webnovel

antara CINTA atau UANG

Area dewasa!!! Cerita ini Hiatus untuk waktu yg lama, masih harus banyak revisi agar bisa nyambung ceritanya! Menjalin cinta dengan dua pria!! Lia bertemu Max dan saling jatuh cinta tanpa mereka sadari. Diantara hubungan yang mulai berkembang munculah Jack, si pengusaha yang misterius. Pria seksi bermata abu itu juga menjerat perasaan Lia. Max tak mau begitu saja melepaskan perasaannya pada Lia. dia berusaha meyakinkan Lia kalau dia adalah pria yang pantas. Max selalu ada saat Lia tertimpa masalah, tapi Jack punya cara lain untuk menghibur Lia. Cinta segitiga oh bukan. masih ada tuan Edward, bos Jack sekaligus ayah dari Max yang menginginkan Lia.. bagaimana akhir hubungan rumit ini?

Ayun_8947 · Urban
Not enough ratings
243 Chs

Keinginan dalam hati

Kediaman Edwardo

Max dan Mariah cuma bisa tertunduk dan diam melihat tatapan murka di wajah Pauline yang menegang.

"Jadi ini yang kalian lakukan di belakangku!!" Wajah Pauline merah, menandakan dia menahan semua emosi dan Gejolak di dalam dadanya. Siapa yang tidak akan murka? Siapa yang tidak akan kecewa? Setiap hari Pauline menghabiskan waktu di pertambangan, mengelola proyek, Mengatur keuangan, itulah perjuangannya sebagai seorang nyonya besar Eduardo.

" Max!! Mama menyuruhmu belajar dengan baik, agar apa! Agar aku bisa duduk santai dan menikmati hari tuaku! " Pauline Setengah berteriak pada max

"Aku tak menyangka kalian kompak melakukan ini di belakangku! Maria, seharusnya kau pergi ke kampung dan membantu ayah ibu, apa yang kau lakukan di sini!" Telunjuk Paulin mengarah kepada wajah cantik Mariah, gadis itu hanya bisa tertegun dan menelan ludah.

"Oke baiklah, tidak ada yang mengerti akan diriku! anggap saja aku robot! " Pauline mengusap wajahnya dengan kasar, dia tampak sangat lelah.

Tentu saja hidup sebagai orang nomor sekian di kota ini, sebagai wanita yang terpandang, wanita yang sukses tapi bukan berarti hidup Pauline mudah, Nyatanya dia masih terus berjuang hingga saat ini. Pernikahannya dengan Eduardo karena perjodohan, perjanjian konyol antar orang tua jaman dulu. Pauline yang miskin dan rendah dengan Edward yang kaya raya dan seenaknya.

Baik Max ataupun Mariah Tak ada yang berani menyela, mereka sudah tertangkap basah. Padahal ini kali pertama untuk Max membantu bibinya, tapi dia tidak menyangka akan menjadi seperti ini pada akhirnya. Membuat Pauline kecewa, max akan menyesali itu.

"Tidak usah pikirkan apapun, Lihatlah rumah mewah ini, Lihatlah jajaran mobil mewah itu!!" tunjuk pauline menuding ke arah pintu.

"bahkan hingga anak keturunan pun tidak akan pernah bisa menghabiskannya! Tapi satu hal yang harus kalian ingat, ada aku yang bekerja siang dan malam! " Pauline melanjutkan kalimatnya dengan nada gusar

" Baiklah aku memang bodoh, Harusnya Aku tidak perlu memikirkan semua ini seperti kalian! Bersenang-senanglah dan nikmati semuanya, lalu? " kalimat barusan membuat max mengangkat kepalanya perlahan, dia menatap wajah lelah mamanya, Max menyadari jika Pauline butuh istirahat, dia sangat menyesali perbuatannya. Pauline jelas sangat lelah dan kecewa.

"Maafkan aku mah.." lirik Max menyesal, Mariah menoleh kepada Max, Gadis itu juga mengangguk menyesal, mereka sadar telah mengecewakan Pauline

"Katakan itu pada diri kalian sendiri! Aku sangat lelah, Adakah yang bisa mengerti di--" suara dari depan gerbang mengejutkan obrolan mereka

KRAAAKK!!

Suara pintu terbuka, seorang pelayan berlari ke depan menyambut kedatangan Tuan Edward yang mabuk, pria paruh baya itu dituntun oleh seorang gadis setengah telanjang, maksudnya ya, seorang gadis dengan kemben yang hampir merosot sempurna, membuat dadanya yang berisi menyembul, bahkan max tidak bisa mengangkat kepalanya melihat keadaan Edward dan wanita itu.

Sementara ayahnya dengan santai melangkah dituntun wanita sexy itu, terlihat banyak bekas kecupan di sepanjang kulit terbuka gadis itu, bukan hanya merah bahkan keunguan. Betapa dahsyat malam yang mereka lalui.

Wanita itu dibantu seorang tidak, ada dua orang pelayan membawa Tuan Edward ke kamar, pelayan cantik yang seksi dengan dress maid mereka. Edward pasti memilih pelayan itu untuknya, mereka meninggalkan Pauline yang bertolak pinggang dan berdecak kesal, sedangkan Mariah dan Max hanya bisa tertunduk dalam.

"harusnya aku tahu kalian sama saja! " Pauline meninggalkan ruang keluarga dengan langkah menghentak lantai jelas dia begitu kecewa dan marah. Max menyusul langkah Pauline

"Max...." lirih Mariah di belakang punggung Max dengan suara berbisik, ponakannya itu tidak menghiraukan, dia menyusul langkah Pauline hingga menghilang di balik pintu pembatas antara ruang utama dan ruang keluarga.

"Harus nya dia tidak memaksakan obrolan di saat seperti ini" lirih Maria menyesali sikap Max yang menyusul ibunya

"Kakak pasti akan bertambah marah karena max ikut campur urusan mereka!" ujar Mariah dengan memukul sendiri dahinya sebelum menghilang menuju ke kamarnya di lantai atas, Gadis itu melangkah lunglai tak pernah menyangka malam ini begitu panjang dan mengesalkan.

----

Pauline mendorong pintu kasar pintu yang belum tertutup sempurna membuat penghuni kamar terkejut, wanita seksi dan dua orang pelayan itu keluar dengan terburu-buru, mereka melepaskan tangan dari tubuh Edward melihat kedatangan Pauline, dengan wajah panik mereka buru buru merebahkan kembali tubuh Edward di kasur

Pauline bertolak pinggang dengan wajahnya yang memerah, dia menatap wajah Edward lekat-lekat, wanita itu siap berteriak marah

"bagus sekali! Lakukan saja apa yang kau mau Tuan Edward!" Edward terkekeh diantara mabuknya, dia berusaha mengangkat punggung tapi terlalu sulit, pria itu rebah lagi di kasur

"Lihatlah Siapa di sini, apa kabarmu sayang?" suara Edward jelas sedang mengejekmu Pauline

sudah habis kesabaran Pauline menghadapi anggota keluarga Edward

dia sudah cukup lama bertahan disini dengan semua kekuatan dan kesabarannya tapi apa yang dia dapatkan selain hinaan dan pembangkangan dimana-mana.

wanita itu merasa semakin cepat tua, perjuangannya akan sia-sia pengorbanannya seakan tiada artinya

"Edward aku menutup mata atas semua sikapmu padaku. Bisakah kau sedikit saja berubah?" Edward terkekeh lagi

"hahaha.. apa Kau pikir aku pahlawan bertopeng? yang benar saja. Bagaimana mungkin aku berubah, aku bukan kupu-kupu ataupun nyamuk" sial! Dia masih sempat membuat lelucon tak lucu di antara pertengkaran ini, Pauline semakin marah

" aku sudah menutup kasus besarmu, aku mengambil alih kantor dan menstabilkan perekonomian kita! aku sudah melakukan banyak hal untukmu Edwardo!" Edward tersenyum sinis

" lalu apa maumu Nona Pauline? Kau tahu aku tak pernah mencintaimu? Kau tahu aku terpaksa menikahimu! " Pauline menyeka dahinya, Kenapa sulit sekali menghadapi Edward. bertahun-tahun dia bersabar seakan tak pernah ada hasilnya

"Edward k ubuat kau boleh melakukan apapun yang kau inginkan! tapi bisakah kau menjaga keluarga ini dengan baik! Tidak usah membuat onar di luar sana! "

" Aku tidak membuat onar, aku hanya menikmati sedikit surga dunia!"

Ujar edward mengelus lembut ranjangnya

"dan kau pikir siapa yang akan menikmati hidup jika di dampingi seorang robot seperti dirimu, kamu bukan seorang wanita dan aku tak pernah mencintaimu lanjut Edward semakin membuat Pauline murka

"cinta tak pantas keluar dari mulutmu Edwardo!" Pauline menuding kasar wajah Edward yang merah karena mabuk

Max berdiri di palang pintu, dia mendengarkan ucapan ibu dan ayahnya, sebenarnya ini sudah biasa, Edward yang berkelana seperti kumbang hitam. dan perjuangan Pauline yang berusaha menutupi semua keburukan rumah ini.

Max memahami semua itu, itulah mengapa dia tak percaya akan cinta, tak percaya akan pernikahan. Semua yang dia saksikan selalu seperti ini.

" lalu apa yang kau inginkan Pauline? meski kau bekerja siang dan malam, Harta ini Tetap Menjadi Milikku, meski kau berusaha sebaik mungkin tapi pernikahan ini hanyalah formalitas, seharusnya orang tuamu menyerahkan adikmu Bukan Dirimu! Dia jauh lebih muda dan menarik!"

Pauline semakin murka, dia mengangkat kasar pangkal leher kimono Edward, dia mencengkram dan berusaha menariknya tapi tangan Edward lebih dulu menghempaskan telapak cengkraman Paulin, membuat wanita itu hanya bisa melongo dan tak bisa melampiaskan kemarahannya

Edward jauh lebih tangkas dan bertenaga " jaga tingkahmu baik-baik Pauline, jika kau dan Max masih ingin tinggal di sini! "

Max melangkah perlahan menghampiri Pauline, dia merangkul pundak ibunya, tanpa kata-kata Max membawa Pauline keluar dari kamar Edward, dia membimbing ibunya kembali ke kamarnya.

Tubuh Pauline jelas bergetar, wanita itu jelas ketakutan dan cemas. Dia sadar dengan semua pengorbanannya akan sia-sia, Edward hanyalah manusia tak punya hati dan hanya punya nafsu, tapi Pauline sudah terjebak terlalu jauh di dalam rumah ini, dan dia tak mau hidupnya ataupun Max menjadi sia-sia.

" Max, mama hanya meminta kau menjadi anak yang baik, anak yang cerdas agar suatu saat nanti kau bisa menggantikan posisiku, mengelola semua aset ini, memperbaiki nama keluarga ini dan kalau bisa hancurkan Edward.. " gumam Pauline Lirih, kekecewaannya sudah tak bisa terbendung lagi. Dia begitu membenci suaminya.

" pria itu telah menghancurkan harga diri dan hidupku di sini! Aku tak mungkin lepas darinya tanpa mendapatkan apa-apa, Max itulah mengapa kau di sini hari ini! Itulah mengapa Mama selalu memberitahumu untuk belajar lebih baik dan Berhentilah menghabiskan waktu dengan harta tak berguna ini, jangan seperti Mariah, aku ingin hidupmu jauh lebih baik daripada keluarga ini Max, Aku ingin kau bahagia nanti, aku ingin kau hidup dengan normal!" Lirih Pauline dengan suara bergetar.

" kau tak perlu memikirkan semua itu ma, aku berjanji padamu tidak akan pernah mengecewakan dirimu, Kau terlalu lelah, Istirahatlah terlebih dahulu.." max menyandarkan punggung Pauline, Dia merapikan selimut dan mengatur bantal

pemuda itu bangkit dan sekali lagi menatap wajah lemas Pauline, jelas sekali tanda menua dan kelelahan di sana, membuat Max cemas, dia tak seharusnya membuat kecewa mamanya.

Max sadar betul itu, pria itu bangkit meninggalkan Pauline sendiri di kamarnya, dia menggaris senyum sebelum menutup pintu.

Rumah ini begitu megah dan besar, membuat orang iri, membuat orang memimpikan semuanya, tapi kenyataannya tiap sudut rumah ini setiap yang ada di sini menyimpan banyak cerita yang menyakitkan

Max bahkan menyimpan semuanya dalam hati dan berharap suatu saat dia bisa meninggalkan rumah ini dan menciptakan kan rumah besar baru yang jauh lebih baik, untuknya dan untuk orang yang dia cintai.