webnovel

pernikahan ini part 2

Nenek terbaring dirumah sakit karena tekanan darah tingginya Kumat lagi. Sinta mulai resah memikirkan segalanya. 'bagaimana kalau kesehatan nenek memburuk, jika pernikahanku dibatalkan' cemas Sinta.

Ternyata bukan hanya Sinta yang berfikir demikian, paman juga Bibi memikirkan hal yang sama. Sinta memang lain dari cucu nenek yang lain, karena Sinta dari kecil dibesarkan oleh nenek dan kakek, mereka pasti akan lebih sakit hati jika terjadi sesuatu kepada Sinta.

"ma,,papa akan bertemu dengan Rama juga keluarganya untuk meminta kejelasan tentang hubungan ini" kata paman pada Bibi. "papa tahu masalah Sinta sama Rama?" Tanya Bibi pada paman, karena dirinya merasa belum cerita pada suaminya itu. "papa mendengar waktu Sinta cerita sama mama" jawab paman. "pa,,,bagaimana kalau Kita pindah saja, Kita kasih alasan pada bapak, ibu kenapa pernikahan ini batal, kalau memang harus batal" kata Bibi lagi. "tapi alasan apa yang akan Kita gunakan?" Tanya paman lagi. "sinta,,kita bisa bilang kalau Sinta menerima beasiswa diluar negeri, hingga Sinta harus pindah sama anak kita Sekar, di luar negeri, sedangkan Rama tidak bisa terima istrinya tinggal jauh, atau apalah pa,,mama juga sakit kalau Sinta kenapa- napa, bagaimanapun kita ikut membesarkan Sinta sama seperti Kita membesarkan Sekar" kata Bibi lagi.

Akhirnya paman kini berada dirumah Rama, bersama kedua orang tua Rama, juga Rama. "paman tumben, apa Ada masalah?" Tanya Rama. "tidak nak Rama, paman kesini sengaja ingin bicara denganmu, juga dengan orang tuamu" kata paman sambil tersenyum. "katakan saja, Ada apa,,jangan sungkan Kita akan jadi keluarga" kata mama Rama.

"abang, kakak, juga nak Rama, Saya kesini ingin bertanya sesuatu, terutama kepada nak Rama" kata paman sambil menghela nafas. "Ada apa paman, katakan saja" kata Rama lagi. "kalian mungkin juga tahu, sejak Sinta kecil, dirinya diasuh oleh kami, boleh dibilang tidak pernah bersama orang tuanya, bagi saya dan istri Saya, Sinta sudah seperti anak kami, karena kami tidak membedakan antara anak kandung kami, dengan Sinta, yang ingin kami lihat adalah mereka sehat, sukses, bahagia" kata paman sambil memandang kearah Rama.

"nak Rama,,jika kebahagiaan Sinta ada padamu, kami tentu sanggat ingin Sinta bersama denganmu, namun....percayalah nak,,kami bukan orang tua yang ingin melihat anaknya bahagia, tapi mengorbankan kebahagiaan anak orang lain, kami bukan orang tua seperti itu" kata paman lagi. "apa maksudmu sebenarnya, kami tidak mengerti" kata mama Rama.

Rama merasakan firasat buruk, sepertinya sesuatu yang akan disampaikan paman, bukanlah kabar yang baik. "kakak, apapun keputusannya nanti, Saya harap abang, juga kakak terima dengan lapang dada, bagaimanapun Saya juga tahu kalian juga sama seperti Saya yang ingin melihat anaknya bahagia" kata paman lagi.

"sebenarnya Ada apa?" Tanya papa dengan tidak sabar. "nak Rama, paman tahu kamu adalah kebahagiaan Sinta, tapi....jika memang Sinta bukan bahagiamu,, hubungan ini Kita akhiri sampai disini saja,seperti yang paman katakan tadi, paman ingin Sinta bahagia, tapi paman tidak mau kamu menderita, kamu tersakiti dengan bersama Sinta" kata paman lagi. "paman Sinta pasti salah paham, percayalah paman, apa yang Sinta ceritakan tidak seperti itu" kata Rama gusar. "masalahnya,,,Sinta tidak cerita apapun pada paman" kata paman lagi.

perkataan paman membuat Rama kaget, dirinya Kira Sinta menceritakan kejadian kemaren kepada pamannya. "paman datang mencarimu untuk menanyakan sesuatu, tapi paman tanpa sengaja melihat dan mendengar pembicaraan mu dengan wanita yang sangat cantik" kata paman lagi.

"sipa wanita itu !" bentak papa Rama pada Rama. "pa,tenanglah" kata mama Rama sambil mengengam tangan suaminya. "bagaimana papa bisa tenang ma" kata papa Rama lagi. "papa, mama, paman, kalian Tenang saja , pernikahan ini akan berjalan sesuai rencana, kalian jangan khawatir" kata Rama.

Namun perkataan Rama membuat paman tersenyum miris. "nak Rama, bukankah paman sudah mengatakan tadi,,paman ingin kebahagiaan Sinta namun tidak mengorbankan orang lain, jika pernikahan ini tidak membuatmu bahagia,,maka pernikahan. ini tidak harus terjadi" kata paman lagi. "jangan seperti itu, persiaapan pernikahan sudah 90%, bagaimana bisa tiba - tiba dibatalkan" kata mama Rama pada paman. "pernikahan ini tidak harus dibatalkan, hanya mempelai perempuannya saja yang diganti" kata paman lagi.

"sebenarnya apa maksud paman" kata Rama emosi. "kamu menikahi Sinta Karena orang tuamu kan,,paman ingin Sinta bahagia,,menikah dengan orang memang mencintainya juga, bukan dengan orang yang mencintai wanita lain" kata paman telak.