1 Chapter 1 AML

KREKK...

Lingerie yang lebih mirip dengan seutas taki itu di robek dengan keras oleh tangan kekar yang kini meraba buah persik milik wanita yang tengah duduk menggelinjang panas di atas tubuhnya.

"Lepaskan suaramu sayang, biarkan memenuhi ruangan ini maka aku akan memberikan mu semua yang kamu inginkan!"

Beberapa saat Johanes berbicara sembari menyentuh bagian pinggul wanita yang tengah bersatu dengan tubuhnya itu, dan seketika suara erangan memenuhi kamar nya.

"Apakah kita akan segera selesai?" tanya wanita itu, sembari menggigit bibirnya setelah berbicara, dan juga memegang pun dah Johanes dengan erat tampak menancapkan kuku panjang nya.

"Aku masih belum puas, maka kamu harus lebih ekstra memberikan pelayanan padaku"

Lumatan demi lumatan terus di berikan oleh Johanes, kini ia merubah posisi bercinta nya. Posisinya kini ada di atas dan ia menghentak-hentakkan seluruh kekuatan nya demi mendengar erangan gadis yang sedang memuaskan hasrat nya itu.

Ahhh... Erangan panjang pun terdengar dari Johanes bebarengan dengan pelepasan kenikmatan nya.

Ia langsung berdiri dan membersihkan sisa keringat yang mengalir di tubuh nya.

"Ambil dan jangan pernah menginjakkan kaki mu di sini lagi" Johanes melemparkan beberapa gepok uang ke atas tubuh wanita yang masih bertelanjang bulat di atas ranjang nya itu.

Walau ia sakit hati atas perlakuan Johanes, wanita itu tetap mengambil uang itu dan mengambil sehelai baju yang ia pakai saat datang ke sana.

Dengan melenggang kan kaki, dan menyambar tas nya! Wanita itu keluar dari ruangan dimana ia menghabiskan separuh tenaga nya demi memuaskan Tuan rumah.

"Apakah kamu tidak tahu diri, apakah bekerja seperti ini membuat mu tidak tahu malu?" ucap wanita yang tidak lain adalah istri Johanes, setelah menunggu beberapa saat wanita yang telah bercinta dengan suaminya itu keluar dari kamar miliknya.

"Ah, jadi kamu wanita yang sangat istimewa namun tidak beruntung itu! Sangat senang bisa bertemu dengan nyonya Ameera yang terhormat!" jawab wanita itu namun seperti merendahkan sang nyonya rumah.

"Kamu tidak lebih dari wanita murahan yang tidur dengan suami orang, namun masih bisa berkata sombong namun bagaimana pun kamu hanya akan di pakai satu hari oleh suamiku"

Mendengar itu seperti nya sang wanita bayaran geram. ''Nyonya Ameera, apakah kamu tahu mengapa suami mu terus berselingkuh? itu karena kamu hanya memiliki satu putra dan kamu tidak se memuaskan perempuan-perempuan seperti ku"

"Hei, lancang kau wanita murahan" teriak nyonya Ameera.

Baru saja ia akan mengangkat tangan nya dan menampar sang pelacur, namun ia di dorong dengan sedikit keras dan membuatnya terjatuh ke belakang.

Hal itu membuat Nyonya Ameera sedikit berteriak.

Putranya yang masih berusia 10 tahun berlari menghampiri ibunya. "Ma, mama kenapa?" tanya nya dengan wajah manis yang panik.

Melihat putranya, nyonya Ameera segera berdiri dan berusaha menjauhkan nya dari wanita itu.

"Ah, apakah kau Evander?" tanya wanita seksi itu pada seorang anak kecil yang baru saja di temui nya.

"Evander, cepat masuk ke dalam kamar dan lanjut kan belajar mu" titah Nyonya Ameera.

Evander memperlihatkan tatapan sinis pada wanita itu sembari menggenggam pulpen di tangannya.

Wanita itu menundukkan kepala membuat nya sejajar dengan Evander. "Hai namaku Emily, senang bertemu dengan mu kamu sangat terkenal sebagai seorang putra tinggal keluarga Johannes burg"

Seketika Evander mengangkat tangannya dan menusukkan pulpen yang di genggam nya pada pipi kiri wanita itu.

"Aahh.... wanita itu berteriak seketika ketika darah keluar dari pipi mulusnya, ia menahan darah nya terus keluar namun itu tak membantu nya"

Para pegawai keluar Setelah mendengar wanita itu berteriak.

Ameera kaget melihat apa yang dilakukan putranya itu. "Evander!" teriaknya.

Wajah Ameera tampak kaget, namun melihat dada putranya yang naik turun lebih membuatnya khawatir di banding keadaan Emily yang mengeluarkan banyak darah.

"Evander, tarik nafas kemudian keluarkan lakukan lagi, lagi" ucap Ameera yang di turuti oleh Evander dan anak itu segera membaik dari emosi nya yang meluap.

Ameera menyuruh pegawai membereskan tentang Emily dan menyuruh mereka membawanya ke rumah sakit serta memberikan banyak uang untuk pertanggungjawaban.

Ameera membawa putranya ke kamar, namun Evander menatap wajah Emily sebelum meninggalkan. "Aku akan membalas perbuatan mu karena menyentuh ibuku" lirih nya, namun aneh nya hanya Emily saja yang mendengar itu.

"Lihat dia mengancam ku, kalian mendengar nya sendiri bukan?" ucap Emily, bertanya pada karyawan rumah itu, namun mereka tidak ada yang mendengar nya dan menilai Emily sedang halusinasi karena kaget wajahnya terluka akibat Evander.

Di kamar Ameera mendudukkan Evander di ranjang. "Hei, apa kamu kesulitan menahan emosi mu?" tanya ibunya.

"Apakah manusia di luar sana akan diam saja jika ibu mereka di sakiti?" tanya Evander.

Mendengar itu hati Ameera terketuk dan terharu. "Tidak, kamu melakukan hal yang benar namun Mama tahu kamu sangat baik dan tidak akan melakukan kesalahan apapun"

Mendengar ucapan ibunya Evander mulai menata emosinya dan ia berangsur-angsur kembali normal dan membaik.

Satu tahun, dua tahun bahkan 15 tahun kemudian! Johanes terus menghabiskan waktu dengan para wanita bahkan pelayan cantik di rumahnya dan itu adalah sesuatu yang wajar di mata Ameera yang sudah terbiasa.

Bahkan ketika malam hari, Evander bahkan mendengar suara wanita-wanita yang di suruh mengerang oleh Ayahnya.

Wanita cantik, seksi, tinggi, bahkan pendek dan bohay saja sudah ia lihat di rumah nya bergiliran masuk ke kamar orang tua nya, dan Evander melihat kesabaran besar sang ibu.

Sampai hari ini, Ameera menghembuskan nafas terakhir nya di pelukan Evander. Sebelum meninggal ia sempat berbicara pada anaknya. "Evander, kita adalah Lucifer namun Mama ingin kamu tidak bertingkah seperti ayahmu, darah kita adalah darah iblis dan sudah jelas ini tidak akan mudah jika kita berdampingan berdekatan dengan manusia seperti itu, maka tetap jaga dirimu dan jangan merasa sendirian! Agar tidak di ketahui bahwa kamu seorang Lucifer, kamu harus tetap menjaga emosi mu tetap stabil" sebuah ucapan terakhir yang fi ikuti sebuah senyuman sekaligus tetesan terakhir air mata sang ibu, sebelum meninggalkan putranya sendirian dj dunia yang kejam ini.

Lahir dari keluarga Lucifer, membuat Evander memiliki semua kemewahan namun tidak dengan seorang teman. Ia harus sendirian di rumah mewah dengan fasilitas mewah itu. Walau nyatanya Evander lebih ingin mengatakan tempat itu sebagai sebuah kutukan, bukan sebuah rumah.

Satu tahun berlalu, Evander tak melihat penyesalan di wajah Ayahnya setelah ibunya meninggal. Ia memutuskan membunuh semua wanita yang di tiduri Ayahnya, dan mengatakan kata-kata buruk kepada perempuan itu sebelum dihabisi nyawanya.

"Apakah kamu tidak bisa mendesah lagi sekarang?" Evander mendekatkan wajahnya pada perempuan yang hampir kehilangan nyawanya itu, dan berbaring di rumah sakit.

avataravatar
Next chapter