webnovel

ATASHA : SPARKLING LOVE

Natasha Aluna, tidak ada yang dia pikirkan selain bagaimana nasib pekerjaannya dan satu lagi, bagaimana kabar Raga pradipta. Masa mudanya berakhir menyedihkan, harapan-harapan yang ia bangun selama hidupnya hancur lebur karena perkara kedua orangtuanya. Bagaimana bisa orang tua meninggalkan banyak musibah saat mereka meninggalkan dunia? Mengapa pula banyak orang tua yang bersikap seakan mereka benar dan anaknya adalah yang paling salah dalam urusan keluarga? Pikiran Natasha hanya tentang bagaimana rasanya dicintai, entah itu oleh keluarga, kekasih, atau bahkan yang paling simple oleh teman. Semua orang hanya menyukai dia dan harta milik orangtuanya, bahkan saat mereka tau bahwa Natasha tidak lagi menjadi orang berada, mereka meninggalkannya sendiri. Harapannya bertemu sosok seperti Raga, penyayang, tampan, baik hati, hangat, dan yang paling penting adalah... pria itu tidak pernah memandang tinggi rendahnya kasta. Aku mencoba tidak menyukainya bahkan saat dia berbaik hati padaku, karena semua orang yang menerima cintaku tidak akan pernah berakhir baik saat saling berhubungan. — Natasha Aluna. Saat melihat Natasha, pikiran pertama ku adalah dia anak yang kesepian. Maka dari itu aku banyak meluangkan waktu untuknya, tidak ada pikiran untuk mencintainya. — Raga Pradipta.

lovemizi · Teen
Not enough ratings
247 Chs

DARK SEVENTEEN

SELAMAT MEMBACA!

Sebenarnya sebuah cerita bukan tentang bagaimana akhirnya, tetapi bagaimana cerita itu bermulai dan berproses.

***

Natasha Aluna, enam belas tahun. Pukul dua belas malam ini dia harus segera pergi ke aula utama Greenland tempat berlangsungnya birthday party yang di selenggarakan oleh keluarganya.

"Berapa lama lagi sih taxi nya datang!" ucapnya kesal, dia berdecak dan membenarkan sepatu miliknya. Brand snikers terbaik dengan harga yang fantastis benar-benar membaluti seluruh tubuhnya, dari ujung rambut sampai ujung kakinya.

"Natasha Aluna?"

Natasha mengangguk, dia langsung masuk kedalam taxi itu.

"Aula Greenland, bisa cepat pak? Saya buru-buru," pintanya,

Supir taksi itu mengangguk dan mulai melajukan mobilnya, selama perjalanan Natasha memperhatikan ponselnya selalu. Katanya Papah dan Bunda akan mengabari dirinya saat sudah sampai, tetapi sampai sekarang keduanya belum ada kabar sama sekali.

Natasha memang memilih untuk tinggal di apartemen sendirian, perjalanan bisnis orang tuanya yang tidak tau waktu dan tempat membuat Natasha enggan menempati mansion besar keluarganya. Terlebih lagi Natasha adalah anak tunggal, dia tidak memiliki teman ketika kedua orang tuanya melakukan perjalanan bisnis.

"Bunda kenapa sih, kemana coba?" gumamnya berkali-kali,

"Greenland, mbak?"

Natasha mengangguk, "Langsung berhenti di depan aja, Pak." ucapnya,

Perjanjian dengan keluarganya akan berkumpul di Greenland untuk mengadakan hari ulang tahun Natasha yang ke tujuh belas, berhubung mereka satu keluarga tidak tinggal bersama alhasil satu sama lain akan saling menghubungi jika sudah sampai atau ada apa-apa di tempat mereka, baik itu Natasha ataupun orang tuanya.

"Terimakasih, pak!" Natasha memberikan ongkosnya kemudian berlari ke arah pintu masuk yang entah kenapa sudah ramai para tamu undangan.

Saat Natasha hendak masuk, tangannya di tarik secara tiba-tiba kemudian masuk ke dalam pelukan seseorang yang tidak dia kenal.

"Natasha, pesawat yang orang tua kamu tumpangi ... Kecelakaan," ucapnya,

Pada awalnya Natasha pikir itu hanyalah gurauan pelengkap acara ulang tahunnya, dia bahkan tidak sempat menangis atau bahkan tertawa. Dia pikir ini terlalu menyeramkan untuk gurauan seperti ini.

"Bercandanya jangan kayak gini, hihi. Aku udah seneng kok tanpa kalian bercanda kayak gini, ini sweet seventeen aku. Jangan buat ini jadi dark seventeen gara-gara jokes kalian," jawab Natasha masih dengan senyumnya, dia mengurai pelukan seseorang yang sangat erat padanya.

Tetapi saat melihat ekspresi banyak orang di sekeliling Natasha menatapnya seperti tatapan kasian, membuat Natasha berpikir ini sudah keterlaluan, sedikit lagi dia akan benar-benar marah.

"Papah sama Bunda kemana sih, lagian kenapa mereka ngundang orang yang gak aku kenal coba?!" gumamnya kesal, dari arah berlawanan muncul Dito, manager perusahaan papahnya. Dia juga sangat dekat dengan Natasha.

"Papah kemana, om?" tanya Natasha langsung,

Dito selalu manager bingung harus mengatakan apa, dia pun sangat terkejut saat mendengar berita yang baru saja di sampaikan oleh pihak bandara meminta perwakilan keluarga untuk datang dan memeriksa ke tempat kejadian.

Dito memilih untuk memeluk Natasha, saat gadis itu masuk kedalam pelukan Dito, Natasha dengan perasaannya yang tidak karuan langsung sinkron dengan air matanya.

"Jangan bilang?"

Dito mengangguk, "Yang mereka katakan itu benar, Ca."

Natasha tertawa sumbang, "Gak lucu loh, Om. Masa di birthday party aku kalian malah becanda tentang kematian sih, gila ah. Udahan yuk, sebentar lagi jam dua belas malam loh," pintanya,

Natasha membalikkan tubuhnya hendak masuk ke aula utama, tetapi saat masuk ke pintu masuk, telponnya berbunyi. Tepat di jam dua belas malam, pesan yang dikirim oleh papahnya. Natasha bahkan sekarang tersenyum, itu artinya mereka hanya bercanda, mungkin saja pesawatnya delay dan tidak bisa datang tepat waktu.

|Isi surat Papah.

Natasha Aluna anak Papah, happy birthday sayang.

Aluna anak kesayangan papah, anak satu-satunya yang papah sayang. Aluna bisa kan hidup sendiri? Aluna kan kuat, Aluna tau? Pesawat yang papah naikin sekarang ada masalah di kontak nya, pesawatnya hilang kontak dan bahkan ada beberapa sinyal masuk, jadi papah bisa kirim ini buat Aluna.

Happy birthday sayang, ini pesan tempo yang papah buat tepat dikirim jam dua belas malam.

Happy Sweet seventeen, Bunda sama calon adik kamu bahkan udah tidur pulas, do'akan kita semua bisa ketemu pencipta yang selalu baik sama kita ya....

Papah, Bunda, sama Adik sayang banget sama Aluna. Jaga diri baik-baik ya sayang, happy sweet seventeen my fullsun.

Natasha terus saja membuka matanya.

"Pesan tempo?"

"Natasha ayok ikut Om. Sebentar lagi pasti banyak rentenir datang, biar om yang bereskan sisanya. Ini Om ada uang sedikit, kamu bawa saja. Nanti kalau ada apa-apa hubungi Om ke nomor yang Om taro di sana," Natasha masih mengerjapkan matanya, dia bahkan belum menangis sedikit pun.

"Natasha bisa jaga diri kan?"

Gadis itu baru meneteskan air matanya saat banyak sekali petasan menghiasi langit ibu kota, tahun baru menjadi malam yang gelap baginya saat ini. Ketika semua orang berbahagia menyambut hidup dan diri yang lebih baik dari tahun sebelumnya, Natasha dihadapkan oleh kenyataan yang sangat memilukan.

"Kamu harus bertahan sampai Om selesaikan ini semua,"

Sirine polisi mulai terdengar, Dito yang panik langsung menyuruh Natasha memakai mantel miliknya dan lari lewat pintu belakang. Setidaknya dia harus menyelamatkan apa yang atasannya jaga, dia adalah Natasha Aluna.

"Setidaknya Natasha tetap menerima hadiah ulang tahunnya,"

Natasha berlari, mengikuti langkah kakinya akan membawa dia kemana dan dimana dia akan melangkah. Yang Natasha butuhkan hanyalah berlari, berlari agar seseorang tidak menemukannya, kesedihannya akan hilang sesegera mungkin karena Natasha tidak pernah mencintai orang lain selain dirinya, meski itu orang tuanya.

"Happy Dark Seventeen, Natasha Aluna," gumamnya.

Bagaimana list yang sudah dibuatnya? List akan pergi ke negara ini, mencoba makanan baru di negara ini, pergi bersama keluarga keliling negara lain, bersama, tertawa, dan keinginan Natasha hanya meliputi keinginan untuk berkumpul keluarga.

"Butuh berapa tahun untuk aku paham apa arti keluarga, dan saat masa itu tiba, kalian malah pergi? Jahat bukan?"

Natasha menatap kosong ke depan, "KENAPA KALIAN HARUS DATANG LAGI! KENAPA GAK DARI DULU KALIAN PERGI DARI DUNIA INI, HAH! KENAPA!"

"Kenapa kalian ajarin aku cara mencintai orang lain?! Untuk ini? Untuk rasa sakit ini?!"

Natasha membutuhkan orang lain sekarang, dia paham arti tidak bisa hidup sendiri, karena dia adalah manusia, makhluk sosial bukan? Natasha butuh orang lain.

"Sial, kenapa harus?" gumamnya.

Natasha adalah gadis dingin, hidupnya lebih banyak dihabiskan untuk dirinya sendiri. Pengeluaran, pemasukan, apa yang dia beli semuanya diatur oleh perusahaan. Natassa tidak pernah hidup susah, dan bagaimana sekarang?

SEE YOU NEXT CHAPTER!