1 Berpikir

Pagi petang di hari libur, sungguh ada yang tak beres dengan perasaanku. Tadi malam, serba gelisah sana-sini dan tak menemukan satupun posisi ternyaman untuk tidur. Aku menatap langit biru yang cerah ini, kemudian memusatkan kembali pikiranku ketika aku bangun jam 4 dini hari tadi. Aku sadar, aku hanya tidur 3 jam dan bangun dengan tak nyaman karena bermimpi buruk.

"sudahlah, mungkin aku hanya perlu mencari kegiatan agar tidak terlalu memikirkannya, aku butuh sesuatu untuk menenangkan diriku". aku berpikir akan lebih baik jika aku berkeliling berjalan kaki disekitar rumah sebentar.

Sebelum memulai keliling, aku melihat jam dihandphoneku "masih jam setengah 7 pagi". Dengan mencoba semangat aku mulai melangkahkan kaki ke jalanan aspal yang sepi sunyi itu. ku perhatikan sekeliling dan ternyata tetangga-tetanggaku masih belum memulai aktifitas mereka. "lebih baik begini!". Jujur saja, aku tak suka keramaian, aku tak suka menjadi pusat perhatian banyak orang. entah itu orang asing ataupun orang-orang terdekat lainnya. aku lebih suka begini, menikmati apapun yang aku mau.

Aku berjalan mengarah ke jalanan raya diujung jalan. Sekedar menghirup harum embun yang menyejukkan paru-paruku. Tak ada yang lebih menyegarkan selain udara dipagi hari. Belum bercampur dengan bau keringat ataupun asap dari kendaraan-kendaraan. sesekali melihat ke juntaian kabel listrik. Ada banyak merpati bertengger disana, ada juga burung pipit, berkicau bergantian saling menyahut, seolah-olah mereka sedang bergosip heboh ria.

Setelah beberapa kali bolak balik, akhirnya aku memutuskan untuk kembali kerumah. aku berencana ingin memasak, dan melakukan pekerjaan rumah yang lain. ketika kembali, aku melihat semua anggota keluargaku tengah asik menonton sambil rebahan didepan tv. aku tersenyum dan langsung membuat sarapan untuk penghuni-penghuni rumah ini.

Aku membuat nasi goreng sosis. Masakanku ludes dan habis tak bersisa. menurutku rasanya lumayan, tapi aku tak tau apa yang keluargaku pikirkan, apakah mereka kelaparan atau memnag masakannya sunguh enak?. tapi, ketika selesai makan, ayahku tersenyum kepadaku "wah, setiap libur kamu yang gantiin bunda masak ya?" oh, baiklah. disini aku sudah bisa menebak bahwa masakanku khusunya dalam membuat nasi goreng sudah memenuhi standar.

Setelah menjalani semua rutinitas yang akan ku lakukan hari ini, aku merebahkan diriku ke tempat tidur. lalu melihat langit-langit pada atap kamarku yang berwarna putih. Sepi, karena hanya aku sendiri yang ada disini. kemudian, mulai memejamkan mata sebentar, lalu membukanya kembali. hanya deru nafas yang terdengar dan aku merasa bingung untuk pertama kalinya "apa ya yang harus aku lakukan untuk dimasa yang akan mendatang?". aku berpikir untuk mulai menata hidup disaat umurku 21 tahun. Ya, aku masih berada semester kedua kuliah, untuk anak seumurku aku yakin mereka hanya memikirkan tentang hangout dan jalan-jalan. Tapi, aku? ntahlah, seketika mengingat bahwa aku tak suka keramaian aku lebih memilih untuk mencari kegiatan yang lebih baik. Membaca novel.

Namun, pikiranku kini masih saja tetap melayang-layang. tentang menjadi apa, harus bagaimana, dan kapan kira-kira itu akan terjadi kepadaku? dan sekarang aku sedang tak sadar, jam sudah menunjukkan pukul 2 siang. Pantas saja, rasa nyaman memelukku dan aku sudah tertidur.

avataravatar
Next chapter