1 Askara itu apa?

Askara dalam bahasa sansekerta mempunyai arti sinar atau cahaya. Pada hakikatnya diharapkan seorang yang bernama Askara dapat memiliki sifat yang menjadi sinar cahaya menuntun pada kebaikan dengan sikap memiliki jiwa pemimpin, optimis, dan berwibawa. Sebuah nama memang tidak selalu menjadi kualitas sesungguhnya, kadangkala bertentangan, kadangkala memiliki kekurangan, dan kadangkala mencerminkan. Namun setidaknya sebuah nama itu mencerminkan doa dari orang tua yang memberikan nama pada anaknya.

Sebuah nama yang diharapkan membawa sifat dari nama tersebut memang tidak selalu menjadikan seseorang seperti nama yang diharapkan, karena pada dasarnya seorang manusia itu akan menjadi apa, dan seperti apa karakternya tidak hanya ditentukan oleh faktor keturunan, dan nama saja, akan tetapi ditentukan juga oleh pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat yang dimana seorang manusia ini berada ditengah-tengah ketiga lingkungan tersebut.

Askara itu akan menjadi Askara bilamana ia dibesarkan dengan pendidikan dan pendekatan yang baik sesuai dengan gayanya belajar, gayanya memahami sesuatu. Sehingga ketika ia tumbuh dan berkembang, seumpama petani menanam jagung dan dirawat sesuai dengan ilmu menanam jagung, maka akan tumbuh jagung yang berkualitas. Beda halnya jika petani jagung, memperlakukan tanaman jagung layaknya padi di sawah, maka tanaman jagung tersebut tidak dapat tumbuh dengan baik. Tidaklah mungkin seorang petani menanam jagung yang tumbuh tanaman padi. Semua itu sesuai kodratnya.

Begitupun Askara apabila sekalipun ia dirawat dalam tumbuh-kembangnya namun belum sesuai dengan harapan, bukan berarti ia tidak bisa hidup, tumbuh, dan berkembang. Mungkin saja ada hal yang ia belum dapatkan dalam tumbuh-kembangnya untuk memahami sesuatu baik pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Bisa saja gayanya memandang dan memahami dunia, tidak sama seperti orang pada umumnya dalam artian harus dengan pendekatan tertentu barulah ia dapat tumbuh dan berkembang menjadi Askara yang memiliki sifat dalam namanya sebagai Cahaya yang dapat menuntun pada kebaikan bagi orang-orang di sekitarnya, bisa saja akan memberikan pengaruh pada banyak orang dalam memandang dunia, khususnya di era modernisasi yang membawa manusia ke dalam sistem-sistemnya, sehingga menyebabkan nilai-nilai arogansi dalam diri manusia lebih memilih suatu hal yang cepat, instan. Hal ini membuat Askara sulit memahami pelajaran-pelajaran yang diberikan kepadanya di bangku kuliah.

avataravatar
Next chapter