1 Titik Temu

Jam menunjukkan pukul 06.00 pagi. Seorang gadis terburu-buru menuruni tangga dan langsung mengenakan sepatu. Berlari dengan cepat,dengan rambut yang mengibas ke kanan kiri. Terlihat bus yang sedang berhenti di halte,gadis itu langsung menambah kecepatan larinya sampai keringat bercucuran.Tampaknya satu bangku tidak layak ada untuk gadis itu. Mau tak mau ia harus berdiri sampai terdapat bangku kosong.

"Nih pake aja dulu." Sosok laki-laki berdiri dari belakang gadis itu.

Gadis inipun terheran-heran akan tawaran baik laki-laki dibelakangnya. "Gk perlu,makasih." Dengan memalingkan pandangannya ke depan.

"Gosah sok kuat lu,duduk aja!" Laki-laki inipun menarik tas gadis itu untuk duduk di bangkunya.

Laki-laki inipun tersenyum tipis dan melanjutkkan memandang arah depan.

"Dikira gw apaan ditarik-tarik!" Gumam gadis itu dengan muka cemberut.

Para siswa dan siswipun mulai mengantri untuk turun dari bus itu.

"Lah,lu sekolah sini." Terobos laki-laki aneh itu.

"Suka-suka gw lah." Berdiri dari bangkunya dan mulai mengantri.

Laki-laki itupun tersenyum tipis,mengikutin antrian di belakang gadis yang barusan ia tanya.

Giliran saatnya gadis itu untuk turun,sesuatu tampak menahan tasnya. Kesigapanya ia langsung menarik tasnya tanpa berfikir panjang. Bel sekolah terdengar sangat kencang,kini semua murid berhamburan dan berlarian menuju dalam sekolah. Murid-murid saling membentuk baris,diikuti oleh para guru yang berbaris di depan.

Susunan acara upacara kini sudah di bacakan.

Salah satu petugas upacara laki-laki yang mengurus keamanan menghadang semua murid yang terlambat. "Untuk yang terlambat membentuk barisan yang sudah di tentukan.

Murid yang terlambatpun berbaris membentuk barisan di ujung. Upacara berlangsung dengan khidmat.

"Baru jadi murid baru udah gini aja." Saut cewe memegang kipas.

"Tau gak seru." Tambah seseorang laki-laki di sebelahnya.

Siswi lain menimbrung. "Gk lucu kalo di hukum."

Petugas upacara yang mendengar perbincangan sebagian anak murid dari barisan. "Gak liat lu lagi ngapain ini,brisik banget bocah."

Pada saat semuanya menyanyikan lagu kebangsaan satu siswi pingsan. Siswa di sampingnya dengan segera menangkap siswi itu tepat waktu. Langsung tanpa menunggu aba-aba ia menggendong siswi ini ke UKS.

"Permisi... permisi." Ketuk siswa itu.

Salah satu guru membuka pintu. "Masuk,tidurin di situ aja."

Guru itupun memeriksa siswi yang tergeletap lemas. Siwsa itu hanya duduk dan menunggu. Setelah semuanya di priksa dan tidak terjadi sesuatu yang serius siswa itupun disuruh kembali dan mengikuti upacara.

"Kembalilah,siswi ini tidak apa-apa,hanya pingsan." Kata guru UKS pada siswa yang berdiri tegak.

Kegelisahan terlihat pada raut mukanya. "Tidak apa-apa disini bu? Sedikit lagi upacara berakhir."

Suara dering telepon dari saku guru itu pun berbunyi. "Iya pak saya di UKS,saya kesana sekarang."

"Saya titip deh,ada urusan sebentar. Jagain ya. "Titip guru itu pada siswa yang masih berdiri tegak.

"Iya bu." saut siswa itu.

Upacara kini sudah berakhir,para murid menuju kelas masing-masing. Barisan teruntuk murid yang terlambat kini masih dihadang oleh petugas upacara. Guru-guru satu persatu meninggalkan lapangan upacara. Datang seorang petugas wanita.

"Rendy,itu semua suruh lari aja deh,lu yang urus!" Suruh petugas wanita itu.

Salah satu siswi berkomentar. "Lah masa lari,kan ini baru masuk."

"Salah siapa telat,gada murid baru gadapet hukuman. Lari yang paling ujung,diikuti sama yang belakangnya dan seterusnya tiga kali putaran baru bisa masuk." Hukuman ditetapkan untul murid yang terlambat.

"Lah tadi yang ke UKS tuh dua orang." ceplos siswa bencong.

Permintaan tolong Rendy pada Rara "Tolong deh Ra lu panggil itu anak."

"Ok." Jawaban Rara.

Rara kini berjalan menuju UKS. Situasi di UKS pun kini ribut.

"Eh lu udah bangun." tanya siswa pada siswi yang baru bangun dari pingsannya.

"Iya,dah gw mau masuk kelas." Dengan mencari tasnya.

"Apaan muka lu aja kek mayat,sosoan kuat." Jawab siswa itu.

"Diem lu,sotoy." Terus berjalan mendekati pintu UKS.

Tiba-tiba Rara membuka pintu untuk masuk yang hampir saja mengenai siswi itu.

"Balik ke lapangan gc,gosah lama,lu semua." Suruh Rara dengan ketus.

"Ngapain?????" Tanya kesal siswa yang semakin mendekat dengan siswi yang pingsan itu.

"Lu telat kan,udah nunggu tuh lapangan ama matahari." Dengan menarik siswi yang tepat di hadapannya.

Sontak siswa itu melepaskan tangan Rara yang menarik kasar ke siswi yang barusan pingsan. "Apaan si,lu tau kan dia pucet. Gosah narik-narik gitu. Gw kesana."

Dua murid itupun berjalan menuju lapangan upacara untuk melaksanakan hukuman. Semuanya menatap mereka dari kejauhan yang terlihat sangat mesra.

"Akting aja terus,gc lakuin yang temen-temen lu lakuin.!!!!" Perintah Rendy pada dua murid yang baru datang.

"Akting lu ngomong? Pala lu." Bantah kesal siswa itu.

Mata mereka saling menatap tajam.

"Xyla bisa lari kan? Lari tiga puteran,udah aturannya." Perintah Rendy dengan halus.

Nyolot siswa itu pada Rendy. "Gosah sokab lu,gw yang bakal gantiin hukumannya dia. Gak punya hati dasar."

Siswa itupun langsung mengantar Xyla duduk dikoridor. Melepas tasnya dan mengeluarkan minumannya untuk Xyla.

"Nih lu minum dulu deh,udah makan belum lu?" Tanya siswa itu.

"Belom." Jawab singkat dari Xyla yang menunduk.

Mengeluarkan roti dari tasnya. "Nih makan. Gw kesana dulu."

Xyla dengan sadar melihat name tag laki-laki yang berada di hadapannya itu sebelum pergi.

"Zyco...." Tanpa sadar Xyla bergumam menyebut nama laki-laki itu.

Matahari semakin terik,semua murid sudah melakukan hukumannya,mereka semua berjalan menuju kelas mereka masing-masing. Kini hanya Zyco yang berada di tengah lapangan dan menanggung hukunan dari Xyla.

"Sorry ya,itu hukuman gw cuma petugas." Sapa Rendy dengan mengulurkan tangannya.

"Gapapa. Gw juga tau." Jawab Xyla sembari mengulurkan tangannya.

Rendy langsung duduk di bangku dekat Xyla. "Lu gak masuk kelas?"

"Gw nunggu dia." Memberi kode melalui matanya yang mengarah pada Zyco.

"Lu kenal?" Tanya Rendy pada Xyla.

"Kenapa? Gk....." Jawab Xyla dengan menatap Rendy dan di lanjutkan memakan roti.

Zyco yang melihat Xyla duduk dengan Rendy kini berlari semakin cepat untuk sesegera mungkin menyelesaikan hukumannya. Beberapa kali tersandung karena tidak fokus dengan hukumannya,bersamaan Xyla melihat hal itu dan tersenyum tipis.

"Yaudah gw duluan deh,cepet sembuh." Pamit Rendy pada Xyla.

Xyla tidak lepas memandang Zyco yang tengah berlari dengan semakin lesu. Kini Zyco telah menyelesaikan semua hukumannya serta hukuman Xyla yang ia tanggung. Ia berjalan menuju Xyla dengan terengah-enggah,rambutnya yang lepek karena keringat.

"Gila panas banget." Zyco yang langsung mengambil posisi berbaring di ubin.

"Sorry ya.... Lu jadi ngerjain hukuman dua kali lipat gara-gara gw." Xyla menghampiri Zyco dengan merasa menyesal.

"Lebay lu,lemah tapi so kuat." Candaan Zyco pada Xyla.

"Dih...." Xyla langsung berdiri.

Xyla dengan yakin berjalan ke tengah lapangan dan memanggil Zyco untuk datang padanya.

"Zy, sini deh." Panggil Xyla.

Zyco dengan menahan lelah,langsung mengambil tasnya. "Ah lu ngapain si La...."

"Nunduk aja" Suruh Xyla dengan membuka tutup botol.

"Sesat jangan-jangan." Zycpun menuruti perintah Xyla.

Xyla langsung menyiram pelan rambut Zyco yang lepek tadi karena menggantikan hukuman Xyla. Xyla membantu memeratakan air yang ia tuangkan ke rambut Zyco. Dibawah teriknya matahari mereka menahan,dan beberapa menit kemudian mereka langsung mencari kelas mereka.

"Lah lu ngapain ngikutin gw? Suka lu ama gw?" Candaan Zyco pada Xyla yang berada di belakangnya.

Xyla menjawab dan tetap berjalan masuk ke kelas yang kini berada di depannya. "Pd hidup lu ih,bye..."

Suasana kelas kini tidak lagi seperti tahun pelajaran baru,semuanya seperti sudah saling kenal,bahkan beberapa dari merekapun duduk di atas meja. Siswi di kelas itupun sudah saling membentuk geng,terdapat kaca besar yang menjadi rebutan.

"Cantik tuuuhhhhhh." Sorak murid laki-laki di belakang.

"Cantik apaan cantik-cantik." Saut bantahan dari Zyco yang baru masuk kelas.

Zyco memilih duduk di dekat Xyla karena memang tempat lainnya sudah terisi tas para murid lainnya. Xyla yang semakin tak nyaman karena menyusahkannya,dan bersikap ketus serta dingin tadi di bus.

"Sekelas sekarang lu ama gw,HAHAHA." Tawa Zyco meledek.

Xyla hanya menghela nafas,lalu melanjutkan mendengar musik dari hp nya dan memasang heandset.

Guru kini memasuki kelas,berdiri tegap di depan kelas tanpa bersuara apapun.

"Selamat pagi semua. Silakan duduk dengan baik." Sapa guru itu.

Semua murid mengambil posisi duduknya masing-masing. Kelas sangat hening saat guru itu mulai berbicara.

"Kenali bapak wali kelas kalian,nama bapak ialah Pak Harto." Perkenalanpun di mulai.

"Selamat pagi juga pak." Menyambut salam Pak Harto dengan berdiri.

Pak Harto dengan senangnya. "Wah kamu,namanya siapa?"

"Zyco pak..." Sambung Zyco dengan senyum.

"Bapak sudah menemukan ketua kelasnya." Keputusan Pak Harto dengan tiba-tiba.

"Kalo gitu saya wakilnya,cocok cewe sama cowo kan." Perempuan berdiri dengan senyum lebar menawarkan diri.

"Oh lihat semuanya antusias banget,boleh kamu wakilnya." Dengar ramah dan senang hati Pak Harto menyetujui.

Semuanya kini berkenalan dengan cara berdiri di tempat masing-masing. Kini giliran Xyla yang memperkenalkan dirinya pada semuanya.

"Iya pagi semua, nama saya Xyla." Perekanalan yang singkat dari Xyla.

"Coba kamu diikat rambutnya aja pas jam pelajaran, semua siswi harus di ikat rambutnya." Peraturan tiba-tiba kini ditetapkan secara sepontan.

Xyla langsung mengucir rambutnya dengan kunciran yang sudah ia siapkan sejak awal. Semua laki-laki di kelas itu melihat ke satu arah,yaitu melihay Zyla yang sedang menguncir rambutnya.

"Pak gk kuat." Teriak halu laki-laki yang membuyarkan laki-laki lainnya.

"Iya pak gak kuat,cantik banget." Saut laki-laki lainnya.

"Biasa aja kaleeeeeeeeee." Tambahan siswi yang terus berdandan.

Xyla yang sedikit melihat sekitarnya menjadi malu dan sesegera mungkin menyelesaikan mengikat rambutnya.

"Sudah pak." Xyla kembali duduk dan menunduk.

Zyco yang melihat reaksi Xyla langsung meledekinya. "Seneng lu?"

Xyla hanya menatap sinis Zyco.

Setelah mengobrol dan berkenalan semuanya keluar kelas untuk istirahat. Xyla yang menyetel musiknya dan memilih tetap duduk di bangkunya. Zyco yang memilih keluar. Siawa lainnya pun memilih keluar untuk ke kantin dan beberapa siswi datang menuju Xyla.

"Gk keluar lu?" Saut siswi bernama Sisika di name tag nya,serta gengnya.

Xyla hanya memandang Siska yang kini berada di hadapannya. Xyla sesegera mungkin memasang hendsetnya dan langsung pergi dari tempat duduknya. Saat Xyla keluar untuk mencari tempat untuknya,tak sengaja ia berpaspasan dengan kakak kelas yang Xyla liat itu kelas 11,begitu juga sebaliknya. Suara sorakan di lapangan tak di dengarkan dan di perhatikan oleh Xyla. Ia terus mencari tempat sepi.

Zyco yang bermain basket di lapangan membuat para siswi di sana berteriak dan menyebut namanya. Persaingan sengit antara kelas 10 dan kelas 11. Semuanya hanya fokus ke tengah lapangan.

"IH ganteng banget tuh yang namanya Zyco." Pujian dari siswi yang lewat tepat depan Xyla.

"Ayo nontonn." Ajakan siswi lain.

Xyla cukup penasaran dengan apa yang ia dengar,bergegas Xyla menuju lapangan. Nyata tidak nyata apa yang di liat Xyla,kini membuatnya maju kedepan untuk melihat Zyco dan melepaskan Heandset yang ia kenakan. Sorakan kencang dari para siswipun sampai tidak membuat Xyla risih atau berpindah. Zyco yang santai saat ingin menerima boal,ekor matanya pun tampa sengaja melihat ada Xyla di tepi lapangan. Tanpa berfikir lama,Zyco langsung berlari dan memasukan bola ke ring. Sorakan nama Zyco terus terucap. Xyla yang sadar Zyco melihatnya,ia memilih segera menghilang kembali ke kelas. Zyco sadar dan langsung mengejarnya.

"AAAAAA ganteng banget." Salah satu penonton siswi dengan menggigit jariinya.

Zyco hanya bisa tersenyum tipis pada wanita itu.

"AAAAAA tolong pingsan gw pingsan." Tingkah siswi dengan memeluk teman di dekatnya.

"Zy... Sini lah minum duduk sini!" Ajakan segrombolan siswa laki-laki dari depan kelas 10 A.

"Nanti deh gw kesitu." Teriak Zyco dan langsung masuk kelasnya yaitu 10 B.

Xyla yang sedang tiduran di bangku panjang dengan menutup matanya kini ditarik kakinya oleh Zyco.

"Alah ngaku luu." Tarik mengejutkan Zyco pada Xyla.

"AAAA gw lagi tiduran. Lu apa si." Dengan kesal Xyla mengatakan dan memejamkan matanya.

"AH dahlah gk seru lu... Gw mo kedepan deh. Gw kira lu suka." Zyco pergi menuju temennya.

Xyla membuka matanya dengan menatap tajam pada langit-langit kelas. Entah apa bayangan yang membuatnya melamun. Bergabungnya Zyco di depan kelas 10 A membuat para siswi kelas itu melihatnya melalui jendela.

"Hebat lu main tadi..." Pujian mendarat pada Zyco.

Zyco yang tidak haus akan pujian. "Alah biasa,lu juga keren kali."

"Tuh, fans lu langsung deh,gak laku gw Zy sekarang." Salah satu cowo yang memelas.

"Gapapa nanti gw jodohin ama dia tuh.HAHAHAH." Rayuan temannya yang membuat laki-laki itu kesal.

Bunyi bel sekolah pertanda selesainya kegiatan mereka semua hari itu. Murid-murid saling menyapa temannyamelalui luar kelas untuk mengajak pulang bersama. Keluar kelas dengan mengangkat tas,serta memutar-mutarkan jaket yang mereka bawa. Para siswi pun berlarian menghampiri pacar serta sahabat masing-masing. Tidak untuk Xyla,ia menunngu kelasnya sepi dan langsung memasang topi serta jaket. Berniat pulang sendiri dengan tenang hanyalah harapan semata,gangguan Zyco di depan kelas mengagetkan Xyla.

"Pulang bareng dong,gw gada temen." Kata Zyco mengemis memegang tangan Xyla.

Xyla yang tau perkataan sampah apa yang di bicarakan Zyco

Dengan kesal dan meninggalkannya Xyla menjawab. "Buta mata lu,belakang lu apaan? Mau pulang apa tawuran itu."

"Ah lu pada ngapain siiiiiiii hus-hus." Berlari menghampiri Xyla.

Xyla yang tetap diam tidak menghiraukan siapa yang memperhatikannya dan siapa yang mengikutinnya,bahkan teman sebangkunya saja tidak ia anggap dan di biarkan. Mereka menunggu di halte pemberhentian bus,bahkan disanapun terdapat banyak sekali murid dari kelas 10 sampai 12. Xyla dan Zyco mendapatkan bus yang searah,namun sayangnya Zyco tidak mendapatkan bangku yang bersebelahan dengan Xyla. Bus sangat padat,pandanngan Zycopun tidak sampai pada diri Xyla. Sampai Xyla turun pun Zyco tidak melihatnya bahkan jejak.

C: Hidupkan tokoh" diatas di kehidupan nyata ya,biar seolah"mereka hidup dengan kita. Pahami dan kuasai emosi setiap tokohnya. Thanks banget udah mau baca,baca kelanjutannya ya.... Sehat"kalian!!!!

...........................

JANGAN LUPA VOTE,COMMENT,FOLLOW.

TUNGGU KABAR UPDT DI CHANNEL TELE ARLOJI.

SEE U ALL

#Buat kalian yang punya Telegram bisa join Channel ARLOJI

https://t.me/XylaZyco (Ada di bio profil befllands.)

1. Gak percuma baca banyak.

2. Tau jadwal update.

3. Alur paham.

4. Feelnya dapet.

5. Hayalan lancar.

6. Pentingnya kalian kenal sama Zyco+Xyla lebih dalam

avataravatar
Next chapter