke arka

" iya habisin aja gpp kok " ujar arka tersenyum ke luna

" bang arka jangan senyum" ujar luna

" loh kenapa ?" tanya arka yang heran

" takut hati saya pindah ke bang arka yhaa" ujar luna

" masih kecil sekolah dulu yang bener" ujar arka tertawa kecil

azka tertawa meledek luna , luna melirik ke arah azka dengan tatapan lebih tajam dari sebelum nya , " lo mau gue pukul ya lo belum ngerasain pukulan gue ya " ujar luns bangun dan mendekat ke azka

luna pun memukul azka dengan keras membuat azka merintih kesakitan " aduh " rintih azka

" rasain lo , mau lagi?" tanya luna ke azka

" udah luna , udah" ujar azkiya menenangkan sahabat nya yang satu ini

" dia ngeselin banget dari tadi bikin gue emosi" ujar luna mengadu lagi ke azkiya

" azka jangan bikin sahabat gue marah , kalo dia marah bisa bisa lo di makan" ujar azkiya tertawa

" dengerin tuh kata sahabat gue " ujar luna dengan tengil nya

azka hanya menatap nya sekilas dan melanjut kan memakan pizza yang masih banyak , arka pun bergabung dengan mereka bertiga ,

setelah hampir menghabiskan pizza yang banyak itu berempat hanya tingga beberapa potong lagi , " azka habisin " ujar arka ke azka

" ngga bang kenyang banget " ujar azka mengelus ngelus perut nya

" luna nih tanggung " ujar arka ke luna memberikan sepotong pizza lagi ke luna

" oke deh karna bang arka yang ngasih luna makan" ujar luna langsung melahap semua pizza nya walau terasa enek karna kebanyakan tadi.

" udah luna jangan di paksa " ujar azkiya

" eemn bisa kok bisa " ujar luna berusaha menelen pizza nya.

" ini masih tingga tiga ayo suit yang kalah makan satu " ujar arka

" oke" jawab luna dan azkiya

" gua ga ikut udah kenyang banget " ujar azka yang menyerah sebelum memulai

" laki bukan lo" kali ini luna yang meledek azka

" okee gua ikut " ujar azka yang ga mau di rendahin luna

" gunting batu kertas"

arka gunting

azkiya gunting

luna kertas

azka batu

" gunting batu kertas "

arka batu

azkiya batu

azka batu

luna gunting

" yaah lo yang kalah makan makan" ujar azka senang melihat luna menderita

luna mengambil sepotong pizza dan memakan nya hingga habis , walaupun perut nya sudah tidak menerima lagi , " ayo lagi" ujar luna

" masih kuat lo?" tanya azkiya ke luna

" kuat lah makan pizza aja ga kuat " ujar luna

" oke ayo ayo " ujar arka

" gunting batu kertas "

arka kertas

azkiya gunting

azka gunting

luna batu

" gunting batu kertas "

arka batu

azkiya batu

luna batu

azka batu

" gunting batu kertas"

arka gunting

luna gunting

azkiya gunting

azka kertas

kali ini azka yang kalah , azka memberantaki rambut nya kesal karna kalah , " haha sukurin" ujar luna

" nih sekali dua" ujar arka

" jangan lah bang perjanjian awal nya satu satu " ujar azka menolak

" iya iya yaudah makan" ujar arka

azka memakan dengan perlahan supaya tidak enek ke kenyangan . " gimana azka enak?" tanya azkiya ke azka dan di beri acungan jempol.

" lama banget cepet makan semua " ujar luna ke azka

" diem ga usah berisik " ujar azka

pizza di kotak tinggal satu lagi , " itu bang arka sama azkiya suit biar adil ," ujar luna yang udah ga kuat lagi untuk makann dan di dukung dengan anggukan kepala azka

" yaudah yaudah , ayo bang " ujar azkiya setuju dengan pendapat luna

" iya deh " ujar arka menurut

" gunting batu kertas"

azkiya gunting

arka gunting

" gunting batu kertas "

azkiya kertas

arka kertas

" aduh deg deg kan " ujar azkiya sambil tertawa kecil

" gunting batu kertas "

azkiya batu

arka gunting

" yees" teriak azkiya yang menang tidak makan pizza

arka mengambil pizza nya dan memakan nya.