webnovel

Reuni HARUMA & Legenda

Dalam gedung Asosiasi PCI Bogor.

Sudah banyak sekali yang hadir di dalam aula pertemuan, mereka adalah para Cronites dan beberapa staff PCI, ada pula ketua PCI sang legenda yang menjadi momok menakutkan bagi Pires.

Tinggal hitungan menit sebelum dimulainya pertemuan Cronites.

Banyak Cronites yang sudah lama tak bertemu satu sama lain, para Cronites sangat menikmati pertemuan ini.

"Azkaaaaa,,, " teriak Mishall dari jauh yang memanggil Azka.

Mishall yang tampil dengan mempesona demi bertemu Azka, mulai mendekati Azka.

"uwaaawww seperti biasa kamu selalu membuatku mabuk kepaiang Mishall" kata Azka yang sedang menggoda

"hahaha bida saja kamu, oh iya selamat yah sudah naik ke Tingkat I, semakin hebat saja kamu tak lama bertemu"

"iyalaahhh, emang kamu yang selalu saja betah di Tingkat III" ucap azka yang sedang meledeknya dengan memonyongkan mulutnya

"ohhh beraninya kauuu!! Sini kamu, tak serueetttt abis mukamu nanti" dengan mata melotot dan ekspresi jengkel.

"hahaha sudah sudah, jangan merengek dong"

Waktu pertemuan PCI pun dimulai.

"dimohon perhatiannya, bagi Cronites dipersilahkan untuk duduk di tempat yang telah disediakan" ucap staff Asosiasi PCI.

tak berselang lama, suasana menjadi hening karena kemunculan Ketua PCI Baskoro yang merupakan sang legenda Cronites Indonesia. Aura yang dipancarkan dari diri Ketua pun dirasakan oleh setiap orang yang ada di Aula tersebut.

Staff Asosiasi yang telah menyatakan kehadiran ke 127 Cronites yang telah diundang pun, mempersilahkan pak Ketua untuk memberi kata pembuka pada pertemuan ini.

"tak perlu berlama-lama, aku akan langsung memberitahukan langsung ke poin utamanya pada kalian"

"Pada senin malam kemarin, telah terjadi pertempuran Cronites dan Pires di malaysia. Alhasil, Malaysia yang diserang secara dadakan pada hari itu pun mengharuskan kehilangan beberapa kotanya dan ribuan korban. Hal ini masih disembunyikan dari media, karena mereka tak ingin menjadi sorotan karena kekalahan mereka"

Spontan suara orang yang sangat terkejut dengan ucapan ketua pun menjadi sontak menjadi ramai seketika.

Ketua yang hanya memperbesar Aura kekuatannya pun cukup untuk mengheningkan suasana kembali.

"Malaysia yang meminta untuk mengirimkan bala bantuan pada Jepang, Singapura, Korea, Thailand, China, dan Indonesia untuk melawan Cronites yang sudah hampir menguasai setengah negaranya"

Ketua PCI yang merasakan sesuatu yang burik pun, melanjutkan pembicaraan nya.

"telah kuputuskan aku hanya akan mengirim 6 Cronites terbaik saja"

"pak ketua,, mengapa hanya 6 yang dikirimkan. Bukankan lebih banyak yang dikirimkan akan lebih baik?" kata Rusty kapten Cronites Indonesia yang merasa keputusan ketua adalah salah.

Para Cronites yang juga sependapat dengan kapten pun mulai bersorak kecil dengan ramai.

"para Pires mulai menuju ke sini, ke Indonesia"

Sontak perkataan dari ketua membungkam semua yang ada di Aula.

"Aku tak ingin negara kita menjadi terancam, jika aku mengirimkan banyak orang untuk bertempur melawan pires disana, bagaimana dengan tempat tinggal kalian? Apa kalian mau mereka mati dilahap Pires?"

Suasana di aula semakin mencekam. Banyak Cronites yang mulai mengkhawatirkan orang-orang terdekat mereka karena ancaman dari Pires jika mereka berhasil berlabuh di Indonesia.

"baiklah pak ketua jika memang itu keputusan terbaik darimu, aku kan mengikuti arahanmu" ucap Kapten Rusty dengan raut wajah serius.

"itu bukan pokok utama permasalahan yang ingin kusampaikan, kemarin aku mendapat laporan dari kementrian Swedia, bahwa mereka telah gagal mempertahankan negaranya, alhasil Swedia telah menjadi hunian Pires"

Suasana menjadi meledak dengan apa yang dikatakan Ketua Baskoro, banyak Cronites yang 30 menit yang tertawa bercanda, kini tak lagi mengeluarkan senyum dan tawanya.

"test, test, tessttt,,," suara mikrofon dari meja Ellia yang berada di sudut pintu keluar.

"yuhuuuu Baksooooro~ jangan risau jangan galau, seperti bukan dirimu saja hahaha"

Ketua yang dari tadi merasakan sesuatu yang aneh dari tadi pun terjawab sudah. Mata ketua yang tadinya tatapan dingin, kini berubah menjadi seperti bola pimpong.

"ketua, kenapa kita tidak menghabisinya seperti dulu lagi? Seperti bukan anda saja yang mengaggap serius hal tentang Pires"

Rhusty kapten Cronites yang tidak terima dengan perkataan lancang orang tersebut kepada ketua pun, berdiri dari mejanya dan menunjuk dengan emosinya ke arah orang yang berbicara tersebut.

"beraninya kau berbicara seperti itu pada ketua cecungut!!!" teriak Rusty.

Orang-orang yang ada di aula tersebuy pun penasaran dengan orang yang berani berbicara seperti itu pada ketua.

"hoooooohhh sepertinya aku mengatakan sesuatu yang salah yah, maaf maaf"

"kamu ini tidak bisa membaca situasi apa Akintut" suara Ellie yang terdengar dekat dengan mikrofon.

Ketua Baskoro yang tadinya hanya diam tak bergeming dari atas podium tempat duduknya, kini berdiri dengan senyuman kebahagiaan yang tak terkontrol. Ketua tertawa lepas hingga membuat semua orang yang ada di Aula heran akan keadaan saat ini.

Melihat sambutan yang diperlihatkan oleh ketua, Akio pun berjalan perlahan menuju podium.

Tatapan dari para Cronites yang membuat Akio sedikit cemas karena kemunculan yang seperti melepas kandang macan pun, hanya fokus berjalan ke arah podium tempat ketua berada.

Sesaat Ketua yang melihat isyarat dari Akio pun, mulai duduk kembali di kursinya, dan menenangkan dirinya kembali. Ketua yang mengerti dari isyarat yang Akio berikan pun mengarahkan mulutnya ke mikrofon.

"mohon ketenangannya sebentar"

Akio yang sedang berjalan menaiki tangga kecil podium pun, telah menerima tekad yang telah ia putuskan tersebut.

"Kepada semua orang yang ada di Aula ini, kuperkenalkan pada kalian,, dia adalah Akio Denta sang HARUMA, bocah ajaib yang membasmi peristiwa 8 juni lalu"

Semua orang yang berada dalam aula pun, mulai berbicara ramai membuat Aula penuh dengan suara.

Akio yang hanya tersenyum lebar di atas podium, menjadi seperti bintang besar dalam sekejap saja.

"anoo maaf bang, boleh saya minta kursi? " ucap Akio yang mulai seperti orang bodoh karena berdiri sendirian di atas podium

Akio memindahkan kursi yang disediakan dibelakangnya itu ke tempat meja ketua.

"Baksooooo,,,, lama tak bertemu" ucap akio dengan lebaynya.

"nanti saja bocah sapaan bodohmu itu" sambil tersenyum ketua menahan rindunya dengan Akio

Tiba-tiba kapten Rusty yang merasa tidak senang kehadiran HARUMA pun, mulai memancarkan aura yang menakutkan disekitarnya.

"pak ketua, izinkan aku bicara" ucap Rusty dengan emosional nya.

"nanti saja bicaranya Rusty, ada yang ingin kusampaikan lagi pada kaliam semua" ucap ketua dingin.

Suasana yang tadinya sangat ramai, perlahan menjadi tenang.

"baiklah ada tiga hal yang akan kusampaikan pada kalian, pertama aku bahagia, kedua aku tenang, ketiga aku ingin tertawa bhahaha" ucap ketua kegirangan.

Akio yang mendengar perkataan ketua pun ikut tertawa karena akhirnya, sifat ketua yang ia kenal memang penuh canda seperti ini.

"ehem ehem, maafkan apa yang kukatakan barusan. Baiklah tanpa pikir panjang lagi, aku akan mengumumkan bahwa Akio akan menjadi Jenderal PCI yang memegang semua alih komando"

Semua orang yang mendengar pun memberikan tepuk tangan yang meriah atas kembalinya HARUMA dan menjabat sebagai Jendral PCI. Terang saja, sosok HARUMA adalah sosok penyelamat negara yang tak terlupakan. Semua orang di Aula yang tadinya ketakutan atas kejadian yang menimpa Malaysia dan Swedia, kini kembali menjadi gelak tawa yang mengubah suasana menjadi ceria kembali.

One Tux¬

One_Tuxcreators' thoughts