1 NOVEL DIPINDAHKAN KE NOVELTOON

Setelah berjuang melawan kibutsuji muzan tanjirou dan semua anggota pembasmi iblis berhasil mengalahkannya dengan bantuan cahaya matahari.

Tetapi korban dari pertarungan itu sangat banyak, oyakata-sama dan beberapa hashira juga harus gugur saat melawan upper moon dan kibutsuji muzan bahkan kamado tanjirou pun berakhir menjadi korban karena kehilangan banyak darah.

'apakah aku akan mati disini' piker tanjirou sambil perlahan kehilangan kesadarannya dia bisa merasakan tomioka-san dan anggota medis dari kediaman kupu kupu menangis di sekitarnya.

'terima kasih semuanya' pikir tanjirou

Tanjirou tidak menyesali kematiannya karena baginya kematian pasti akan datang kapan pun, jadi dia selalu siap terlebih Tamayo-san dan Shinobu-san mengatakan bahwa setelah bangun nanti nezuko akan kembali menjadi manusia sama seperti korban muzan yang ditangkap saat festival dulu.

'nezuko, kakak minta maaf karena harus meninggalkanmu'

'tapi kakak yakin nezuko akan baik baik saja karena inosuke, zenitsu, tomioka-san, urokodaki –san , kanao, aoi –san ,sumi chan, kiyo-chan , dan naho-chan pasti akan menjaganya'

Dengan pikiran tenang tanjirou pun meninggal dunia. Tapi tanpa diketahui dia tiba tiba terbangun di kasur empuk yang tidak diketahui.

"ehhh bukanlah aku sudah mati" gumam tanjirou

Tanjirou bangkit dari tidurnya dan melihat tubuhnya,saat ini tanjirou tidak mengenakan pakaian hanya celana korps pembasmi iblis saja yang digunakannya.

Tetapi luka di tubuhnya juga menghilang semua lengan kiri yang sebelumnya dihancurkan kibutsuji muzan juga telah tumbuh kembali, semua luka yang didapatkan dari pertarungan melawan upper moon peringkat enam daki dan gyuutaro juga menghilang, sebenarnya apa yang terjadi.

Tanpa tanjirou ketahui sebenarnya saat sebelum kematiannya tanjirou telah berubah menjadi iblis dan meregenerasi tubuhnya sendiri tapi disaat itu juga dia kehilangan akal sehatnya dan mulai mengamuk sehingga membuat giyu tomioka dengan terpaksa harus memenggal kepalanya.

Tanjirou yang saat itu sudah kehilangan jiwanya tidak mengetahui itu tapi jiwanya telah terlempar dengan kondisi tubuh terakhirnya .

Fwuuhhhh…

Menarik nafas untuk melakukan teknik pernafasan penuh tanjirou tidak merasakan penolakan atau rasa sakit sama sekali.

"syukurlah, sepertinya tidak ada luka dalam yang terjadi pada tubuhku" gumam tanjirou dengan tersenyum.

"ahh.. bagaimana dengan nezuka, yang lainnya bagaimana dengan muzan apa kami berhasil mengalahkannya?" lanjut tanjirou mulai panic karena teringat saat pertarungannya dengan muzan.

"jika aku tidak salah ingat kami berhasil mengalahkan muzan dengan membuatnya tersengat sinar matahari terbit tapi setelah itu aku tidak ingat apapun" tanjirou mulai mengingat ingat kembali pertarungan sebelumnya dan memang memastikan bahwa pertarungan saat itu memang dimenangkan oleh para korp pembasmi iblis "aku juga yakin kalau aku tidak akan bisa selamat terlebih aku telah kehilangan banyak darah karena lenganku telah dihancurkan oleh kibutsuji muzan tapi..?" disini tanjirou melihat kearah lengan kirinya yang seharusnya telah tiada tetapi saat ini lengannya telah kembali dan tidak ada bekas luka apapun.

"Apakah ini sebuah mimpi?" tanjirou mulai berpikir bahwa yang dirasakan saat ini hanyalah sebuah mimpi belaka.

Untuk mengkonfirmasinya tanjuro mencubit pipinya dengan sekuat tenaga untuk mencoba bangun.

"INI MENYAKITKAN!!" teriak tanjirou " barusan aku merasakan sakit sepertinya ini bukanlah mimpi"

Disaat aku tanjirou sedang merenung tiba-tiba terdengar seseorang mulai berlari mendekat ke arahnya.

"aku mencium seseorang sedang mendekat" dengan indra penciumannya yang luar biasa tanjirou bisa merasakan bau seseorang yang mendekat lebih cepat dari suaranya.

Melihat kearah pintu tanjirou mendengar seseorang membuka pintu dan melihat ke arahnya.

"sepertinya kamu sudah bangun anak muda, apa kau tidak apa apa kami mendengar kau berteriak barusan?"

NOTE : ini adalah cerita novel fanfiksi jadi semua karakter milik penulis mereka masing masing, terima kasih telah membaca

avataravatar
Next chapter