2 Chapter 2: Kontrak Kuliah

Mari pada akhirnya sampai di lantai dua, ia berjalan menuju ujung lorong untuk masuk ke dalam ruangan nomor 2 yang berada di ujung. Ketika ia masuk ke dalam ruangan tersebut dirinya melihat kelas sudah terisi mahasiswa dan mahasiswi, ada yang diam duduk sambil main handphone ada juga yang berbicara dengan teman-temannya.

"Selamat Pagi semua." Ujar Maria sambil meletakkan tasnya ke atas meja.

"Pagi Bu." Seisi kelas langsung menjawab dan mereka membenarkan posisi duduk mereka.

"Rapikan dulu duduknya, dan harap tenang." Maria duduk sambil mengeluarkan leptopnya lalu membukanya.

"Adek yang laki-laki, saya minta tolong dong nyalakan proyektornya dek." Maria berdiri dari kursinya.

"Yang mana ini bu yang di pencet ?" Seorang mahasiswa yang memiliki tinggi sekitar 178 cm berdiri dan berjalan ke bawah proyektor yang telah di gantungkan.

"Tekan tombol powernya dek, yang besar itu, tolong ya." Maria mendekat ke mahasiswanya sambil mennjukkan tombolnya.

"Oke bu." Mahasiwa tersebut menekan tombol power, beberapa saat kemudian proyektor nyala dan menampilkan tampilan yang sama dengan layar leptop Maria.

"Terimakasih ya dek, silahkan duduk kembali." Maria senyum dan kembali berjalan mendekat ke whiteboard.

Adik mahasiswa tersebut tersenyum dan kembali duduk ke tempar duduknya, mereka semua diam dan memperhatikan layar. Maria juga mematikan dua lampu bagian depan agar terlihat jelas pantulan pada layar.

"Baiklah, Selamat Pagi dan selamat datang kepada adik-adik mahasiswa di prodi psikologi. Hari ini hari pertama kita ketemu dan kita tidak belajar, saya akan menshare kontrak kuliah kita dan ya sebagai perkenalan saya akan bertanya hal yang mendasar banget." Maria senyum dan kembali duduk di kursi dosen.

"Baik Bu." Serentak berbicara.

"Sekalian kalian tulis nama, nim dan tanda tangani ya." Maria kembali berdiri dan memberikan daftar tabel ke hadiran kepada mahasiswa yang duduk di sudut kanan depan, "Absennya ke samping ya di jalan ya dek." Maria senyum.

Maria kembali berjalan ke dekat meja dosen sambil tersenyum menatap semua mahasiswanya.

"Perkenalkan nama saya Maria Abigail M.Psi., Psikolog, saya mengampuh mata kuliah Psikologi Umum I di semester 1 kelas Pagi A dan beberapa mata kuliah lainnya di semester atas. Semuanya bisa menyimpan nomor handphone saya jika nanti ada yang tidak di mengerti, dan email saya harap di catat karena tugas-tugas nantinya saya lebih sering melalui email." Maria menekan tombol pada keyboard leptopnya lalu di layar muncul nama, nomor handphone dan juga email Maria.

Semua mahasiswanya ada yang yang langsung mencatat di buku, ada juga yang memfoto dengan handphonenya.

"Peraturan yang berlalu di kelas saya harap di perhartikan, tidak di perbolehkan menyalakan handphone selama jam pembelajaran, rambut bagi wanita maupun pria tidak boleh di warnai, berpakaian rapih dan tidak di perbolehkan memakai pakaian ketat terutama untuk wanita." Maria menatap tajam ke pada mahasiswanya.

"Karena saya masuk di jam pertama, jam keterlambatan saya tolerin selama 15 menit lamanya, tugas wajib di kumpulkan tepat waktu, jika terlambat di wajibkan memberi kabar melalui chat WA dengan sopan santun, formatnya yaitu di awali dengan salam, nama, nim, semester dan kelas apa lalu isi pesan. Maksimal absen adalah 4 kali dalam satu semester, penilaian untuk kelulusan mata kuliah sebagai berikut, absensi perberan 10%, tugas 20%, UTS 30% dan UAS 40%. Harap di catat semuanya agar menjadi pedoman kalian." Maria senyum sambil mengambil spidol dari tasnya.

"Baik Bu." Beberapa orang menjawab.

Maria menunggu sekitar 5 menit sebelum dirinya melanjutkan kembali pembelajarannya.

"Absensi sudah sampai mana ?" Maria kembali bertanya.

"Saya bu." Seorang mahasiswi yang berada di baris ke empat megangkat tangannya.

"Baiklah, perkenalan dari saya sudah selesai, nah sekarang ayok dulu dari adek ini maju kedepan, perkanalkan diri sebutkan nama, asal sekolah dan kenapa memilih masuk fakultas psikologi." Maria mendekat kepada mahasiswa yang duduk di kanan depan.

"Kedepan Bu ?" Tanya mahasiswa tersebut.

"Iya ayo sini sama ibu jangan malu." Maria mengangguk sambil senyum.

"Oke bu siap." Mahasiswa tersebut langsung maju dan berdiri di depan, "Perkenalkan nama saya Anggara Sucipto, umur 18 Tahun, saya lulusan dari sekolah Angkasa, saya memilih masuk psikologi karena ingin mempelajari karakter seseorang dan membantu masyarakat yang membutuhkan, satu lagi sih bu karena gak ada hitungannya." Anggara tertawa dan membuat seisi kelas jutga tertawa.

"Astaga hahaha, baiklah baiklah silahkan duduk." Maria tertawa dan mempersilahkan Anggara duduk, "Ayo adik yang di sebelah Anggara maju perkenalkan diri." Maria tersenyum.

"Perkanalkan Ibu, teman-teman nama saya Angel umur 18 Tahun berasal dari salah satu SMA Swasta di Nias, saya memilih masuk ke Psikologi karena menarik bisa memberikan konseling dan mempergunakan alat tes psikologi. Terimakasih." Angel tersenyum dan langsung duduk.

"Ayo lanjut yang lain." Maria memberikan tepuk tangan saat Angel duduk.

Anggara megangkat tangannya dan membuat Maria bertanya, "Ada apa Anggara ?"

"Buk, masa tadi saya gak di kasih tepuk tangan." Anggara membuat wajah sedih.

"Astaga kamu ini, ya udah ayo semua kasih tepuk tangan untuk Anggara." Maria tertawa sambil bertepuk tangan dan di ikuti oleh seluruh kelas yang ikut tertawa.

"Terimakasih, terimakasih." Anggara berdiri menghadap teman-temannya sambil menunduk menguncapkan terimakasih.

"Ayo lanjut adik di sebelah aduh saya sampai lupa, siapa tadi nama kamu dek ?" Maria bertanya kembali kepada Angel.

"Angel Bu nama saya." Angel senyum.

"Nah Angel, maaf ya saya lupa." Maria senyum, "Adik sebelah Angel ayo maju perkenalan dek." Maria senyum.

"Perkenalkan nama saya Angela, saya kembarannya kak Angel. Sekolah kami juga sama, saya memilih masuk psikologi karena gak lulus kedokteran jadi memilih psikologi karena tidak berbeda jauh. Terimakasih." Angela senyum lalu duduk kembali.

Maria bertepuk tangan dan mempersilahkan kembali mahasiswanya secara bergilir untuk memperkenalkan diri masing-masing, banyak alasan dari mahasiswa dan mahasiswi Maria mengapa masuk ke psikologi yang membuat mereka tertawa, ada yang karena ikutan teman, karena gak ada pilihan lain dan yang paling banyak karena tidak ada perhitungan di dalam psikologi. Setelah semuanya selesai memperkenalkan diri, Maria kembali berdiri di tengah-tengah sesudah ia mematikan infokus dengan menekan tombol di bawah tombol lampu.

"Oke semuanya sudah selesai perkenalan ya, absensinya sudah selesai dek ?" Maria kembali bertanya mengenai absensi.

"Sudah bu." Agnes mengantarkan map absensi ke depan.

"Makasih ya dek." Maria senyum sambil mengambil mapnya lalu kembali duduk di kursi dosen.

"Adik-adik, saya sampai lupa kalian catat buku refrensi yang akan kita pakai ya." Maria kembali menyalakan infokus.

"Baik bu." Semua langsung menjawab.

"Oiya komting belum ada ya, kita pilih sekarang gimana ? Komting, Wakil Komting, Bendahara sama Sekretaris kelas. Waktu saya masih ada 15 menit lagi soalnya." Maria memasukkan map absensi ke dalam tasnya.

Satu kelas langsung heboh karena akan di pilih siapa yang menjadi komting untuk kelas mereka.

avataravatar
Next chapter