webnovel

Aura Tak Tertahankan

Perwakilan Cronites Indonesia pun masuk berjalan menuju ke meja bundar yang telah disediakan.

"hoiii bocah Tengil! Beraninya kau membuat kami menunggu lama!!" teriak Chao Xing menyeringai pada Akio.

Pertemuan yang hanya dihadiri oleh masing-masing pemimpin saja pun mulai memunculkan suasana yang panas karena keterlambatan Akio.

"hahaha maaf maaf, tadi ban pesawatnya pecah jadi terlambat deh" ucap Akio dengan tersenyum.

"sialan beraninya kau membuat lelucon seperti itu setelah apa yang kau perbuat" teriak Chao Xing pada Akio

"kumohon untuk tenang saudara Chao Xing" ucap Ketua Farouq.

Suara ribut Chao Xing pun mulai mereda.

Akio yang hanya menundukkan kepalanya saja karena keterlambatannya, hanya bisa pasrah karena kesalahannya.

"baiklah, kita mulai saja pertemuan ini" ucap Ketua Farouq

"pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih yang besar pada kalian yang mau membantu krisis negara kami ini, saya sebagai ketua Cronites Malaysia yang bertanggung jawab akan kehancuran di beberapa kota negara kami, ingin memohon bantuan kalian untuk menuntaskan masalah yang terjadi di Negeri kami ini"

Ketua yang penuh dengan tatapan yang penuh berharap pada Crow Nites oun menundukkan kepalanya dengan tulus.

"karena saya hanya orang biasa jika di negeri kalian, jadi saya ingin menyerahkan yang akan menjadi pemimpin pasukan pada kalian berempat"

"bagaimana jika tuan Kim saja yang memimpin pasukan ini, bagaimana dengan yang lain? " ucap Mikel Kapten Singapura.

Chao Xing yang merasa jika memang Kim lah yang lebih cocok menjadi pemimpin, mengiyakan pertanyaan dari Mikel.

" bagaimana dengam keputusanmu saudara Kim?" tanya Ketua Farouq

"hahaha lucu sekali kalian ini" Kim tertawa

Sontak semua pun menjadi kebingungan.

"bagaimana mungkin aku harus menerima itu didepan sang HARUMA?"

Kim yang ikut berpartisipasi dalam pertempuran di Swedia 4 tahun lalu sebagai Pasukan Khusus unit IX pun tersenyum dan menundukkan kepalanya memberi hormat pada Akio.

Crow Nites sebutan asosiasi Cronites dunia yang baru terbentuk 3 tahun lalu tentu belum banyak mengenal wajah HARUMA.

Setelah mendengar perkataan dari Kapten Kim itu, semua yang ada di dalam ruang tersebut menjadi terkejut. Chao Xing yang tadinya membentak Akio dengan sangat keras pun sekarang terlihat ketakutan mendalam.

"ahh tidak Kim, aku sedang tidak ingin memimpin pasukan. Kurasa juga kamu yang lebih pantas menjadi pemimpin pasukan ini, lagipula aku ingin lebih memfokuskan keselamatan Tim ku dulu, aku ingin mengajarkan mereka sesuatu pada saat pertempuran nanti. Jadi, sebaiknya kamu menerima kehormatan itu Kim" Akio tersenyum karena kesopanan yang Kim berikan padanya.

"haaaah?? HARUMA? maafkan aku yang tidak menyambutmu lebih baik saudara Akio" ucap ketua Farouq.

"sudahlah,, jangan melebihkan diriku. Lagian HARUMA itu hanya julukan, jadi perlakukan aku seperti biasa saja Ketua" ucap Akio lembut

"jadi, kumohon lanjutkan kembali diskusi ini hahaha. Aku menjadi malu jika kalian terus menatap dan melebihkan diriku seperti itu"

Kapten Kim yang ditunjuk sebagai pemimpin pasukan pun menerimanya.

Ketua Farouq yang mulai perlahan menceritakan mengenai kondisi yang menimpa negaranya, mulai dari awal kemunculan Pires yang tiba-tiba lewat serangan fajar, lalu beberapa kota di Malaysia yang telah dikuasai, hingga berapa banyak Cronites Malaysia yang tersisa.

Suasana aura diruangan pun tiba-tiba mulai menekan semakin kuat.

Ketua Farouq dan Kim yang merasakan Aura yang semakin lama semakin menekan pun membuat Ketua berhenti berbicara yang sedang membahas kondisi negaranya.

Kim yang langsung berdiri dari kursi pun langsung bersiaga dengan cepat, pandangannya yang seperti sedang mencari-cari sesuatu membuat Chao Xing dan Mikel ikut bersiaga.

"anooo,, maaf sebenarnya aku kebelet pipis he he, udah gak tahan lagi. Gak enak mau memotong pembicaraan ketua, jadi boleh aku permisi ke toilet? " ucap Akio terbatah menahan pipisnya sambil tersenyum

"hahaha kupikir tekanan aura mengerikan apa ini, ternyata kamu tuan Akio" ucap Kim dengan tertawa lepas

Akio langsung menuju berlarian kecil keluar ruangan.

Seketika aura menakutkan yang dirasakan Ketua dan Kim pun lambant laun menghilang.

Kim yang segerea kembali duduk di kursinya hanya bisa menggelengkan kepalanya dan terus tersenyum.

Sesaat Akio keluar ruangan, banyak mata ksatria Cronites yang sedang menunggu tak luput melihatnya. Tak luput pula Ellia yang berekspresi dengan heran melihat Akio berlarian seperti zombie.

"Ada-ada saja dia itu" ucap Ellia kecil dan tertawa.

Para kapten didalam ruangan yang tadinya sempat menghentikan diskusi mereka, akhirnya mulai kembali berdiskusi.

"oh iya saudaraku, aku baru ingat. Aku ingin memberitahukan bahwa perwakilan dari Jepang akan datang pada besok pagi, dan juga Thailand tak bisa ikut membantu karena juga sedang bertempur dengan Pires di kota Pattaya"

"iya kurasa kekuatan kita yang sekarang sudah lebih dari cukup ketua, apalagi ada HARUMA yang sangat memperbesar kemenangan kita"

"apa kau tahu siapa perwakilan dari Jepang yang akan datang ketua?" kapten Kim penasaran.

"saya kurang tau soal siapa yang akan datang membantu, tapi yang jelas Jepang hanya mengirim 2 orang perwakilannya saja. Itu juga kudengar kalau mereka masih ada pertengahan di Inggris, paling cepat yah paling besok malam ia akan sampai kesini"

"oke baiklah ketua, kalau gitu kulanjutkan kembali pembahasan ini" ucap Kim

"mengenai waktu operasi penyerangan kita pada Pires nanti, aku ingin mendengar suara dari kalian kapan waktu yang tepat untuk memulai operasi penyerangan nanti"

"mungkin aku sebaiknya kita menunggu perwakilan dari Jepang dulu Kim" ucap Mikel

"kalau aku sih kapan saja" ucap Chao Xing

Ketua Farouq yang hanya menganggukkan kepalanya saja, berisyarat hanya mengikuti keputusan yang dibuat Kim.

"baiklah kalau begitu, aku akan menentukan operasi ini berjalan besok malam" ucao Kim

"bukankah lebih baik kita menunggu perwakilan Jepang dulu Kim?" ucap mikel

Kim yang yakin dengan keputusannya pun tersenyum.

"Maaf Mikel, aku tak ingin berlama-lama membiarkan Pires berkeliaran disini. Lagipula ada HARUMA yang ikut membantu kita, tentu kemenangan pun sudah bisa kita pastikan" ucap Kim dengan penuh keyakinan

"tinggal kita menunggu jawaban tuan Akio soal ini" Ucap Kim mengakhiri pembicaraannya.

Mikel yang merasa pembicaraan yang sudah pada akhirnya pun mengambil sebatang rokok dari kantong kemejanya, mulai menghidupkan rokok ditangan kirinya.

Tak lama kemudian Akio yang kembali masuk keruangan, kedatangannya yang telah ditunggu pun perlahan duduk di kursinya.

"wahahaha lega sekali rasanya" ucap Akio riang

"maaf yah teman soal tadi, jadi membuat pertemuan ini tidak suci lagi" ucap Akio lalu tertawa

"hahaha sudah tuan Kim, lupakan saja kejadian konyol tadi. Lagian juga apa-apan aura yang tua keluarkan tadi, hanya menahan pipis saja sudah seperti itu, bagaimana kalau menahan emosi,, bisa hancur gedung ini karena aura mu" ucap Kim sambil tertawa

"oh iya tuan Akio, soal waktu operasi penyerangan. Bagaimana menurutmu?" tanya Kim

"hmmm,, aku sih hanya ikut apa kata pemimpin pasukan saja kalau soal waktu pemyerangannya. Tapi aku ingin menekankan satu hal teman, jika saat pertempuran terjadi,, aku tidak ikut membantu yah. Sebenarnya aku ikut operasi ini karena ingin melatih tim ku ke medan yang sesungguhnya saja" ucap Akio

Kim yang tadinya sangat yakin akan keputusan yang ia buat, tiba-tiba menjadi goyah.

"baiklah kalau begitu, kita tunggu perwakilan dari Jepang tiba saja" ucap Kim dengan nada lemas

Mikel, Chao Xing, dan ketua pun tertawa dengan keputusannya yang berubah dengan cepat

Akio yang heran mengapa mereka tertawa pun, juga ikut ikutan tertawa dengan terpaksa

"apa aku ketinggalan sesuatu yang penting" ucap Akio penasaran.

 

One Tux¬

One_Tuxcreators' thoughts