webnovel

GUGUP

Alexa mencoba untuk menghilangkan perasaan gugupnya dan pergi ke kamar mandi. Gadis itu segera menyalakan shower dan mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Ia berharap setelah mandi ia bisa melupakan apa yang baru saja ia lakukan tadi.

"Aku sudah menciumnya seperti seorang kekasih, astaga! Apa yang sudah kau lakukan, Alexa!" gadis itu bermonolog sambil membersihkan tubuhnya.

Setelah selesai mandi dan berganti pakaian,ia pun duduk di depan meja riasnya. Tiba-tiba, ia seperti menangkap bayangan hitam di belakangnya. Refleks Alexa menoleh dengan cepat ke belakangnya , namun ia tidak menemukan siapapun. Gadis itupun segera meneruskan kegiatannya mengeringkan rambut hitamnya yang panjang sebahu itu.

Setelah itu ia memakai sedikit bedak dan sedikit lipgloss supaya bibirnya tidak kering. Hari itu ia hanya mengenakan jeans berwarna hitam dan t-shirt berwarna biru muda. Setelah itu ia pun meraih tas nya dan segera berangkat ke tempat kerja. Sebenarnya masih ada waktu sebelum jam kerjanya, tapi Alexa memilih untuk berangkat jauh lebih awal. Ia berharap dengan sibuk bekerja ia akan lupa dengan kejadian memalukan tadi pagi.

Namun, saat ia keluar dari kamar nya, Gerald pun baru saja keluar dari kamarnya. Untuk sesaat keduanya tampak sedikit canggung.

"Ehm,kau akan berangkat bekerja?" tanya Gerald. Alexa mengangguk, "Iya."

"Ya sudah, ayo kita berangkat sama-sama."

Melihat sikap Gerald yang tampak biasa saja, Alexa pun merasa lega dan gadis itu bisa kembali mengontrol perasaannya dan sekaligus juga debaran di dadanya.

"Kenapa kau berangkat sekarang? Jadwal shift kita kan masih dua jam lagi," kata Gerald.

"Kau sendiri?"

"Tadinya aku akan mampir sebentar ke perpustakaan. Tapi, kau sepertinya sedikit terburu-buru."

"Tidak mengapa jika kau memang ingin mampir ke perpustakaan. Aku akan pergi sendiri saja," kata Alexa namun Gerald menggelengkan kepalanya.

"Tidak, kita bersama-sama saja. Aku bisa ke perpustakaan besok atau di hari senin."

Alexa pun mengangguk. Mereka berangkat dengan mengendarai sepeda motor tua milik Gerald. Motor itu bukan motor keluaran terbaru, hanya sepeda motor tua peninggalan almarhum ayahnya.

Restoran tempat mereka bekerja tidak terlalu jauh dari apartemen mereka. Hanya beberapa blok saja jaraknya, bisa juga di tempuh dengan berjalan kaki. Biasanya Gerald berjalan kaki, tapi siang ini ia memutuskan untuk mengendarai motornya.

Sampai di restoran mereka segera masuk lewat pintu belakang, pintu khusus untuk karyawan. Saat mereka masuk, Alexa sempat memergoki beberapa karyawan yang lain tampak mencuri pandang ke arah Gerald.

"Lexa, tumben kau sudah datang? Tapi, baguslah pengunjung sedang ramai. Dari tadi Mrs Steward sedang dalam mood yang buruk, kau jangan sampai membuat kesalahan. BIsa-bisa gajimu dipotong olehnya," kata Gabby.

Linda Steward adalah manager restoran itu. Seorang wanita berusia 36 tahun, berwajah angkuh dengan kacamata dan juga tatapan mata tajam. Ia jarang berbicara kepada karyawan yang lainnya. Bahkan ia juga jarang sekali tersenyum. Tapi, ia adalah orang kepercayaan Mr Johnson pemilik restoran itu. Sementara Gabby bekerja sebagai kasir.

Gerald bekerja di dapur. Tugasnya membantu Chef untuk membuat pesanan pizza dan juga sesekali mengerjakan tugas lain seperti menggoreng kentang atau nugget.

"Kau rapi sekali hari ini, Thompson," sapa Linda dengan ramah. Sontak seluruh karyawan menoleh ke arah Linda dan Gerald.

"Tolong cubit tanganku, Lex," bisik Gabby pada Alexa yang sedang memegang menu.

Tanpa berpikir panjang Alexa mencubit Gabby hingga gadis bertubuh tinggi itu mengaduh kesakitan.

"Auch! Sakit!" pekik Gabby tertahan.

"Kau kan yang minta," jawab Alexa membela diri.

"Ada angin apa hari ini,melihat Mrs Steward tersenyum pada Gerald seperti tadi rasanya seperti mimpi," tukas Gabby.