webnovel

HARI PERTAMA BELAJAR BAGIAN 2

Sekarang mari kita lihat apa yang dilakukan guru Brian dan Bayu dihari pertama mereka.

" Guru Brian bolehkah aku bertanya sesuatu ?"

" Ya, tentu saja boleh, kamu mau tanya apa?"

Bayu agak ragu-ragu untuk bertanya, tetapi akhirnya dia memberanikan diri.

" Setelah aku mempelajari kekuatan pikiran, berapa lama kepala ku akan membesar seperti kepala mu?"

Guru Brian bergumam dalam hatinya " haduh anak ini mengapa selalu membahas kepalaku?."

lalu dia menjawab pertanyaan Bayu dengan nada kesal " hari ini kamu belajar aku yakin besok kepalamu akan membesar tetapi bukan karena kekuatan pikiran mu"

" Lalu karena apa ?" Dengan polos Bayu bertanya

" Karena dapat pukulan dari ku " guru brian menunjukan kepalan tangannya di wajah Bayu.

" Sekali lagi kamu bertanya tentang kepala ku akan aku pukul kepalamu, mengerti kamu ?! "

Guru Brian sudah tidak bisa menahan emosinya

" Baiklah guru Brian aku hanya kuatir kalau kepala ku membesar tidak ada wanita yang suka dengan ku "

" Bayu dengarkan aku dengan kekuatan pikiran, kamu dapat mengetahui apa yang dipikirkan seseorang gunakan kemampuan mu itu untuk memikat wanita "

" Wowww keren, ajarkan aku cara membaca pikiran seseorang "

Guru Brian tersenyum lega akhirnya muridnya ini melupakan kepalanya yang akan membesar.

" Akan aku ajarkan itu nanti, sekarang aku akan mengajarimu cara meningkatkan signal telepati mu , malam itu telepati mu hampir tidak terdengar. Beruntung aku melatih Indra pendengaran ku sehingga aku bisa mendengar signal telepati mu yang lemah itu"

" Guru Brian ajari aku semua hal yang kamu ketahui !." Bayu memberi hormat kepada guru Brian dengan membungkukan tubuhnya.

Guru Brian mengacak-ngacak rambut Bayu lalu berkata" hahaaa... Tentu saja Bayu, sebagai seorang guru aku akan mengajarimu semua hal yang aku ketahui"

" Sekarang ayo kita mulai latihan !"

Guru Brian memang memiliki ukuran kepala yang sedikit lebih besar dari manusia pada umumnya itu dikarenakan dia melatih kekuatan pikirannya untuk menggerakan benda- benda di sekitarnya dia juga mampu melakukan telepati dengan jarak yang sangat jauh, sehingga otaknya berkembang sedemikian rupa.

Guru zuzu tidak mengalami kesulitan yang berarti karena Bima rajin berolahraga, Bima sering mengikuti lomba lari di sekolahnya dan selalu menjadi juara. Tetapi dia tidak menyadari kalau sebenarnya dia bisa berlari secepat angin.

" Guru zuzu apalagi yang dapat kita lakukan selain berlari secepat angin, karena aku berpikir kemampuan ini hanya biasa saja."

Guru zuzu tersenyum " sayang nya aku akan menjawab ..... Ya kita hanya bisa berlari secepat cahaya, mungkin nanti kamu akan menjadi pengantar pizza tercepat hahaaa."

"Apaa..... Pengantar pizza? Sangat tidak keren."

" Haha....haaa..... Aku hanya bercanda, tentu saja kita dapat melakukan hal lain selain berlari, kita dapat melakukan semua pekerjaan dengan cepat. Kita bisa menulis dan melukis dengan cepat, makan dengan cepat, membaca dengan cepat, memotong, membereskan rumah kamu pasti akan menjadi anak kesayangan ibu mu. Ketika kita melakukan segala sesuatu dengan kecepatan super, waktu seakan-akan berhenti untuk kita."

Mendengar hal itu Bima sangat bersemangat " wowww keren sekali guru zuzu, ayo kita mulai berlatih aku sudah tidak sabar."

" Tenang Bima kita akan belajar secara bertahap, sekarang kita akan melatih kecepatan kaki mu, setelah itu tangan mu lalu mata mu, kita akan bersenang-senang !"

Guru Doni dan Silvi sudah mulai berlatih

"Guru Doni lihat aku berhasil menghilangkan lengan ku, lihat lengan ku tidak terlihat!" Dengan banga Silvi menunjukan hasil latihannya kepada guru doni.

" Kamu ternyata hebat juga baru beberapa jam berlatih kamu sudah bisa membuat lengan mu tidak terlihat, teruskan latihan mu."

Guru dan murid- murid di asrama kekuatan alam juga terlihat sibuk berlatih.

Guru coolina dan lima orang muridnya berlatih di tepi sungai yang mengalir di akademi orion.

" Ayo kita masuk kedalam sungai!"

" Eehhhh ...unmmm....guru coolina bolehkah aku berlatih di tepi sungai saja?." Marina tidak mau masuk kedalam sungai.

Guru coolina bingung mengapa Marina tidak mau masuk ke dalam sungai pemilik kekuatan air biasanya sangat menyukai air " ada apa Marina, kamu tidak takut air bukan?"

" Oohhhh tentu saja aku tidak takut air, hanya saja kalau aku masuk ke dalam sungai entah mengapa air sungai akan meluap, banyak sekali kenangan buruk ketika aku masuk ke sungai air sungai meluap dan alirannya menjadi deras banyak orang tengelam."

" Tenang saja kita semua di sini adalah pengendali air, kita semua dapat bertahan di air seperti ikan, kamu tidak perlu kuatir."

Akhirnya Marina masuk ke dalam sungai benar saja air sungai langsung meluap dan alirannya menjadi deras."

Dengan tenang guru coolina mengerakan tangannya dan berbicara kepada air sungai itu " hai air tenang lah, kembalilah kepada batas mu."

Air sungai itu kembali seperti sedia kala, guru coolina tersenyum kepada Marina " lihat tidak ada yang perlu di takutkan, itu tadi hanya kekuatan mu yang lepas kendali, sekarang tugas mu adalah mengendalikan kekuatan mu."

Marina dan ke empat murid lainnya tersenyum.

" Sekarang rasakan air yang membasahi tubuh kalian, rasakan kekuatan nya, rasakan kelembutannya!"

Guru coolina memercikan air ke udara lalu menahan semua percikan air itu di udara. Dengan perlahan dia membuat gerakan berputar dengan telapak tangan nya, percikan yang berhamburan di udara menyatu membentuk bola air kecil, lalu dengan sekuat tenaga dia melemparkan bola air kecil itu ke batang pohon terdekat.

"JLEEBBB.... " Bola air kecil itu berhasil meretakkan bagian terluar batang pohon itu.

" Nah hari ini kita akan berlatih membuat bola air dan melontarkannya, saya akan melakukannya sekali lagi kalian perhatikan baik-baik."

Kelima murid nya mengikuti gerakan tangan nya tetapi tidak ada satupun yang berhasil menahan percikan air itu.

" Guru coolina sepertinya ini mustahil aku telah melakukannya berulang kali tetapi tetap saja percikan air itu kembali turun" Marina mulai merasa stres karena tidak berhasil melakukan apa yang dilakukan oleh guru coolina, air sungai itu pun kembali meluap.

" Kalian hanya perlu membangkitkan sang pengendali air yang tertidur di dalam diri kalian, tutup mata kalian rasakan aliran air menyentuh tubuh kalian. Menyatulah dengan air karena hanya air yang dapat menyatukan air"

Kelima muridnya mengikuti arahannya, perlahan Marina membuka matanya dia tersenyum dengan tangannya dia memercikan air di udara lalu menahannya dengan tangan nya.

" Kamu berhasil Marina, sekarang gerakan tangan mu perlahan membentuk lingkaran supaya percikan air itu bergerak mengikuti angin yang ditimbulkan oleh gerakan tanganmu." Guru coolina sangat senang salah satu muridnya berhasil menahan percikan air.

Marina mengikuti arahan guru coolina, tetapi dia gagal, percikan air itu tidak mau menyatu, percikan air itu kembali turun ke sungai.

Tetapi dia puas karena sudah bisa menahan percikan air itu tetap di udara, dia pun melanjutkan latihannya dengan semangat, begitu juga dengan ke empat temannya.

Marina sudah dapat mengontrol kekuatan airnya, sehingga air sungai tidak lagi meluap apabila dia merasa stres atau marah.

Guru Sandy membawa muridnya ke area berpasir.

"Perhatikan apa yang aku lakukan!" Guru Sandy mengerakan tangannya, pasir itu naik ke atas mengikuti gerakan tangannya, lalu dia membentuk bukit kecil dengan pasir itu.

"Lakukan tepat seperti yang aku lakukan, bangkitkan kekuatan tanah di dalam diri kalian!"

Keempat muridnya berusaha dengan keras melakukan apa yang dilakukannya. Tanpa lelah guru Sandy memberikan arahan kepada keempat muridnya.

Guru Phoenix sedang memberikan arahan kepada ketiga orang muridnya.

" Bangkitkan kekuatan api dalam diri kalian" tiba - tiba saja tangan guru Phoenix mengeluarkan api.

Semua muridnya mencobanya tetapi belum berhasil

" Guru Phoenix saya biasa mengeluarkan api dari tangan saya ketika saya marah, kalau sedang tidak marah tidak bisa". Mira mengangkat tangan nya

Kedua orang tua Mira adalah manusia biasa sehingga Mira tidak pernah berlatih mengendalikan api, tetapi ketika Mira marah tangannya mengeluarkan api.

Banyak orang yang takut mendekati Mira karena Mereka menganggap nya monster api. Mira pernah hampir membakar rumah nya sendiri.

" Mira, aku pun dulu seperti itu karena memang api identik dengan amarah, tetapi sekarang kita berlatih untuk mengendalikannya jangan biarkan amarah yang mengendalikan api."

" Guru Phoenix kami rasa suara semalam benar kalau kekuatan yang kami miliki ini adalah kutukan, sampai kapan pun masyarakat tidak akan menerima kami karena kami selalu menimbulkan masalah."

Guru Phoenix meminta ke tiga muridnya untuk duduk melingkar "dengarkan aku, masyarakat tidak harus menerima keadaan kalian karena mereka memang tidak memahaminya. Aku pun tidak meminta kalian menunjukan kemampuan kalian di depan umum secara terbuka."

Guru Phoenix memandang muridnya satu persatu

" Aku dulu mengunakan kemampuan ku untuk menghibur anak-anak di acara ulang tahun, pertunjukan sulap api."

"Saat ruangan terasa dingin kalian bisa menghangatkannya, saat listrik padam rumah kalian akan menjadi satu -satunya rumah yang paling terang."

" Ayo semangat aku sudah mengembangkan kekuatan ini, aku berhasil menciptakan api yang tidak membakar akan aku ajarkan nanti."

Untuk sementara ini guru Phoenix mampu memberi semangat kepada muridnya.

Ketika guru Phoenix berdiri tiba- tiba segumpalan pasir mengenai kepalanya " PLAK....."

" GURU SANDY....."

" oh maaf guru pheonix ada pasir yang lepas kendali hhaaaaa "

Itu adalah hal yang biasa terjadi tatkala semua elemen alam berlatih di saat bersamaan.

Guru mentari bersenang- senang dengan kedua muridnya, mereka tidak mengalami kesulitan karena kedua orang tua mereka memiliki kekuatan cahaya dan telah melatih anak mereka, walaupun hanya sebatas membantu lingkungan mereka untuk mengeringkan pakaian saat hari mendung atau membuat udara hangat saat musim hujan tiba.

Tugas guru mentari hanya mengasah kemampuan mereka dan mengajarkan hal baru.

Guru gatot agak kesulitan dengan muridnya sama seperti kekuatan api, seseorang yang memiliki kekuatan petir akan menunjukan kemampuannya saat mereka sedang emosi.

Yang membuat latihan perdana ini sulit karena Guntur dan petir ada di atas awan. Guru Gatot meminta muridnya untuk memanggil petir.

Salah satu anak berhasil melakukannya, kilatan cahaya muncul di langit disertai suara guruh yang sangat keras " DUUAARRR..."

" AKU BENCI KEKUATAN INI, HAI LANGIT AMBIL KEMBALI KEKUATAN TERKUTUK INI, AKU TIDAK MAU KEKUATAN INI."

seorang murid bernama Taufan tiba - tiba saja berteriak kuat sekali, amarahnya menimbulkan suara guruh yang sangat besar dan petir yang sangat banyak berkilatan di langit akademi Orion semua murid yang sedang berlatih saat itu berlari panik.

Guru Guntur yang berada di awan sangat terkejut, dia turun ke sumber kekacauan ini terjadi dan saat itulah perisai keamanan sedikit terbuka.

" GATOT.....APA YANG TERJADI DI SINI?."

" Guru Guntur maafkan aku salah satu muridku sepertinya telah memanggil petir dan guruh dalam keadaan amarah."

"Taufan apa yang terjadi mengapa diri mu diliputi amarah yang sedemikian besar?" Guru Gatot mendekati Taufan.

" Guru Gatot, Guru Guruh saya sangat membenci kekuatan ini, karena saya memiliki kekuatan ini saya kehilangan orang- orang yang saya cintai."

" Ayo anak- anak kita duduk terlebih dahulu dan berbincang - bincang sejenak."

"Guru guruh maafkan atas kekacauan yang baru saja terjadi, sekarang aku dapat mengatasinya Anda dapat kembali ke pos anda" Guru Gatot mempersilahkan guru guruh kembali menjaga keamanan.

Anak - anak sudah duduk membentuk lingkaran, mereka duduk diatas rerumputan yang nyaman, guru Gatot memulai pembicaraan.

" Anak - anak ku Jangan menyalahkan diri kalian atas kejadian buruk yang menimpa keluarga kalian, hal itu terjadi di luar kemampuan kalian. Kekuatan yang kita miliki memang sangat berbahaya oleh sebab itu kita berada di sini untuk belajar mengendalikannya."

Guru Gatot memandang Taufan sambil tersenyum "Taufan aku pernah berada di posisimu, dulu aku sangat membenci kekuatan ini tetapi sekarang lihatlah aku dan guru guruh dapat memanfaatkan kekuatan petir untuk menjaga keamanan akademi dan juga untuk membuat lokasi akademi ini tidak terlacak oleh manusia biasa karena kami menciptakan lingkungan yang penuh dengan awan hitam, petir yang menyambar dan guruh yang sangat bising sehingga manusia biasa takut untuk mendekati akademi ini."

Taufan hanya tertunduk perlu waktu yang cukup lama untuk menghilangkan rasa sakit nya itu.

Sementara itu guru brahmana mencurigai salah seorang muridnya, karena anak ini mampu mengendalikan angin dengan sangat baik di hari pertama mereka latihan.

" Fany kemampuanmu sangat luar biasa kamu mampu mengendalikan angin dengan sempurna siapa yang mengajarimu?" Guru brahmana berusaha menyelidiki muridnya.

Fany terlihat gugup saat guru brahmana bertanya, untuk beberapa saat dia terdiam " kedua orang tua ku yang mengajarkan cara mengendalikan angin karena mereka memiliki kekuatan angin"

" Ohhh begitu rupanya" tetapi guru brahmana tampak tidak puas dengan jawaban Fany.

" Hmmm aku harus menyelidiki anak ini" gumamnya dalam hati .

Sedangkan guru flow sibuk mengajar muridnya untuk menumbuhkan benih pohon menjadi pohon yang besar.

Misi mereka dalam latihan tahap awal adalah menanam seratus pohon di hutan nucleus bukan hanya menanam benih mereka juga harus mampu membuat benih itu tumbuh dengan cepat dan menjadi besar dengan cepat, nantinya pohon ini akan menjadi sarana latihan di tahap berikutnya.

Mampukah guru - guru di akademi Orion mendidik murid - murid mereka menjadi insan yang baik?

Apa yang akan terjadi selanjutnya setelah beberapa murid terpancing emosinya saat mereka diingatkan kembali tentang pengalaman buruk yang mereka alami oleh suara misterius itu?

Ikuti terus ceritanya