webnovel

Athala (5)

Sabtu yang sangat cerah, seharusnya hari ini adalah hari dimana para siswa beristirahat karena libur. Namun tidak dengan siswa yang mengikuti ekskul basket, mereka antusias untuk latihan walaupun di hari libur.

Genta sudah menggendong tas nya, tanda bahwa dia sudah bersiap - siap untuk pulang. Namun dia ingat kalau hari ini harus membantu sang pacar untuk menguruskan persyaratan event basket.

"Tha lo udah cetak foto 3x4 nya?" Tanya Alfan, Athala menggeleng pelan.

"Lo kirim aja foto lo sama si Agam ke No pacar gue, hp gue kentang nih mon maaf. Tadi si Agam bilang kalau dia belum cetak juga"

"Kok ke aku sih!" Ketus Genta

"Kalau lo gasuka sama gue, abis gue ngirim foto, lo langsung blok aja No gue" ucap Athala sambil sedikit menoleh kepada Genta. Eh anjir baperan. Batin Genta

"Oh iya, sekalian cetak foto nya di Anter aja sama lo, gue mager" ucap Alfan

"Ga ah ntar lo cemburu" timpas Athala "Engga kok sans aja, gue yakin lo gakan nikung temen haha" Alfan tertawa kecil.

Cowok macam apa yang biarin ceweknya sama cowok lain. Batin genta.

Athala hanya mengangguk dan meminta Genta untuk menaiki motornya, Genta hanya menuruti nya. Mereka pun pergi ke tempat fotokopian dan tempat cetak foto.

"Turun" ucap Athala lembut

Atha pun mengeluarkan rapotnya untuk di fotokopi. Genta sedikit menoleh untuk melihat rapot Athala. Wanjir ini nilai atau apaan isinya A semua, Batin Genta.

"Ngapain liat liat!" Ketus Athala

"Hehe maaf" Genta tersipu malu

"Gue tau gue pinter" ucap Athala Menyombongkan diri.

Genta tersenyum kecil melihat Athala.

"Btw lo kenal Andriana ga?" Tanya Athala tiba - tiba

"Kenal, kakel aku waktu SD. Itu pacar kak Athala?"

"Baru deket sih"

Genta hanya mengangguk - angguk mendengar pernyataan Athala.

***

Persyaratan sudah dibereskan, dan semua itu dibereskan oleh Genta.

Event pun telah tiba, Genta pergi pagi sekali untuk menonton event tersebut karena kebetulan sekolah mereka bermain pada hari libur. Sebenarnya dia datang bukan untuk menonton Alfan melainkan untuk melihat Dave. Entah kenapa sejak turnamen yang sebelumnya, Genta tertarik kepada Dave.

Astagfirullah Genta.

"Lo suka sama Dave? Kan lo udah punya Alfan yaelah" ucap Luna kesal

"Gue udah bilang kalau gue terpaksa sama dia" Genta memutar bola matanya malas.

"Dia kapten basket loh"

"Gue ga peduli, mau dia jadi apapun gue ga pernah suka sama dia. Titik!" Nada bicara Genta penuh penekanan.

"Gue juga suka sama Athala. Titik!" Luna meniru gaya bicara Genta.

Seperti biasa, SMA Permata Bangsa memenangkan permainan. Yang artinya minggu depan mereka akan bermain lagi. Genta dan teman teman nya yang menonton permainan tadi bersorak senang. Sampai akhirnya mereka pun pulang bersama sama dan merayakan kemenangan mereka.

***

Eh No siapa ini? Genta bertanya pada dirinya sendiri. Karena tiba tiba ada notif dari No yang tidak dikenal.

085640078xxx

Halo

Genta

Siapa?

085640078xxx

Athala

Genta

Oh kak Atha, ada apa ya?

085640078xxx

Gapapa, karena lo kenal Andriana. Mungkin gue bakal sering nanya nanya sama lo. Gapapa kan?

Genta

Oh iya gapapa kak

085640078xxx

Kalau lo mau cerita tentang Alfan. Lo boleh cerita ke gue kok;)

085640078xxx

Mulai detik ini kita sahabatan oke, gue gatau alasannya apa tapi gada penolakan!

085640078xxx

Oh ya gue pengen ngomong sama lo, gue tunggu lo di kantin jam 10 oke.

Genta mengernyitkan dahinya, kebingungan dengan chat yang dia terima.

Gj banget anjir sumpah batin Genta. Walaupun berbicara begitu, sudut bibir Genta mulai naik dan tidak menyangka dengan chat yang ia terima barusan.

Genta berjalan menyusuri koridor sekolah, entah kenapa hari ini hatinya berbunga bunga. Bukan karena Alfan tapi karena hal lain, salah satunya karena ia bertemu Dave di parkiran sekolah, dan ia mendapat chat dari Athala. Sepertinya Dewi Fortuna sedang berpihak kepadanya.

"Hei" sapa seseorang yang menghentikan langkah Genta, Genta mendonggakan wajahnya ke arah orang tersebut.

"Eh kak Atha?"

"Gue mau ngomong, tapi sekarang aja" Ucap Atha dingin, tiba tiba Athala merampas ponsel yang ada di tangan Genta. Yah, sudah jelas Genta kaget setengah mati.

"Eh apaan sihhh" sentak Genta

Sementara itu Atha mengangkat ngangkat ponsel itu sambil menjulurkan lidahnya, Genta tidak dapat meraihnya karena tingginya dengan Atha jauh berbeda.

"Kalem dulu napa, pendek lu" ucap Atha sambil meneloyorkan kepala Genta.

Genta pun mendengus kesal, Atha mengotak ngatik ponsel Genta yang kebetulan tidak dikunci.

"Parah lu ga nge save No gue" Athala menatap tajam ke arah Genta.

15 menit Genta menunggu, dengan wajah cemberut.

"Nih gue balikin" Atha mengembalikan ponsel Genta dan pergi meninggalkannya begitu saja.

"Katanya mau ngomong" ucap Genta sedikit keras

Athala berhenti dan menoleh ke arah Genta

"Ntar aja di chat" ia pun melanjutkan perjalanannya.

Genta masih terheran - heran sambil memandang punggung Athala yang perlahan-lahan menghilang dari pandangannya. Astagfirullah sungguh hari yang aneh. Batin Genta.

***

Genta yang sedari tadi sedang menundukkan wajah nya di meja langsung melihat ponselnya yang terus berbunyi.

Athala Ganteng

Woy chubby

Athala Ganteng

Minta kontak temen lo dong, siapa tuh yg kek anak kecil. Elita iya Elita

Genta menaikkan sebelah alis nya, melihat pesan yang diterimanya. Tanpa pikir panjang ia pun memberikan Nomor WhatsApp milik temannya itu. Ga Jelas ih kenapa ya. Batin Genta heran dengan semua kejadian ini.

****

Athala baru saja sampai di rumahnya, tanpa pikir panjang ia pun menghampiri seorang wanita yang sedari tadi duduk di sofa, Wanita yang sering ia panggil Bunda.

"Bun Athala besok tanding" Athala duduk di bawah sofa. Lebih tepatnya di pangkuan sang ibu.

"Oh ya? Yaudah Bunda do'ain semoga kamu menang ya sayang" satu kecupan meluncur di kening Athala, Athala memeluk ibunya erat. Memang, jika dirumah Athala adalah laki - laki yang manja karena ia adalah anak semata wayang dari ibunya—Vita Marcelio dan ayahnya—Marcelio Anindito.

"Yaudah kamu mandi gih terus belajar terus tidur" suruh Vita

"Besok kan tanding bun, ngapain belajar lagian aku udah pinter" Athala terkekeh.

Vita menggeleng gelengkan kepala melihat tingkah anaknya itu. Tapi harus Vita akui, Athala memang sangat pintar.

Tanpa pikir panjang, Athala pun mandi. Setelah mandi ia pun merebahkan badannya di kasur nya yang nyaman dan empuk.

Besok ajak siapa ya?.Athala bertanya pada dirinya sendiri.

Athala segera membuka ponselnya, ia segera mengajak sang pujaan hatinya untuk menonton turnamen nya besok.

Athala

Riana? Besok mau ga liat aku turnamen?

Sayang

Kayanya besok aku sibuk, maap ya

Raut wajah Athala berubah, tadinya ia senang karena bisa mengajak sang pujaan hatinya untuk menonton nya bermain. Mungkin jika ada dia, Athala akan lebih semangat untuk bermain. Namun kenyataan nya, sang pujaan hatinya itu tidak pernah hadir dalam setiap pertandingannya. Athala membuka pesan nya dengan Genta, disana terpampang kontak Elita yang dikirim oleh Genta, raut wajahnya kini telah berubah lagi menjadi tersenyum.

Ajak Dia aja ahhhhh.....