webnovel

Dendam Abbadon VS Cinta Akio

"kakak... dimana Akioo?"

"dia tertidur diatap, aku tak sempat membangunkannya disaat-saat seperti ini"

"anaakk ituuuu!!! kak.. kau evakuasi semua orang, aku akan menahan pires ini semampu ku"

"jangan memaksakan dirimu Elli, pikirkan juga dirimu!"

"Cepaatttlaahhh kak !!!"

melihat ekpresi adiknya yang seperti itu, Mishall langsung mengevakuasi semua orang. Mishall yang menghgunakan skill [Protect Cube] juga mencoba menampung semua orang disekolah, namun tak cukup juga. Semua orang yang ketakutan dengan serangan Pires hanya bisa berdoa atas keselamatan mereka, bercak kagum pada Ellia dan Mishall pun tak lagi bisa mereka ekspresikan, hanya raut muka penuh ketakutan yang bisa semua orang tampilkan.

Tiba-tiba, portal seukuran 5 meter terbuka... pasukan Pires yang muncul dari portal tersebut langsung menyerang yang ada didepannya namun masih saja Ellia dan Mishall menghadang mereka dengan segenap kekuatan mereka.

"siall andai saja aku punya senjataku ini pasti akan mudah.. sialan Akintut itu!!"

"Elliii.... awas dibelakangmu!!!"

Sreettttchh... Tubuh Ellia terkena cakar Pires...

"ha ha ha... mati kau Cronites sialan.." ucap Geras tangan kanan Abbadon tertawa yang berhasil memberi luka pada Ellia.

"uwahhhh... " Ellia terduduk dengan bersimbar darah di punggungnya.

Ellia yang tak terima dengan luka yang didapatnya langsung menyerang Geras dengan kecepatan dan skillnya, pertarungan tak bisa dihindarkan dari Geras dan Ellia. Mishall yang terus menghalau pasukan Pires yang mencoba mendekati [Protect Cube] dan semua orang disekitarnya, dengan semua kekuatan Mishall, ia membasmi pasukan pires tersebut.

Guru dan siswa yang melihat kesulitan yang dihadapi Mishall mencoba membantu Mishall..

"MUNDUUURRRR!!!"

namun, sia-sia saja bantuan mereka.. trashhh... trashh,,, api dan serangan fisik membunuh mereka.

"Sialannnn!!!"

Langit yang tadinya cerah mendadak berubah gelap seiring kedatangan Pires yang menyerang sekolah ini.

Ellia yang berhasil memberi luka berat pada Geras cukup untuk meluangkan waktunya membantu Mishall, yang terus membasmi Pires yang terus berdatangan untuk membunuh dan melahap jiwa orang-orang yang ada dibelakangnya.

"groaahhh... dasar manusia menjijikan!!" Geras yang terluka berat pada perutnya, terduduk diam tak mampu bergerak.

"Semuanyaaaa bunuh semuaanyaaa!!!!" Teriak Geras menyeru pada Pires dan perlahan bangkit.

Namun, Portal dengan lingkaran merah muncul di tengah pertempuran mereka.

"Siall mereka tak ada habisnya...hoshh hoshh.." ucap Ellia yang melihat portal baru yang muncul

kaki yang mulai menapakkan di atas tanah sekolah dari balik portal itu, menghancurkan sekitar sekolah tak tersisa kecuali [Protect Cube] Mishall, dan Ellia yang menahan hempasan aura dari mahluk yang muncul dari portal itu dengan [Retaining Wall] nya untuk melindungi semua orang yang ada dibelakangnya. Bahkan Pasukan Pires yang mencoba menyerang hangus terbakar oleh hempasan aura tersebut.

Brukkkkhh.... Ellia terjatuh karena kehabisan tenaganya karena pertarungan dengan Geras dan semua tenaga yang ia fokuskan pada [Retaining Wall].

"Elliii kau tidak apa???"

"aku hanya kehabisan tenaga kak, tunggu beberapa menit lagi aku akan menyerap tenaga alam dulu untuk memulihkan kekuatanku sedikit. Bisa kau tahan sebentar kak"

"baik Ell.. mulailah pemulihanmu!"

"Haha. Haha. HAHAHAHA.. beraninya kau menyerang adikku Manusia sialan!!!"

"ini bohongg.... tidak mungkin... di..diaaa ituu...." Ellia terpelongok dengan kehadiran sosok dari balik portal tersebut.

Jendral IV Pires, Abbadon telah menapakkan kakinya di Indonesia.

"tak heran jika yang kulawan tadi sangat kuat..."

"Matilahh kaliaannn semua manusiaa menjijikann..!!!" Seruu Abbadon yang menggema disekitar sekolah

Portal besar muncul dibelakang Abbadon, tak tanggung-tanggung ratusan Pires muncul dari bali portal memenuhi sekolah yang telah hancur tak tersisa.

"Musnalahh... [Fire Black Bolt]"

Ellia yang hanya bisa pasrah pada serangan Abaddon yang melesat ke arah mereka hanya diam terpaku dari tempat mereka. Suara teriakan keras yang mengendap dari balik [Protect Cube] menandakan kematian mereka yang sangat dekat.

"[Perfect Cube]..."

glegarrrrrrr.....!!!! serangan dasyat yang dilesatkan Abbadon menghancurkan segala didepannya.

"HA...HA...HAHA sungguh menyenangkan... semuanya segera menyebar dan hancurkan kota ini!" ucap Abbadon memerintah pasukannya

Asap debu yang mulai menghilang karena serangan Abbadon, perlahan memperlihatkan suasana yang telah terjadi. Abbadon yang terkejut karena serangannya tam berdampak pada manusia yang ada didepannya.

"hoaaammm... sialan.. beraninya membangunkanku di tumpukan bebatuan" Akio yang terbangun karena hempasan aura Abbadon yang menghancurkan sekolahnya.

Akio berjalan perlahan mendekati Ellia yang terkulai lemas di dalam [Perfect Cube] yang dibuatnya.

"Haii Ell... apa kau masih marah padaku?" ucap Akio lembut.

"Akiooooo Bodoohhhhh!!! kenapa lama sekali munculnya!"

"maaf aku sudah tidak tidur 2 hari karena memikirkanmu yang mengapa marah padaku"

"Bodoohhh!!! Bodooohh!!! Bodooohhhhhhh!!!!"

garrrr ... garrrr.. duarrrr... suara serangan yang bertubi-tubi dari luar [Perfect Cube] menghantam, namun tak berhasil menembusnya.

"anuuu.. maaf mengganggu kalian sedikit, tapi Abbadon menuju kemari lohh" ucap Mishall yang mulai cemas.

"hahaha maafkan aku Mishall, akan kuurus dia kalian istirahat saja disini yah..."

semua orang-orang yang berada dalam [Perfect Cube] mulai berteriak dengan penuh harapan, semua orang yang merasakan kekuatan Akio mampu menyelamatkan mereka, mulai bersorak untuk Akio.

Disisi lain orang yang sangat mengenal Akio yaitu Keyla terkejut dengan apa yang dilihatnya, Akio yang ternyata seorang Cronites tak mampu menutup mulutnya karena tak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.

"Keluaarrrr kauuu HARUMAAAAAAA!!!!" Teriak Abbadon dari luar [Perfect Cube].

Sontak saja membuat semua orang yang ada terkejut bukan kepalang, manusia yang mengalahkan pires 4 tahun lalu adalah murid dari sekolah ini.

Akio yang menutup wajahnya dengan tangan kirinya dan menggelengkan kepalanya karena identitasnya yang telah diketahui banyak orang, mulai membuatnya memanas karena akan menjadi sorot perhatian di Indonesia.

"bunuh.. bunuhhh.. basmiii... basmiii.." Teriak pasukan Pires Abbadon

tess... tess,,, hujan yang perlahan turun mulai mengguyur deras di area Palembang.

"hoaammm... tepat sekali hujan ini datangnya" ucap Akio pelan sambil memandang ke langit yang yang menurunkan air hujannya.

"Ell... aku tak tahu ini tepat atau tidak, tapi yang jelas aku minta maaf padamu jika aku ada kesalahan.. kuharap kau mau membicarakan ini setelah ini usai, aku sayang kamu Ell" ucap Akio tersenyum dan perlahan terbang ke atas keluar dari [Perfect Cube].

"wahhh lama tak bertemu Abbadon, sepertinya kematianmu yang pertama tak membuatmu juga jerah hahah... apa Bhagiah yang menyuruhmu menyerangku ini?"

"Beraninya kauuu.. ini tak ada hubungan dengan Sang Penguasa, ini hanya balas dendam dengan seranganmu di Swedia!!"

"haaa?? hahaha ternhyata seperti itu, aku saja tidak tau siapa yang terkena dampak dari serangan cinta itu"

"Tertawalah selagi kau bisa sialaannnnn!!!"

"sepertinya kau menyerangku di waktu yang kurang tepat Abbadon.."

"Semuanyaaa Serangggg!!!" Teriak menyeru Abbadon.

Akio yang terus memandangi langit dengan hujan yang turun, tersenyum dengan kehangatan disetiap tetes yang menyentuh tubuhnya.

"[Rain Rage].." Akio mengeluarkan skill yang memusnahkan semua Pires dalam sekejap saat 7 tahun lalu di Bandung,

air hujan yang mulai membeku dari atas turun menghantam kearah Abbadon dan pasukannya bertubi-tubi tak terhenti seiring turunnya hujan.

Teriakan-teriakan keras mengerang dari pasukan Pires yang perlahan menghilang menjadi keheningan, hanya dalam waktu yang singkat semua pasukan Abbadon berubah menjadi asap hitam yang menandakan kematian Pires. Abbadon yang terus menahan serangan dari Akio bertahan cukup lama. Namun, tentu saja jumlah air hujan yang tak terhitung banyaknya berubah menjadi es yang sangat tajam terus menghujam Abbadon tanpa henti hingga perlahan mulai menembus dari pertahanan Abbadon itu sendiri.

"Sepertinya kau tidak menyayangi nyawa yang diberikan Bhagiah wahai musuhku Abbadon... Selamat tinggal.. " Seketika hujan yang turun mendadak terhenti mengambang di udara.

" [Rain of Death]..." hujan yang mngambang di udara, mulai terkumpul pada satu titik menjadi satu dan menghantam Abbadon Jendral ke-IV Pires.

Glegaaarrrrr..!!!!! hantaman besar yang menghancurkan sekitarnya dengan daya ledak yang luar biasa melenyepkan Abbadon Jendral ke-IV Pires tak tersisa.