webnovel

Kehangatan

Suasana di dalam aula

"akhirnya kau sadar juga kapten Rush" ucap Martis selaku wakil Kapten I yang menadahkan tangannya ke arah Rusty

"apa yang sudah terjadi padaku? " tanya Rusty dengan linglung

Rusty yang memegang tangan Martis untuk bangkit dari lantai yang telah hancur pun susah untuk berdiri dengan baik

"sudah jangan bicara dulu kapten, tak baik untuk kondisimu"

"heiii kapten apa kau baik-baik saja?" suara lembut Ellia yang cukup khawatir dengan kondisi kapten karena duel tadi.

"oh Ellia, aku baik-baik saja kok" ucap Rusty dengan suara lemas

Suasana Aula yang hening dan sepi itu pun membuat Rusty untuk banyak bertanya, walaupun hanya beberapa saja yang dijawab oleh kedua wakilnya tersebut.

"yok Kapten kita ke lantai atas, perutku lapar dari tadi Cronites yang lain juga sudah berada di sana semua untuk makan bersama"

Rusty yang berjalan sambil ditopang Martis berjalan perlahan ke lift menuju lantai atas tempat makan bersama para Cronites.

Secara perlahan Rusty mulai mengingat apa yang terjadi sesaat sebelum ia terbaring di lantai yang hancur.

"hoeeehh,, " Rusty menghela nafas cukup panjang

"anoo Martis,, Ellia, apa aku tak cukup pantas disebut Kapten Cronites Indonesia? Tidakkah aku terlalu lemah dihadapan HARUMA tadi, bahkan tak sampai 2 detik aku bertahan melawannya"

"sepertinya kau masih harus banyak berlatih kapten, aku juga pasti akan berlatih untuk menjadi lebih kuat lagi. Kita ini seperti sebutir pasir dan HARUMA adalah lautan, mungkin seperti itulah perbedaan kekuatan kita dengannya"

"hmmm,,, bukan kita yang lemah kapten, melainkan memang Akio yang sangat kuat. Kurasa ia jauh lebih kuat daripada yang dulu" ucap Ellia yang menyetuh pipi dengan kedua tangannya

"apa kau sudah tahu dari dulu sosok HARUMA tersebut Ellia?" ucap Rusty penasaran

"karena jika dilihat saat Akio berada dimeja mu tadi, kupikir kalian sudah cukup dekat"

"hahaha aku mengenalnya saat 5 tahun yang lalu kapten, saat ia menyelamatkan ku dari serangan Pires di Makassar"

"Mengapa kamu tak pernah memberitahuku soal HARUMA Ellia?"

"he he he aku tak cukup berani mengungkap identitas nya kapten, ia mengancamku dengan hal yang gila" ucap Ellia dengan gugup.

Lantai Atas PCI, tempat berlangsungnya makan bersama.

"sungguh mengerikannn,,, bagaimana bisa Akio adalah sang HARUMA" ucap Juke sambil berpikir keras

"sudahlah, yang sudah yah sudah. Lagian bagus dong jika dia HARUMA, kita yang teman dekat Akio juga menjadi teman dekat HARUMA hahaha" tawa tak lepas dari Airi.

Airi yang merasakan Hujan yang akan turun dengan aneh saat sebelum pertemuan dimulai tadi pun, sedikit mulai mengerti. Karena ia merasakan sesuatu sensasi yang sama pada saat setiap HARUMA beraksi lalu menghilang, tak heran dengan kehadirannya yang muncul di PCI hari ini.

Suara instrumen klasik yang mengisi ruangan perlahan menjadi lebih hidup, serta suara orang-orang yang memenuhi tempat tersebut.

***

Kiruna, Swedia.

Suasana penuh kegelapan dan kehancuran di area kota Kiruna menjadi bukti pertempuran Cronites dan Pires yang telah terjadi.

Benteng-benteng besar yang sedang dibangun para Pires sebagai tempat kehidupan mereka hampir selesai. Mereka yang mengharapkan tempat bagi para Pires akhirnya terwujud bagi Bhagiah penguasa Pires, setelah sekian lama akhirnya mereka mulai menampakkan wujudnya di dunia. Mereka tak lagi bersembunyi di pulau yang jauh utara, mereka yang mulai mempersiapkan peperangannya dengan umat manusia terutama Crow Nites yang membuatnya terpukul mundur karena kekalahannya 4 tahun lalu.

"baiklahh HARUMA, kutunggu kembali kedatanganmu ha ha ha ha" penuh tawa menakutkan keluar dari Bhagiah.

Minggu, 3 Maret 2020.

Bandung, Indonesia.

Tok tok tok, suara ketukan pintu dengan pelan.

"iyaa,, sebentar..." suara lembut wanita paruh baya.

Sesaat pintu rumah pun terbuka, dengan pelan tak disangka bahwa wanita paruh baya yang sangat merindukan anaknya, terkejut seketika.

"Akioooo,," ucap ibu Akio dengan senang.

"uwooowwww ibuuu, seperti biasa selalu cantik yah" ucap Akio menggoda ibunya

"aahhh bisa saja kamu nak,, ehh ada neng Ellia juga toh, mari mariii masuk dulu"

Dengan senyuman Ellia masuk kedalam rumah bersama Akio.

"Ibu makann dong, sudah lama aku tak mencicipi masakan Ibu"

"jauh-jauh datang, bukannya membawa oleh-oleh malah minta makan hufftt" ucap ibu akio sambil mencubit pipi kiri Akio.

"ehhh ada Akioo sama neng Ellia, sudah lama yah tak bertemu"

"ehhh kak Eki, lama juga tak bertemu yah kak"

Kakak Akio pun ikut duduk bergabung dengan adiknya dan Ellia di ruang tamu. Ibu Akio yang sudah dari tadi pergi ke dapur memasak dan mempersiapkan makanan, karena permintaan anaknya.

"bagaimana bisnismu kak? Lancar kah? Baik-baik saja kah? Atau gimana kak? hahaha"

"yah masih seperti biasa, masih belum ada perubahan yang mendominasi tapi lumayanlah buat tunjangan hidupku ke depan"

Ellia yang hanya duduk diam disebelah Akio, tak ingin mengganggu pertemuan adik dan kakak itu.

"permisi kak eki, aku mau bantuin tante dulu kalian lanjutkan saja pembicaraan nya" ucao Ellia dengan lembut.

Ellia yang berdiri danberjalan sedikit membukukan badannya menuju dapur untuk membantu ibu Akio.

"widihhh kayaknya udah fix nih pilihan" ucap kakak akio menggoda adiknya

"kalian memang pasangan yang cukup serasi, yah walaupun masih cinta monyet sih hahaha tetap pertahankan yah"

"bisa saja kamu kak hahaha, kamu itu nah kak menikahlah jangan lama-lama, keburuu tua kamu nanti"

"hahaha, slow santai lah kio lagian aku ini masih 24 tahun, bisa bahaya kalo aku memulai pernikahan dini" ucap kakak akio dengan gelak tawa

Makanan yang telah siap di atas meja makan pun mengeluarkan aroma sedap hingga ke ruang tamu, Akio dan Eki yang mencium aroma itupun bergegas ke ruang makan tanpa haru menunggu ibu memanggil.

"widiihh enak nih,," ucap Akio

"wahh tau banget ibu makanan kesukaan ku, pindang ikan patin buatan ibu memang yang terbaik lah" dengan senang Akio memuji ibunya

"sudah duduk sana gih, kita makan sama-sama yah" ucap ibu lembut

Ibu, Eki, Akio, dan Ellie menyantap makanan yang ada di atas meja dengan lahap, terutama Akio yang melahap hingga menyisakan tulang ikan di piring.

Usai makan, Akio yang duduk terkulai karena kekenyangan menampilkan ekspresi seperti orang bodoh. Ellia yang masih makan melihat Akio pun tersenyum menahan tawanya seakan tak tahan dengan ekspresi yang dikeluarkan nya.

Setelah mereka semua selesai makan, Akio yang memandang ibunya sesaat mulai membicarakan tentang kepulangannya sore nanti, ibu hanya tersenyum seakan hal yang biasa saja. Walaupun sebenarnya ibunya masih ingin berlama bersama anaknya, karena memang ia besok harus masuk sekolah.

"buk, tadi ayah titip salam untuk ibu, katanya ayah rindu Ibu" ucap Akio menggoda

Walaupun itu hanya buatan akio saja hanya untuk menggoda Ibunya yang sudah hampir satu bulan tak bertemu karena pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan ibunya.

"ahh titip salam saja, bilangin ke ayahmu kalo mau titip itu yahh titip uang kek, jangan titip salam terus" dengan lembut ibu berkata sembari membereskan piring kotor diatas meja.

"Akioo, kamu jaga Ellia dengan baik yah, karena ibu sangat suka dengan Ellia, jangan kamu sakitin dia kayak ayahmu duluu" ucap Ibu baper.

"hahaha siap buk, aman itu kan kujaga ia sampai mati,,,, owhhh" Akio yang menampilkan wajah konyol karena ucapannya yg lebay.

Ellia yang merasakan kehangatan dengan suasana ini, tersenyum lepas dengan penuh harapan ke arah Akio. Karena hubungan mereka yang tidak lagi berpacaran tidak diketahui ibu dan kakaknya.

 

One Tux¬

One_Tuxcreators' thoughts