3 Chapter 3: Pemilihan Pengurus Kelas

Maria berjalan menuju tas miliknya untuk kembali mengambil spidol lalu mematikan proyektor dengan menekan tomboh yang ada di bawah tombol lampu.

"Ayo siapa yang mau menjadi kandidat ?" Maria bertanya kepada anak didiknya.

Satu kelas heboh tetapi tidak ada yang mau maju sebagai kandidat, dua menit kemudian Maria kembali mengulangi pertanyaan yang sama dan hasilnya juga sama tidak ada yang maju.

"Oke kalau begitu Ibu yang memilih ya kandidat kita." Maria lalu berjalan menuju ke lorong-lorong kursi.

"Yah Bu jangan dong." Sebagian mahasiswanya melakukan protes.

"Kalau ndak mau Ibu pilih, ayo maju siapa yang mau menjadi kandidat kedepan dong. Gak apa-apa loh dek." Maria tersenyum.

Dari bagian kursi depan Anggara menujuk tangan, Maria yang melihat Anggara menunjuk tangan langsung mempersilahkannya untuk maju, "Nah ayo Anggara maju dulu dek."

"Siap Bu." Anggara tersenyum lebar, ia langsung maju ke depan kelas.

"Saya memilih Agnes, ayo maju dek." Maria senyum sambil memanggil Maria.

"Baik Bu." Agnes berdiri dari kursinya dan berjalan menuju ke samping Anggara.

Maria kembali berkeliling sambil melihat keseluruhan anak didiknya yang ada di dalam kelas tersebut. Pandangan Maria teralihkan kepada Denni yang di lihat Maria memancarkan aura berwarna merah, hal itu membuat Maria tersenyum jarang ia melihat ada seseorang di psikologi yang memiliki aura merah yang memiliki jiwa pemimpin yang tinggi.

"Denni kamu maju dek." Maria mendekati Denni sambil tersenyum.

"Denni kepilih jadi kandidat Bu ?" Denni tampak terkejut sambil menunjuk dirinya.

"Iya bener, maju biar kita pilih dua orang lagi lalu vote." Maria senyum.

"Baik Bu." Denni tersenyum lebar dan melakukan tos dengan teman di sampingnya lalu segera maju ke depan.

"Ayo dua orang lagi wanita silahkan maju." Maria melangkahkan kakinya menuju ke depan.

Dari ekor mata Maria, ia melihat si kembar saling berbisin.

"Oke sikembar ayo maju." Maria tersenyum lebar sambil menatap sikembar dengan pandangan lembut.

"Yey!" Mereka berdua sontak bersorak.

"Maaf Bu." Angel tertawa sambil berdiri dan berlari ke depan.

"Makasih Bu." Angela menunduk memberi hormat dan berjalan ke samping kakaknya.

Maria lalu menulis nama ke limanya di papan tulis putih yang ada di belakang mereka.

"Denni, saya mau memberikan pertanyaan kepada kamu." Maria menatap Denni dengan serius.

"Baik Bu, saya siap." Denni mengambil sikap siap.

"Jika kamu terpilih menjadi komting, jika kelas kamu mengalami masalah baik sesama teman sekelas maupun tiba-tiba ada dosen yang ngambek atau marah dengan kelas kalian. Bagaimana cara kamu menanganinya." Maria menyandarkan dirinya ke dinding.

"Baik terimakasih Bu atas pertanyaannya, yang pertama saya akan menjawab jika ada masalah dengan teman sekelas. Setelah selesai mata kuliah pastinya saya akan mengadakan rapat kecil bersama teman sekelas meminta kejelasan masalah yang ada, memanggil kedua pihak maju depan dan meminta mereka menyampaikan satu persatu awal dari kejadian yang terjadi. Setelah jelas saya akan berusaha memberikan masukan agar mereka dapat berbaikan sesegera mungkin agar masalah tersebut tidak sampai terdengar kemana-mana. Untuk masalah kedua, yang pertama pastinya saya akan meminta kerja sama teman-teman sekelas, melakukan musyawarah dan perjanjian dengan sekelas untuk tidak mengulangi dan cara kita untuk meminta maaf serta memnujuk kembali Bapak/Ibu dosen, dan saya bersama beberapa orang perwakilan akan menjumpai dosen terkait untuk meminta maaf secara tulus. Terimakasih." Denni menjawab dengan tegas dan lugas.

"Oke, kalau Agnes bagaimana ?" Maria menggerakkan tangannya mempersilahkan Agnes berbicara.

"Terimakasih Bu, untuk masalah pertama, saya sepertinya sama seperti Denni akan bertanya ke masing-masing pihak apa penyebab mereka menjadi berselisih dan menanyain teman-teman yang lain juga yang menyaksikan mereka bertengkar. Setelah mempelajari masalah tersebut saya akan mempertemukan keduanya dan akan mendamaikan mereka. Untuk masalah dosen, saya pastikan akan mentatar terlebih dahulu biang kerok yang membuat dosen tersebut marah, baru saya akan mengajaknya ke ruang dosen untuk meminta maaf. Terimakasih." Agnes tersenyum dan menundukkan kepalanya lalu tersenyum.

"Bagus, bagus, ayo Angel terlebih dahulu lalu lanjut ke Angela ya." Maria tersenyum.

"Baik Bu, kalau saya yang mengalami hal tersebut, saya akan menghubungi pihak yang bermasalah secara terpisah baik secara langsung maupun via chat terlebih dahulu untuk mencari informasi yang ada. Setelahnya saya pertemukan mereka berdua dan kita akan menyelesaikan masalah secara bersama-sama. Kalau dosen, saya akan meminta maaf terlebih dahulu karena saya selaku komting tidak dapat mendisplinkan kelas dan membujuk dosen terkait agar mau masuk kembali ke kalas, setelahnya saya akan membawa si biang kerok untuk meminta maaf kepada dosen. Terimakasih." Angel tersenyum manis.

Maria tersenyum lebar jawaban mereka semua sangat bagus tetapi keputusan tetap berada di tangan kelas mereka.

"Bagus, silahkan di lanjutkan oleh Angela." Maria kembali mempersilahkan Angela untuk menjawab.

"Baik Bu terimakasih atas waktunya, untuk masalah ribut sesama teman, saya lebih melakukan rapat kelas setelah pulang perkuliahan, saya akan mendudukkan kedua pihak yang bermasalah di depan kelas dan menyidang mereka sampai kita sama-sama mencari jalan keluar dan mereka berbaikan. Untuk masalah dosen saya sama seperti yang lain, akan meminta maaf kepada dosen terkait dengan membawa si tersangka untuk meminta maaf kepada dosen tersebut. Terimakasih." Angela menundukkan kepalanya lalu tersenyum.

"Wah jawaban-jawaban yang sangat bagus, kita berikan untuk kandidat-kandidat kita ini tepuk tangan." Maria memberikan tepuk tangan untuk memberikan penghargaan kepada lima mahasiswa maupun mahasiswi yang ada di didepan, tepukan tangan Maria di ikuti oleh seisi kelas dan membuat mereka yang ada di depan kelas tersipu malu.

Maria lalu meminta mereka berlima berdiri di sisi kanan dan di sisi kiri agar Maria dapat menuliskan jumlah suara.

"Oke, dari jawaban Anggara, Denni, Agnes, Angel dan Angela, teman-teman semua sudah dapat menyimpulkan siapa yang berhak menjadi komting. Kita mulai ya, yang setuju Denni menjadi komting silahkan tunjuk tangannya." Maria langsung membuka tutup spidol, dalam hitungan detik dengan cepat sudah banyak yang megangkat tangan mereka.

"Satu, dua, tiga, empat..., suara yang memilih Denni ada 11 orang." Maria mencatat jumlah suara yang telah di hitungnya di sebelah nama Denni.

"Yang setuju Anggara menjadi komting angkat tangannya." Maria kembali megangkat tangannya sesudah memberikan aba-aba.

Maria kembali menghitung jumlah yang megangkat tangan, "Oke, ada 10 suara. Yang setuju Agnes menjadi komting ?" Maria kembali megangkat tangannya.

Para lelaki yang ada di kelas tersebut langsung megangkat tangannya dan dua orang teman wanita Anges ikut megangkat tangan.

"Suara untuk Agnes ada 7 orang." Maria kembali mencatatkan jumlah suara.

"Yang memilih Angel ?" Maria yang tadinya sedang menulis dengan tiba-tiba membalikkan badannya sambil megangkat tangan.

"Oke ada 5 orang." Maria tertawa pelan saat melihat ada anak didiknya yang terkejut.

"Berarti untuk Angela tersisa 5 orang." Maria menutup tutup spidolnya.

Maria lalu menyuruh mereka kembali berbaris di depan kelas.

"Berdasarkan poling suara dari teman-teman sekelas maka selamat kepada Denni dengan suara terbanyak, selamat kamu menjadi komting. Anggara kamu menjadi wakil komting, Agnes kamu menjadi sekretaris, Angela dan Angel kalian berdua menjadi bendahara kelas. Ibu harap kalian yang terpilih dapat menjalankan tugas dengan amanah. Sekali lagi selamat ya." Maria menyalami Denni dan kawan-kawannya sambil tersenyum. Sesudahnya mereka kembali bertepuk tangan dan Maria mempersilahkan mereka kembali duduk.

"Pengurus kelas yang udah di pilih masa jabatannya sampai satu semester ya, dan Agnes nanti buat group kelas ya dek lalu invite saya juga." Maria tersenyum.

"Baik Bu." Agnes juga membalas senyum sambil megangguk.

"Baiklah karena jam mata kuliah saya sudah berakhir, kita jumpa lagi minggu depan, saya harap semua sudah punya buku ya dek. Sampai jumpa minggu depan, selamat pagi." Maria memakai tasnya lalu berjalan keluar dari kelas dengan senyuman.

avataravatar
Next chapter