webnovel

apakah cinta sejati

Warning 21+ harap bijak dalam membaca!! Apakah yang akan terjadi jika seorang laki-laki yang memiliki kepribadian ganda jatuh cinta pada wanita yang memiliki trauma berat karena masa kecilnya paska terjadi perampok dan koma. Bagaimana kepercayaan akan cinta sejati bisa tumbuh antara dua kepribadian yang sangat bertolak belakang ini. Bagaimana jadinya kepercayaan akan adanya cinta sejati bisa tumbuh dihati seorang wanita polosnya yang sering dimanfaatkan karna kepolosannya, penghinaan mengubahnya menjadi seorang putri es, entah siapakah yang bisa menyadarkannya akan adanya cinta sejati.

Chesi_putri · Teen
Not enough ratings
293 Chs

Cabe-cabean

"Maaf ya sayang kamu jadi lama ya nunggunya?" kata Azka keluar dari kamar mandi dengan muka segar dan lilitan handuk dipinggangnya.

"Gak papa kok, aku juga mau mandi rasanya risih aja dari tadi, mana datang bulannya sekarang lagi aku gak ada persiapan. Azka mau kan beliin Zya pembalut?" kata Zya yang belum menyadari penampilan suaminya itu karna sibuk menatap pemandangan luar penginapan mereka."

"Emmmm....., iya sayang nanti Aku minta bantuan Nacy aja ya." kata Azka , bukannya tidak mau hanya saja Azka tidak tau pembalut seperti apa yang dibutuhkan Istri cantiknya ini biar gampang minta bantuan Bodyguard perempuan yang di khususkan menjaga Zya.

"Azka gak mau bantu Zya ya..... kok nyuruh orang lain sih, ya udah klo Azka sendiri gak mau beliin, gak usah beli aja sekalian." kata Zya dalam mode ngambeknya, ditambahkan lagi melihat Suaminya itu dengan tampang tampa dosa hanya menggunakan handuk dipinggangnya. Zya sangat malu dan sangat ingin menenggelamkan suaminya itu..... untung saja Zya sangat menyangi sehingga hal itu tidak akan mungkin terjadi.

"Sayang kok kamu marah sih.... aku bukannya gak mau beliin cuman aku gak tau ukuran pembalut yang biasa kamu gunakan, dan sepertian kamu harus segera dicarikan benda itu, lihat di cermin sepertinya ada noda merahh dibagian bagian belakang mu." kata Azka tanpa merasa bersalah.

Zya yang merasa malu pun langsung bergegas masuk kekamar mandi, dan Zya menangis antara malu dan kesal perasaanya pun bercampur aduk menjadi satu.

"Sayang maafkan aku.... Jangan menangis Aku akan segera kembali membawakan benda yang kau minta tadi." kata Azka dari depan pintu kamar mandi yang terkunci. Dalam diiringi suara air mengalir dan tangis istri mungil itu.

Mungkin setelah Azka membelikan apa yang diminta oleh Zya tadi Zya tidak akan menangis dan marah lagi. Kemudian Azka memakai pakaian nya dan keluar dari kamar penginapan yang lumayan luas ini. Ketiga bodyguard pun telah berada di luar pintu kamar Azka untuk berjaga.

"Roy dan kelvin kalian ikuti aku dan kamu Nacy jaga Istriku dan awasi dia Sekarang didalam jika terjadi hal-hal yang aneh atau berbahaya kamu bisa hubungi aku atau salah satu dari kami kata Azka dengan tegas."

"Baik Tuan." jawab mereka dengan kompak.

Kemudian ketiga pria itu pun pergi dengan Azka berjalan paling depan. sementara Roy dan Kelvin dibelakang Azka mengawal Azka.

"Cepat kalian cari tau dimana letak tempat belanja terlengkap dan terdekat di sini." kata Azka.

"Seperti nya di ujung sana terdapat supermarket yang lumayan lengkap tuan." Kata Roy. Kemudian mereka bertiga pun berjalan kearah minimarket tersebut.

"Ada yang bisa saya bantu tuan?" kata salah satu penjaga perempuan itu sambil tersenyum ramah.

"Tolong carikan pembalut dan berbagai macam bentuk dan ukuran." kata Azka dengan muka datar andalannya untuk menutupi rasa malunya.

"Ganteng-ganteng ternyata bucin juga ya mas itu... mau aja di suruh beli pembalut ama Istri." kata pembeli lain.

"Itu namanya Suami pengertian yang sayang istrinya, peka banget lagi." jawab pembeli lainnya.

"Iya kapan Aku bisa dapat cowok yang berani berkorban Kayak dia, udah ganteng, berani berkorban lagi buat ceweknya bukti dia gak malu beliin cewek nya pembalut." kata Pembeli lain.

"Baik tuan, sepertian tuan seorang laki-laki yang sangat mencintai istri anda sampai-sampai rela membelinya pembalut tanpa merasa malu, sudah tuan mau yang siang atau malam ya?" kata penjaga toko perempuan itu.

"Semuanya saja berapa?" kata Azka yang malas memikirkan hal-hal yang tidak dipahaminya itu.

"Okay, semua nya 150 k tuan mau bayar kes atau pakai ATM?" kata kata penjaga toko itu.

Kemudian Azka memberikan Kartu Black card nya, setelah membayar kemudian Azka pulang ke penginapan karna takut terjadi hal yang tidak diinginkan jika terlalu lama meninggal istri cantik itu.

"Sayang ini permintaan kamu, jangan ngambek lagi." kata Azka setelah menemukan Istri dengan pakaian yang berbeda.

"Kamu telat, untung aja tadi aja Nacy yang ngasih Aku pembalut tapi gak papa makasih karna udah beliin.... muach... muach....," kata Zya kemudian mencium kedua pipi suaminya itu bergantian.

"Sama-sama Sayang ku...., yuk makan malam keluar." kata Azka kemudian memeluk istrinya itu dan merangkulnya untuk mengajak Zya makan malam bersama.

"Ka..., kok tempatnya selisih....?" kata Zya yang merasa sedikit takut karena tempat sedikit sepi dan remang-remang.

"Iya sayang kita kan liburan sekaligus pacaran halal disini." kata Azka terkekeh.

"Iya tapi kan gak di tempat gelap kayak gini juga Ka....?" kata Zya protes.

"Hay Azka ya? gue Ririn." kata seorang wanita yang tiba-tiba datang seakan kenal Azka.

"Iya Rin gue inget, kenapa Lo Ririn kan bisa disini, dan penampilan Lo?" kata Azka dengan ekpresi bingung melihat teman seangkatan sewaktu kuliah ini tiba-tiba di Bali padahal dia tinggal di Yogyakarta.

Sedangkan Zya hanya memperhatikan suaminya yang mengabaikannya hanya karena seorang perempuan berambut merah pakaian seksi kurang bahan dan sepatu dengan warna yang sama.

"Gue lagi liburan disini ka, gue ganti penampilan gue biar lebih bisa dianggap Cewek, loh tau kan gue dulu tomboy abis. Oh iya ini Ponakan lo ya ka... duh imut banget." kata perempuan bernama Ririn itu menatap Zya dengan gemas.

Azka pun tersadar bahwa dia telah mengabaikan Istri mungil nan cantik nya ini karna Asik berbicara dengan sahabat lamanya ini. Pasti Zya akan marah nanti padanya.

"Hey calon ponakan yang Imut kenalin Tante Ririn calon Istrinya Om Azka kamu ini." kata perempuan itu sambil memeluk Azka, dan Azka hanya diam seperti syok akan hal itu.

Sementara Zya matanya telah berkaca-kaca menatap Azka Tapi Azka sibuk dengan ke terkejutan nya dan seakan-akan mengabaikan Zya. Zya pun pergi dari tempat itu berlari ketempat terang di ujung pantai yang dekat dengan ombak sambil menangis mendekap lutut nya.

"Apa-apaan kamu Rin, kenapa kamu bilangan begitu?" kata Azka sedikit emosi.

"Ka... Aku tu sebenernya dari dulu suka ma kamu tapi karna kamu suka dideketin makannya aku pura-pura jadi tomboy aja biar bisa Deket Ama kamu, kenapa emang kita kan 2 orang dewasa apa salahnya kita menjalani hubungan serius" kata Ririn .

"Tentu aja salah, gue udah nikah dan yang lo panggil keponakan gue tadi adalah istri gue. Tolong jangan ganggu kamu atau kau akan menyesal." kata Azka kemudian pergi meninggalkan tempat itu dan bergegas mencari Zya.

"Hallo Nacy dimana Zya sekarang?" kata Azka menghubungi Nacy.

"Iya tuan Nyonya sedang di tepi pantai tempat terdapat lampu paling terang, sambil menangis." jawab Nacy.

Azka berhasil menemukan Zya dan langsung memeluk nya.

"Sayang kamu salah paham jangan dengerin wanita itu kamu percaya aku kan?" Kata Azka dengan perasaan agak khawatir Zya tidak mempercayainya.