webnovel

Part 1

Terlihat seorang wanita yang menatap tumpukan mayat di depannya dengan wajah dingin.

Tak ada rasa jijik yang terlihat di wajahnya.

Mulutnya malah menjilat cipratan darah yang mengenai wajahnya.

Pakaiannya kini penuh dengan cipratan darah,namun dapat tersamarkan.

"Mission complete"katanya lalu bersmrik.

Tanpa dia sadari ada seseorang hendak menembaknya dari belakang.

Dor

Satu tembakan berhasil mengenai tangan kirinya.

"Ternyata kau masih hidup"katanya dingin tanpa menatap pria yang  tadi menembak dirinya.

"Tak akan ku biarkan kau mati,walau nyawa taruhannya"kata pria tadi dengan tegas.

"Wah,wah,wah besar juga ternyata nyalimu"katanya lalu terkekeh pelan.

"Menyerahlah Annchi,maka hukumnya akan lebih ringan"kata pria tersebut lalu menarik pelatuk pistol yang berada di genggamannya.

Ya,nama gadis tadi adalah Annchi,atau lebih tepatnya Xie Annchi.

Seorang perempuan pemimpin mafia yang paling ditakuti di negara Cina.

"Ayolah Chen,kau tau jika diriku lebih memilih mati dari pada menyerah"kata Annchi pada pria bernama Chen.

"Maka akan ku kirim kau ke alam atas"kata Chen lalu menembak Annchi.

Dor

Satu tembakan berhasil mengenai kaki kiri Annchi.

"Sialan kau"umpat Annchi yang jatuh berlutut di depan Chen.

"Ku beri kau pilihan,mau menyerah atau mati?"tanya Chen lalu berjalan mendekati Annchi.

"Lebih baik aku mati"kata Annchi lalu mengarahkan pistol yang digenggamnya ke kepalanya.

"Apa yang akan kau lakukan bodoh?"umpat Chen melihat perbuatan bodoh Annchi.

"Mati"jawab Annchi singkat lalu....

Dor

Dia menembak sendiri kepalanya,membuat dirinya mati detik itu juga.

"Kau sangat bodoh Annchi,bukan kah lebih baik jika dirimu menyerah lalu menerima hukuman,dari pada harus mati saat ini"kata Chen lalu pergi meninggalkan mayat Annchi.

.

.

.

Di saat bersamaan, tepatnya di kekaisaran Huang seorang putri kini merantapi nasibnya yang sedang di cambuk oleh seorang pria yang berada di depannya.

Cetar

Bunyi cambukan kembali terdengar.

"45"teriak para dayang menghitung cambukan yang dia terima.

Cetar

"46"teriak lagi para dayang.

Tepat pada hitungan ke 46 dirinya jatuh tertunduk.

Nyawanya melayang pada detik itu juga.

Melihat sang putri sudah terjatuh sang permaisuri malah bersmrik lalu menatap dirinya tanpa rasa kasihan sama sekali.

Namun siapa sangka,dirinya kembali hidup lagi namun dengan jiwa orang lain.

Jiwa seorang pemimpin mafia di abad ke23,dia adalah Annchi.

Rupanya Dewa belum memperbolehkan dirinya untuk meninggalkan dunia.

Perlahan sebuah memori masuk ke dalam kepalanya,memori yang berisi tentang kehidupan tubuh yang akan dia tempati.

Ternyata sekarang dia berada di dalam tubuh seorang putri yang sering di tindas,bahkan para dayang dan prajurit berani menindas dirinya.

Karna sikapnya yang terlalu lembut dia hanya menerima hukuman dari Kaisar tanpa menjelaskan yang terjadi.

"Ssh"ringisnya pelan lalu mencoba untuk berdiri lagi.

Semua orang yang melihat kejadian tersebut hanya menganga tak percaya.

Sang kaisar yang melihat dirinya bangkit kembali segera mencambuk kembali dirinya.

Namun sebelum cambuk tersebut mengenai nadanya,dirinya lebih dulu menahan cambuk tersebut dengan tangannya.

"Beraninya kau mencambuk diriku"geramnya lalu menghempaskan cambuk tadi secara kasar.

Kaisar yang melihat perubahan sikapnya hanya menatap datar dirinya.

"Beraninya kau menatap yang mulia kaisar"kata sang permaisuri lalu menghampiri dirinya.

"Memangnya kenapa?"tanya Annchi ambil menatapnya datar.

"Beraninya kau dasar jalang"bentak sang permaisuri lalu hendak menampar dirinya.

"Siapa kau berani menamparku?"bentaknya sambil mengcekal tangan permaisuri.

"Ssh sakit bodoh"kata permaisuri yang meringis kesakitan.

"Lepaskan tanganmu dari permaisuri"kata Kaisar sambil menatap tajam Annchi.

"Baiklah"katanya lalu menghempaskan tangan permaisuri secara kasar.

"Dasar Putri tak tau diri"bentak seorang gadis lalu menghampiri permaisuri yang sedang kesakitan.

"Aku tidak perduli"kata Annchi lalu berjalan keluar Aula.

"Jalang kecil itu sudah berani ternyata"geram permaisuri sambil memegangi pergelangan tangannya yang memerah karna ulah Annchi.

"Tenanglah ibunda,kita pasti bisa menyingkirkan dirinya lalu menguasai kekaisaran ini"kata gadis tersebut yang ternyata adalah putri kedua kekaisaran Huang.

Annchi kini berjalan tak tau arah,memori tentang Putri ini sangat samar sehingga dia tidak tau di mana kediamannya.

"Maaf Xiǎojiě¹,tapi anda ingin kemana?"tanya seorang pelayan yang menghampiri dirinya.

"Siapa kau?"tanya Annchi menatap dayang yang berada di belakangnya.

"Ampun Xiǎojiě, apakah Xiǎojiě lupa dengan Nubi²?"tanyanya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Kenapa kau malah bertanya kembali padaku?"tanya Annchi dengan nada sedikit membentak.

"Ampuni Nubi ini Xiǎojiě"katanya lalu melakukan kowtow³.

"Apa yang kau lakukan,cepat bangun"bentak Annchi membuat dayang tersebut bangun dari posisi kowtow.

"Sekarang jawab pertanyaanku"tekan Annchi padanya.

"Ampun Xiǎojiě,nama Nubi adalah Li Zia,hamba adalah pelayan setia anda"kata Li Zia.

"Baiklah Li Zia,aku ingin kau antarkan aku ke kediamanku"kata Annchi.

"Maksud anda paviliun bulan?"tanya Li Zia lalu diangguki oleh Annchi

"Baik Xiǎojiě,lewat sini"kata Li Zia lalu mempersilahkan Annchi.

Sesampainya di paviliun bulan

Kini Annchi sedang merebahkan tubuhnya di kasur sambil memijit pelipisnya.

Dia pikir transmigrasi hanyalah mitos belaka,namun sekarang dia mengalaminya sendiri.

"Li Zia berapa lama kau menjadi pelayanku?"tanya Annchi lalu menatap Li Zia.

"Ampun Xiǎojiě,Nubi sudah lima tahun menjadi pelayan anda"jawab Li Zia lalu diangguki oleh Annchi.

"Berarti kau tau semua tentang kekaisaran ini?"tanya Annchi lalu memiringkan kepalanya.

"Ampun Xiǎojiě,Nubi hanya tau beberapa hal tentang kekaisaran ini"

"Kalau begitu ceritakan semua padaku"tekan Annchi membuat Li Zia hanya mengangguk pelan.

"Dulunya Kekaisaran ini di pimpin oleh kaisar Changyi dan permaisuri Liang, permaisuri Liang memiliki tiga anak yaitu,putra mahkota Huang Fengying,lalu pangeran kedua Huang Chyou dan anda Putri pertama Huang Annchi.

Kaisar Changyi memiliki tiga orang selir.

Namun permaisuri Liang meninggal saat melahirkan anda,sehingga Kaisar Changyi mengangkat Permaisuri Na,yang tadinya selir agung menjadi permaisuri.

Anda sering di tindas karna sikap anda yang terlalu lembut,anda juga selalu di tindas karna tidak bisa berkultivasi.

Bukan hanya tidak bisa berkultivasi,anda juga memiliki wajah yang buruk rupa sehingga anda di sebut sebagai aib keluarga.

Putra mahkota dan pangeran kedua tidak perduli dengan anda yang selalu di hina,mereka hanya acuh saja ketika melihat anda di tindas oleh para dayang dan prajurit di kekaisaran.

Mereka mengira anda adalah pembunuh permaisuri Liang,maka dari itu mereka tidak menganggap anda adik mereka."jelas Li Zia.

Annchi yang mendengar penjelasan Li Zia hanya mengangguk paham.

Di dalam hatinya dia bertekad untuk membalaskan dendam Putri Annchi.

....

1)Xiǎojiě:nona

2)Nubi:cara pelayan memanggil diri mereka.

3)kowtow:salah satu cara memberi hormat di budaya tionghoa