webnovel

Assalamualikum Pak Dokter

Ayana syakila,...wanita berusia dua puluh tahun dengan karir yang begitu cemerlang.Diusianya itu ia sudah bekerja sebagai sekretaris disebuah perusahaan,banyak orang bertanya tanya mengapa gadis belia itu begitu cepat mendapatkan pekerjaan.Ya,...dia terbilang cerdas sedari kecil,ia selalu mengambil kelas akselerasi dari sekolah dasar hingga ia menyelesaikan pendidikannya diusia lima belas tahun.Ayana bahkan kuliah hanya tiga tahun mengingat dia mengambil semester pendek,tapi apa yang tidak mungkin dengan otak jeniusnya. Selain cakap dalam bekerja Ayana adalah wanita dengan kepribadian agamisnya,ia salah satu pengguna khimar ketika bekerja.Selain urusan kantor ia juga menekuni Dunia sastra,....menulis menjadi satu hobbinya. Ayana,....wanita yang menambatkan cinta untuk Atasannya dikantor harus menelan rasa kecewa dan sakit saat lelaki asing melamarnya,.... Hati yang semula jatuh pada sosok Bos galak,Athalla...harus terhapus karena Calon suami terpilih keluarganya,Dika. Tidak ada cinta,maka begitu hambar pernikahan yang mereka jalani,Ayana menjadi istri dengan segala sikap bijak nan dewasanya.Tapi sosok Dika,...mengapa laki laki itu dikatakan baik jika Agamanya saja kurang. Oh Allah,... Begitu sakit,...hingga Ayana menjadi Depresi ketika ia harus berhenti menapaki karir yang susah payah ia bangun,ketika pengorbanannya bahkan tak tampak,.... Ayana benar benar lelah,hingga ia merasa ini akhir dari segalanya.Dikala badai menimpa,dikala pikirannya tak lagi sehat,Allah limpahkan musibah,.....dan Suaminya jatuhkan talak. ....... "jika kita tidak segera menolongnya,...maka wanita ini akan mati...." "Dokter,...to...tolong saya.."

Riska_Irawan · Urban
Not enough ratings
10 Chs

Perceraian

Sesungguhnya Ayana benci sebuah perceraian,karena menurutnya perceraian adalah program besar iblis.Mereka akan tertawa bahagia melihat manusia yang tercerai berai,mereka merasa berhasil menggoda manusia untuk saling membenci,menyakiti dan meninggalkan.Tapi ia sudah berusaha bertahan selama ini,...

Axel berjalan menuju bangsal boegenvil

untuk visit keruangan Ayana,ini sudah dua minggu wanita itu dirawat.Kondisinya berangsur membaik,hanya Cidera kakinya saja yang masih perlu perawatan dan mungkin butuh waktu lama.Wanita itu bahkan sudah bosan berada dirumah sakit,sebelum keruang rawat Ayana, Axel mengajak Safa untuk bersamanya.

Axel membawa beberapa buku yang ia beli saat mampir ketoko buku sebelum kerumah sakit tadi,ia juga membawa kado kecil yang entah apa isinya.Safa bahkan sampai menganga takjub melihat perubahan sahabatnya itu.Hei,ayolah selama ini Axel dikenal dengan sosok terdingin dirumah sakit.Boro boro memberikan pasien hadiah,ia bahkan memasang wajah jutek jika memeriksa kondisi pasiennya,tatapannya setajam scapel yang selalu ia gunakan saat diruang operasi.Axel bahkan tidak sungkan berbicara apatis jika mendapatin pasien yang sukar diberitahu.

Tapi lihatlah laki laki itu sekarang,ia membawa buku buku agar wanita bernama ayana itu tidak merasa bosan,ia bahkan membelikan hadiah yang entah apa itu.

"kamu enggak berniat jadi Pebinor kan.." bahasa apaan itu yang digunakan Safa,sejak kapan dokter cantik itu memakai bahasa aneh gitu.Axel melirik tanpa minat,

"apa sih..."

"Axel,kamu sehat ?"

"Saya sehat safa,...kenapa sih ?"

"oh,oke...hehe,enggak apa apa,..."safa tertawa garing,ia pikir sahabatnya ini mungkin sedang kasmaran.Tapi apakah tidak salah sasaran.

Mereka berjalan terus hingga sampai didepan ruangan yang dituju,dari dalam terdengar suara seseorang.Axel pikir itu suara Ammar,kakak Ayana jadi ia memutuskan untuk masuk saja.

"Assalamualaikum Ay..."

Langkahnya tiba tiba terhenti saat melihat sosok lelaki yang berdiri tepat disamping brangkar Ayana,Axel dan safa juga melihat wanita itu menangis dalam diam.Hanya airmata saja yang membasahi wajahnya,tidak ada suara yang ia keluarkan.

"Ayana....,kamu kenapa ?" safa buru buru mendekati wanita itu,merengkuhnya untuk sekedar menenangkan pasiennya.

"Maaf jika saya ikut campur,tapi Ayana baru saja pulih,bisakah tidak membuatnya merasa tertekan.itu akan memperburuk kondisi psikisnya lagi..." Axel bicara kepada lelaki yang tak lain suami dari Ayana,ia bicara sebagai Dokter bukan sebagai lelaki yang diam diam mengagumi wanita yang jadi istri orang itu.

Bukannya menjawab atau merespon ucapan Axel,Lelaki yang tak lain Dika itu mengulurkan sebuah surat berlogo pengadilan Agama kearah Ayana.

"aku mohon kamu tanda tangani surat perceraian kita Ayana.Maaf aku tidak bisa melanjutkan pernikahan kita lagi,Maaf untuk semua luka yang aku berikan untukmu.Selama menikah hanya aku yang mencintaimu,kamu tidak.Kamu memang menerimaku,tapi sungguh dimatamu tidak pernah kutemukan rasa itu,Kamu adalah istri paling baik.Namun aku tidak lagi bisa melanjutkan pernikahan ini,kita akhiri agar kita tidak pernah saling melukai lagi..."

Dan kembali buliran airmata memenuhi wajah putih nan bersih Ayana,wanita itu tidak bersuara,dan itu membuat Axel takut.Ia sudah mendengar pembicaraan lelaki ini tempo hari,tapi sungguh ia tidak menyangkah lelaki ini benar meninggalkan wanita sebaik Ayana hanya karena kondisinya.

"Hey ayolah,...Istrimu tidak gila,dia hanya sedang tertekan.Istrimu tidak cacat permanen,ia bisa berjalan kembali,...lalu kamu meninggalkannya saat kondisinya butuh dukungan begini...." emosi Axel memuncak dan tanpa bisa ditahan ia melayangkan ucapan itu.Lelaki itu menatap tak percaya kala dokter itu mencercanya,...membela Ayana,meskipun yang Dokter itu ucapkan benar adanya.Dirinya suami yang jahat meninggalkan istri yang tengah butuh dukungan.

"aku tidak meninggalkannya karena itu,ini...ini memang sudah keputusanku,"

Buggh....

"Axel...!!!."

Satu tinjuan melayang kewajah lelaki itu,Axel benar benar hilang kendali.Safa sampai berteriak memanggil nama sahabatnya,sungguh ia tidak pernah melihat Axel tersulut emosi seperti sekarang.

"kamu bilang keputusanmu,itu keputusan yang bodoh...."

Buggh....

Buggh....

Mereka terlibat baku hantam,safa sudah menjerit jerit tidak karuan,Ayana masih diam dalam tangisnya.Hingga tak lama Huda datang berlari lari menuju ruangan itu dan memisah keduanya.

"Axel..!!!"

"lepasin saya Huda,lelaki brengsek ini butuh diberi pelajaran agar tidak menyakiti wanita...." seru Axel yang masih ingin menyerang Dika.

"Axel,...ini rumah sakit,kamu Dokter disini.Apa tanggapan dokter lain juga perawat jika melihatmu berkelahi...."

"Istighfar Axel...."

Axel langsung menghentikan usahanya untuk kembali menyerang Dika,syukurnya tidak ada perawat lain ataupun dokter lain yang melalui bangsal itu.ia memejamkan mata sejenak sebelum akhirnya mengucapkan kalimat istighfar.Sungguh ia sudah dikuasai oleh syetan karena tidak bisa mengendalikan amarahnya.Biasanya ia tipe orang yang bisa mengendalikan diri,tidak mudah marah tapi mengapa sekarang ia lepas kendali hanya karena melihat Ayana tersakiti.

"maaf jika saya terlalu ikut campur,tapi pikirkan lagi.Jangan hanya mengikuti perkataan orang,....semua masih bisa diselesaikan tanpa harus bercerai bukan..." Axel kembali berucap setelah kembali tenang,namun laki laki itu malah tersenyum sinis.

"Ayana...katakan sesuatu,jangan Diam...." Bentak Axel yang merasa frustasi karena wanita itu hanya menangis tanpa suara.

"Dokter Axel,....kepala Aya pusing..." mendengar itu Axel berjalan mendekati brankar,tidak peduli kondisinya sudah acak acakan dan babak belur akibat perkelahian tadi.Bahkan Huda dan safa pun turut mendekat.

"Mas Dika,...kemarikan suratnya biar Ayana tandatangani,Mas Dika tidak perlu lagi mencintai Ayana.Jatuhkan talak sekarang juga,ceraikan Ayana sekarang juga...."

"Ayana..." safa menatap tak percaya pada wanita didepannya,wanita itu menatap kosong kearah lain.Tangannya tampak gemetar meremas ujung selimut.

Dika mendekat memberikaan surat berlogo pengadilan agama itu,dengan cepat ayana menandatanganinya.Matanya nampak berembun ia memberikan surat itu dengan tangan yang bergetar hebat.

"Ayana,aku ceraikan Kamu sekarang juga.Maaf...."

Lelaki bernama Dika itu pergi meninggalkan ruang rawat sembari membawa surat perceraian yang sudah ditandatangani.

"Asyla,...hak asuhnya akan jatuh padamu,...jangan khawatir.." ucapnya untuk terakhir kali sebelum akhirnya benar benar pergi.

Tampak keheningan menyeruak didalam ruangan,Huda yang menatap bingung,safa yang juga tidak tau harus apa,bahkan Axel menatap wanita itu dengan tatapan tak bisa dijabarkan.Ayana hanya diam meski sesekali menghapus buliran air yang tumpah.Ayana bahkan memegang kepalanya yang seperti berdenyut hebat....

"Menangislah Ay,...keluarkan semua.Jangan pernah menahannya,.." seru Safa sembari menggenggam jemari wanita itu yang bergetar.

"Kepala kamu akan sangat sakit jika terus menahannya,jika menangis maka keluarkan suaramu Ayana.Jangan terus terus menahannya,kamu tidak akan dikatakan cengeng jika menangis dengan suara,..."

Dan seketika suara tangisan Ayana pecah,ia meraung raung dalam pelukan safa.Axel melihat banyak luka dari tangisan itu,Mata indah wanita itu,....ia tidak rela jika harus menangis untuk lelaki brengsek seperti Dika.

"Menangislah aya..."

Dan Axel merasa ini bukanlah waktu yang tepat untuk memberikan hadiah juga buku buku yang sudah dibelinya.Ia akan memberikannya saat wanita itu sudah tenang dan baikan nanti.

Saat wanita itu berhenti meluapkan segala luka dan kecewanya dengan airmata Ayana sudah nampak lebih tenang sekarang,.

"Dokter kepala Ayana sakit...." Dan dengan sekali gerakan Axel menyuruh Huda memanggil Runa untuk membawa beberapa obat untuk mengurangi rasa sakitnya.

"kamu istirahat,jangan terlalu banyak berpikir ,tenangkan pikiran kamu...."

Axel dan kedua orang itu langsung meninggalkan ruangan begitu wanita itu tertidur tak lama Axel menyuntikan obat.

Sungguh Saya tidak suka melihatmu menangis karena lelaki itu,...

Airmatamu terlalu berharga untuk menangisi lelaki brengsek yang menjadi suamimu itu,

Jika boleh dikata saya senang dia sudah melepasmu dari ikatan pernikahan itu.Karena ada ruang bagi saya untuk berada disisimu,menjadi tamengmu...

Tapi saya juga merasa sedih melihat bagaimana terluka dan rapuhnya dirimu,...

Ayana...

Mulai sekarang jangan menahan apapun,jadilah dirimu..

Dirimu yang ceria,selalu tersenyum dan memasang sikap manja,itu lebih menunjukan sisi hangatmu.Lepaskan bebanmu Ayana,....insyaa Allah,...Takdir kita sejalan dengan Do'aku dan Do'amu.

Saya tidak pernah meminta apapun pada Allah,tapi kali ini saja saya meminta hatimu untuk saya miliki,

Bisakah ?

Bolehkah ?

Axel berjalan menuju ruangannya untuk merapikan kondisinya,sungguh ia terlihat seperti orang bodoh saat ini.Baju yang acak acakan,muka lebam,dan sudut bibir yang pecah dan mengeluarkan darah segar.

Safa dan huda malah ikut masuk kedalam ruangannya,padahal Axel ingin menenangkan dirinya sendiri.Tapi dua makhluk itu terus saja mengikutinya seolah tidak punya pekerjaan.

"Duduk,biar aku bersihin lukanya..." titah safa yang sudah memegang kapas juga antiseptik ditangannya.

"saya bisa melakukannya sendiri fa..."

"dasar keras kepala..." huda merebut kapas ditangan safa,ia mendudukan Axel dan menekan nekan ujung bibir yang robek itu.

"lo itu dokter,seharusnya bisa dong jaga diri biar nggak babak belur gini.Kenapa meski berantem sih ?Dirumah sakit,gara gara wanita pula..."

"Dia terlalu baik untuk disakiti..."

"itu ranah keluarga mereka Axel.Lo itu orang luar..." Axel menahan tangan huda yang ingin melanjutkan aktivitasnya mengobati lukanya.

Axel menarik nafas berat,huda benar dirinya hanya orang luar.Atas dasar apa ia ikut campur,sepertinya bukan karena rasa kagum tapi semata mata ia lakukan karena rasa kemanusiaan.Wanita itu terlalu berharga untuk disakiti,wanita adalah tombak dari sebuah negara bukan ...?

"Makasih uda nolongi saya,...tapi saya butuh waktu sendiri.Boleh tinggalkan saya..."

Safa dan Huda akhirnya meninggalkan Axel didalam ruangannya,mereka memberi waktu sahabatnya itu untuk berpikir dan menenangkan diri.Ternyata sebegitu besar pengaruh seorang Ayana dalam hidup Axel,Dokter yang tergila gila kerja dan tak pernah memikirkan perasaan.Sekalinya jatuh ia bahkan rela melakukan apapun untuk melindungi cinta dalam diamnya.