webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · Fantasy
Not enough ratings
402 Chs

Bab 7 - Kontrak Hewan Buas????

Ridho lantas mengeluarkan bola kristal yang dia maksud dari dalam cincin penyimpanan miliknya.

"cling," sebuah bola kristal berukuran bola baseball keluar dan berada dalam genggaman ridho, dia lalu mencoba memberikan sedikit aura miliknya kedalam bola kristal itu. Bola itu pun mengeluarkan cahaya yang sangat terang setelah ridho memberikan sedikit aura miliknya.

"berhasil kak," gembira Arman.

"iya nih,

"aku juga tidak menyangka bisa berhasil, sekarang kita tidak perlu takut lagi dengan kegelapan hutan ini," bangga Ridho, dia lantas melemparkan bola itu keatas (bola itu bisa terbang mengikuti mereka karena terhubung dengan aura milik ridho).

"mari kita lanjutkan perjalanan kita man," ajak ridho.

"iya kak,"

Mereka berdua lantas melanjutkan perjalanan melewati hutan terlarang, kini mereka diterangi oleh cahaya dari bola kristal. Namun mereka tidak menyadari jika cahaya bola kristal itu justru mengundang monster untuk mendekati mereka.

Enam jam berlalu, mereka terus berlari melewati hutan terlarang, mereka banyak menemukan barang berharga milik para petualang yang meninggal, namun lagi-lagi mereka tidak terpengaruh akan hal itu. Mereka hanya fokus berlari kedepan menuju keluar hutan terlarang ini.

Mereka tidak menyadari jika ada seekor monster yang sedang mengikuti mereka, monster itu adalah seekor Griffin, ukurannya cukup besar, tingginya hampir 2 meter dan lebar 1 meter, namun jika sayapnya direntangkan bisa berukuran 2 meter lebih.

Griffin itu tertarik dengan cahaya yang keluar dari bola kristal, jarak mereka dari Griffin sekitar 100 meter namun mereka tidak menyadarinya karena Griffin merupakan Monster yang berlevel 13 itu diluar kemampuan mata aura mereka.

Griffin terkenal sangat buas, banyak petualang yang tidak memilih untuk bertarung satu lawan satu, karena itu hanya akan mengantar mereka dalam kematian.

Namun Griffin yang satu ini cukup jinak dikarenakan usianya yang masih muda, jika diukur dengan usia manusia maka Griffin ini seumur dengan Arman.

Griffin itu terus mengikuti mereka, kian lama kian dekat hingga berjarak sekitar 20 meter, Arman tiba-tiba merasakan aura dari Griffin tersebut dan membuatnya berbalik karena merasa ada sesuatu yang berbahaya mengikuti mereka.

Arman lantas menghentikan larinya dan berbalik, hal itu membuat ridho menjadi kaget dan menegur Arman.

"kenapa kamu berbalik man, kan tadi kita sudah sepakat untuk tidak berbalik," marah Ridho kepada Arman, namun dia melihat wajah Arman yang panik dan penuh ketakutan.

"T------tunggu kak, coba lihat dibelakang sana," gagap Arman yang melihat seekor Griffin yang sedang berlari menghampiri mereka berdua.

"ada apa Arman, kenapa wajah kamu jadi ketakutan seperti itu," tanya Ridho yang kaget melihat raut wajah adiknya yang jadi panik dan ketakutan, diapun lantas berbalik dan melihat apa yang telah Arman lihat.

Ridho sangat kaget melihat seekor Griffin yang sedang berlari mendekati mereka dengan kecepatan yang sangat tinggi.

"Roarr," terdengar suara raungan dari Griffin yang kian dekat dengan mereka.

"gimana ini kak, apa yang mesti kita lakukan,?" panik Arman.

"aku juga tidak tahu man, Griffin diluar jangkauan kita," jawab Ridho yang ikutan panik karena ini pertama kalinya dia melihat seekor Griffin (singa bersayap).

Griffin itu kini berjarak 5 meter dari mereka, namun tak lama kemudian Griffin itu menghentikan larinya dan berhenti tepat dihadapan mereka.

"Roaarrr, roaarr," Griffin itu meraung membuat Arman dan ridho menjadi sangat ketakutan.

"gimana ini kak,"

"-aku tak tahu juga man, tidak mungkin kita bisa melawan griffin,"

Hewan itu lantas mengelilingi mereka berdua, sambil memperlihatkan taringnya yang sangat tajam. Tiba-tiba Arman mempunyai ide,

"aku punya ide kak, gimana kalau kita melemparkan daging serigala yang tadi kita tangkap," usul Arman,

"boleh juga tuh man, coba sekarang kamu keluarkan serigala liar itu dan lemparkan depannya," jawab Ridho.

Arman lantas mengeluarkan beberapa ekor serigala dari dalam cincin penyimpanan miliknya, setelah dirasa cukup dia lantas melemparkan satu persatu serigala itu dihadapan griffin.

Awalnya Griffin itu hanya mengendus bangkai serigala itu, namun setelah itu dia langsung melahapnya dengan buas. Hanya dalam berapa menit bangkai serigala yang dilemparkan Arman telah habis dilahap olehnya, Griffin itu lantas mendekati mereka berdua lagi, namun kali ini dia tidak memperlihatkan taringnya, dia justru mendekati mereka dengan wajah yang bersahabat.

"Guruu, Guruu," ucap griffin itu sambil mengepakkan sayapnya

"eh, kenapa dengan dia,!!!" heran ridho.

"entahlah kak,!!!!!

"kamu mau daging serigala itu,?" tanya Arman,

"guruu, guruu," jawab Griffin sambil menganggukkan kepalanya.

"tunggu sebentar, aku akan mengeluarkan beberapa untukmu lagi," ucap Arman, seraya mengeluarkan beberapa bangkai serigala yang dia miliki.

Ridho hanya bisa melongo melihatnya adiknya berkomunikasi dengan seekor Griffin, salah satu hewan yang sangat ditakuti oleh para petualang, namun kini dia melihat adiknya sedang berkomunikasi dengan seekor Griffin.

Arman lantas melemparkan satu persatu kearah Griffin itu,

"ayo coba kamu tangkap," ajak Arman bermain kepada Griffin, Arman melemparkan keatas dan langsung ditangkap olehnya, setelah itu ditaruh nya dibawah dan menahan dengan kedua kaki depannya, dia lalu di memulai mencabik-cabik bangkai serigala itu.

Mereka berdua melihat pemandangan yang jarang dijumpai oleh para petualang sekalipun.

"gurruu, gurruu,!!!" ucap Griffin itu kepada Arman.

"kenapa lagi dia man, coba kamu lemparkan lagi bangkai itu," ucap Ridho yang terheran melihat ulah Griffin yang ada dihadapannya.

"iya kak," balas Arman, seraya melemparkan beberapa bangkai serigala lagi dihadapan hewan itu.

"GURRUU!!!" ucap hewan itu, mungkin jika diartikan dia mengatakan 'HOREE!!!!'.

Arman senang melihat Griffin itu makan, selama ini dia ingin memiliki seekor peliharaan, dia berharap Griffin itu ingin menjadi peliharaannya.

Akhirnya Griffin itu merasa kekenyangan karena kebanyakan memakan bangkai serigala pemberian dari Arman, dia lantas mendekat kepada Arman sambil menggosokkan kepalanya di badan Arman. Ridho kaget dan tak menyangka hewan buas seperti Griffin bisa jinak seperti itu dihadapan arman.

"kamu mengerti ucapan kami,?" tanya Arman.

"gurruu," jawabnya sambil menganggukkan kepalanya.

"keluarga kamu dimana,??? apakah mereka juga ada didalam hutan ini,???" tanya Arman lagi kepadanya.

Ridho hanya terdiam terpaku melihat adiknya sedang bercengkrama dengan seekor Griffin, dia tidak berani mendekat kearah Arman dan hewan itu, dia masih belum percaya betul jika hewan itu benar-benar jinak.

"guruuuu," jawab Griffin dengan nada rendah dan sedih, yang menandakan bahwa dia hanya sendirian di hutan ini.

"aku kasian melihatmu sendirian di dalam hutan ini,!!!! eh, kamu mau tidak ikut dengan kami, kita akan berpetualang menyatukan benua ini seperti sedia kala,?" ungkap Arman dengan mata penuh harap.

"eh,!!!! apa maksud kamu man, kita tidak mungkin membawanya ikut dengan kita, apa nanti kata orang-orang jika kita bersama seekor Griffin,?" tanya ridho yang kaget mendengar Arman telah mengajak seekor Griffin dalam perjalanan mereka.

"tidak apa-apa kok kak, dia pasti merasa kesepian sendirian disini, iya kan,?" ungkap Arman sambil mengelus kepala dari Griffin.

"GURUU!!!!" ucapnya yang menandakan dia setuju dengan ucapan Arman, dia lantas mendekati ridho dan menempelkan kepalanya ke badan ridho.

Ridho sempat ingin menghindar darinya namun ditahan oleh Arman,

"sudahlah kak, jangan takut dia jinak kok,"

"-t--tapi man,"

"tidak apa-apa kok kak,"

Ridho lantas memberanikan dirinya untuk mendekat dengan Griffin, bukan hanya mendekat ke badannya, namun ridho memberanikan dirinya untuk mengelus kepalanya.

"benarkan kak kataku, dia jinak,"

"-iya man, tapi apakah kamu yakin untuk membawanya bersama kita,?" tanya ridho kepada Arman.

"iya kak,

"-Guruuu,"

"aku serius ingin membawanya ikut dengan kita, tenang saja kak, sebelumnya aku sempat mempelajari cara kontrak hewan dengan guru Bahar," ungkap Arman.

"baguslah kalau begitu, aku setuju jika seperti itu," jawab ridho, dia akhirnya setuju setelah mendengar rencana Arman untuk mengontrak Griffin tersebut.

"baiklah kalau begitu kak,!!!!

"kamu mau kan dikontrak denganku sebagai hewan peliharaan ku,?" tanya Arman kepada Griffin.

"GURUUU!!!!" jawabnya sambil menempelkan kepalanya di badan Arman, setelah itu dia langsung berdiri dan mengangkat kepalanya guna melakukan ritual kontrak.

Melihat hal itu Arman lantas memulai kontrak dengan Griffin tersebut, Arman memegang kepala Griffin yang sedang berdiri tegak dihadapannya.

Arman lalu mengucapkan mantranya,

"Dengan ini aku ajukan mengontrak dirimu untuk menjadi hewan peliharaan milikku,"

Setelah mengucapkan mantra, muncullah layar kotak untuk mengisi nama mereka berdua.