webnovel

oh....no....

Saat Sinta sedang bersama keluarganya , hp nya berdering, ternyata yang pangilan dari Rama.

Rama mengajaknya makan siang bersama. segera Sinta meminta izin pada keluarganya untuk pergi, namun yang terjadi keluarganya justru ingin ikut dan ingin melihat sendiri bagaimana Rama itu.

Sinta tentu saja menolak, hubungannya dengan Rama tidak sebaik ceritanya pada keluarganya. jika bukan karena Romeo mungkin dirinya juga Rama akan berada dalam keheningan sepaanjang waktu.

"nek....Sinta tidak enak lah sama Rama" kata Sinta sebagai alasan. "aduh....kami hanya akan ikut saja, kami tidak akan duduk semeja denganmu, kami juga tahu kok....urusan anak muda" kali ini sang Bibi lah yang berbicara. "tapi tetap saja, gimana kalau Rama tahu" kata Sinta lagi.

"Sinta....Rama tidak mungkin tahu lah, kalau kami tidak bilang,, kan Rama belum pernah ketemu kami" kata sang paman Kali ini.

Sinta merapat pada sang kakek untuk merayu. "kakek.....bilanglah pada mereka untuk jangan ikut Sinta" kata sinta. Paman , Bibi juga nenek pasti tidak akan ikut kalau kakek melarang . "ya sudah...Sana kamu bersiap dulu" kata sang kakek lagi. jawaban sang kakek membuat Sinta tersenyum dan segera bersiap untuk bertemu dengan Rama.

Sinta datang dengan muka cemberut. bagaimana tidak ....keluarganya ikut, ternyata sang kakek juga memiliki pemikiran yang sama seperti yang lainnya. Rama yang melihat raut muka Sinta yang tidak enak dipandang segera bertanya. "apa kamu tidak suka bertemu denganku?" Tanya Rama pada Sinta. Pertanyaan Rama membuat Sinta salah tingkah. "bukan...bukan begitu....aku hanya tidak sangka saja...Romi tidak ikut" kata Sinta beralasan. Rama tersenyum dan mengengam tangan Sinta uang Ada diatas meja. " iya....Kali ini aku yang kangen kamu" kata Rama.

perkataan Rama membuat muka Sinta memerah seperti kepiting yang sedang disantap oleh sang paman. Sinta kembali memandang keluarganya yang tersenyum mendengar perkataan Rama. tentu saja mereka dengar, barang mereka duduk dibelakang Rama persis.

Karena dari tadi Sinta selalu memperhatikaneja dibelakangnya akhirnya Rama berinisiatif untuk menoleh kebelakang, siapa tahu ada cowok ganteng yang mencuri perhatian Sinta. Namun saat dirinya berbalik yang dilihatnya adalah satu keluarga yang tadi dilihatnya masuk berbarengan denngan Sinta.

Sinta yang melihat Rama berbalik justru semakin tegang. bagaimana jika Rama tahu kalau dari tadi keluarganya memata - matai mereka. namun saat melihat Rama kembali menghadap kepadanya membuatnya menghela nafas lega, yang Tampa disadarinya membuat Rama semakin curiga.

Rama berdiri dan menghampiri meja keluarganya sehingga mau tak mau membuat Sinta langsung reflek ikut berdiri juga.

"selamat malam" Sapa Rama sopan pada keluarganya. Bukan hanya Sinta bahkan keluarganya juga terkejut melihat lelaki tampan yang bersama Sinta menghampiri mereka. "Ada apa ya?" Tanya sang paman pada Rama. " tidak....tapi bisakah kami gabung bersama kalian disini, tunangan saya ingin Kita makan sama - sama" kata Rama lagi sambil tersenyum.

"ya Tuhan....tadi kami mau kesini saja kamu tolak setengah mati, sekarang anak muda ini malah ingin makan bersama kami" kata sang kakek yang membuat Sinta membelalakkan matanya terkejut. "kalian kenal tunangan saya?" Tanya Rama semakin curiga. "tentu saja, aku kakeknya, ini nenek, paman dan juga bibinya" jelas sang kakek.

Perkenalan salah paham kakek membuat Rama tersemyum, ternyata keluarga istrinya menerima dirinya.

Sinta sangat malu. "maaf ya....aku sudah melarang mereka ikut, tapi...mereka mengikutiku " kata Sinta lirih saat mereka mengambil makannan mereka. "tidak apa - apa, harusnya kamu bilang kalau kekuargamu mau makan sama aku, kan sekalian saja aku meminta restu untuk segera menikahi cucunya yang tercantik ini" kata Rama lagi.

Kali ini gombalan Rama mendapat balasan cubitan maut dari Sinta. "ih...apaan sih...." kata Sinta