webnovel

PERJANJIAN YANG BARU

Gerald menggelengkan kepalanya.

"TIDAK!"

"Suka atau tidak suka kau harus bisa menerimanya. Aku akan memberimu kekayaan, ketenaran , wanita. Apapun yang kau katakan akan terwujud. Sumpah serapah yang kau lontarkan kepada musuhmu akan aku kabulkan. Wanita manapun tidak akan pernah bisa menolak pesonamu. Tapi, tidak akan ada satupun yang bisa melahirkan keturunanmu selain atas izinku."

"Aku tidak percaya, dan aku menolaknya!"

Asmodeus tertawa terbahak-bahak, saat ia tertawa api dari dalam mulutnya menyambar-nyambar.

"Kau tidak akan pernah bisa menolak anugrah yang aku berikan."

"Omong kosong! Aku harus pulang!"

"Pulanglah, tapi ingat bahwa aku selalu ada di dekatmu. Mungkin kau lupa, tapi aku masih ingat malam itu saat kau membuka buku kuno yang diberikan Aiyana kau sudah meneteskan darahmu. Dan itu adalah tanda kau sudah menandatangani perjanjian denganku."

Gerald tak peduli, ia membalikkan tubuhnya dan melangkah keluar. Saat ia menuruni tangga Aiyana sedang berdiri menunggunya di anak tangga yang paling bawah.

"Jika kau memerlukan bantuanku, kau tinggal memanggil namaku. Aku akan datang membantumu," kata Aiyaana. Gerald tak menjawab. Ia langsung beranjak pergi.

Saat ia keluar dari gedung tua itu, tanpa sengaja ia berpapasan dengan seorang wanita tua yang menatapnya dengan tatapan tajam.

"Hidupmu sudah dikuasai oleh iblis, anak muda. Dan kau tidak akan bisa untuk lepas begitu saja. Terkecuali kau bertemu dengan gadis itu ...."

"Gadis siapa maksud anda? Maaf, Anda bicara kepada saya, Nyonya?"

Wanita tua itu tidak menjawab, ia terus melangkah menembus kegelapan malam. Untuk beberapa saat Gerald masih berdiri terpaku, namun saat ia menyadari sesuatu dengan cepat ia naik ke atas sepeda motornya dan berusaha menyusul langkah wanita tua itu, tapi aneh wanita tua itu seolah menghilang dalam kegelapan malam. Padahal Gerald melihat sendiri langkah wanita itu sama sekali tidak terburu-buru, bahkan sangat perlahan.

"Aneh, kemana perginya wanita tua tadi. Aku yakin sekali ia berjalan sangat pelan. Tapi, mengapa tidak ada?" gumam Gerald keheranan.

Akhirnya pemuda itupun memutuskan untuk menjemput Alexa di tempat kerjanya. "Alexa pasti akan sangat senang jika aku menjemputnya," pikir Gerald. Saat ia tiba tampak Alexa dan Gabby baru saja keluar dari restoran. Senyum di bibir Alexa pun mengembang saat melihat kedatangannya.

Gadis itu langsung menghambur ke dalam pelukan Gerald diikuti tatapan keheranan dari Gabby.

"Aku pikir Alexa tengah menggodaku saat ia mengatakan bahwa kalian berpacaran. Tapi, sekarang aku yakin, hanya saja aku bingung kenapa tidak sejak dulu? Padahal kalian tinggal di gedung apartemen yang sama dan juga kuliah di kampus yang sama. Juga bekerja paruh waktu di tempat yang sama. Mengapa perlu waktu yang lama sekali untuk kalian sadar bahwa kalian saling mencintai?"

Alexa menepuk bahu Gabby perlahan, "Tidak mengapa sedikit terlambat, yang paling penting saat ini kami sudah bersama," jawab Alexa dengan ceria.