webnovel

ANOTHER WORLD : The Human Wife And The Red Diamond

Manusia tidak tahu bahwa ada dunia di mana makhluk-makhluk yang mereka anggap hanyalah cerita rakyat atau bahkan hanya sebatas karangan semata itu sebenarnya tinggal. Mereka nyata adanya. Hanya saja tidak ada satupun manusia yang mampu menyebrangi dunia itu seorang diri. Mereka hanya dapat pergi ke dunia itu bersama makhluk penghuninya atau dengan sebuah ritual yang di lakukan oleh kaum penyihir. Meskipun di sebut sebagai makhluk buas dan mengerikan. Mereka hidup damain di bawah kekuasaan seorang makhluk yang memiliki 6 jenis darah dari seluruh makhluk terkuat di sana termasuk ras iblis yang tinggal di dunia bawah. Dan suatu hari Katherine Laurence tidak sengaja terjatuh saat mendapti seekor pegasus terbang tidak jauh darinya membuatnya lupa bahwa di depannya adalah jurang. Dia di bawa oleh seekor pegasus mesuk ke dunia itu, dunia yang mereka sebut sebagai Negeri Arda. Saat itulah dia bertemu untuk pertama kalinya dengan makhluk yang menamai diri mereka sebagai Werewolf –kaum manusia serigala-. Tak hanya itu dia di sebut-sebut sebagai pasangan abadi dari seorang penguasa Negeri Arda. Takdir yang mengikatnya setelah itu membuat kegilaan semakin bermunculan. Antara kenyataan atau hanya halusinasi semata. Cinta, amarah, dendam, kebencian, ambisi, dan kenyataan yang meporakporandakan hati dan jiwanya. Belum lagi tentang kisah dahsyatnya batu berlian merah yang memiliki ikatan dengannya menjadi rebutan. Hidupnya semakin kacau balau hingga hampir gila. Bersama pasangan abadinya Katherine berjuang dan terus berusaha bertahan hidup. Demi terhindarnya kehancuran yang akan terjadi di masa depan.

Acacia_Vieny · Fantasy
Not enough ratings
15 Chs

Negeri Arda

Jessy kembali ke dalam kamar, membawa sekranjang buah-buahan lalu ia duduk di pinggiran ranjang seraya memangku kranjang buah itu.

"Aku baru saja memetiknya tadi. Makan lah."

Katherine mengambil sebuah apel lalu menggigitnya. Manis, rasanya lebih manis dari yang biasa ia makan. Menggigitnya lagi dan kini lebih besar dari gigitan sebelumnya.

"Kau tak ikut makan?." Tanya Katherine.

Jessy menggeleng "Aku hanya makan daging."

Katherine tanpa curiga mengangguk mengerti. Dia kembali melahap apel di tangannya hingga tersisa bagian tengahnya saja lalu mengambilnya lagi. Katherine sangat lapar, dari kemarin dia tak memakan apapun di tambah lagi luka yang cukup parah hingga membuatnya kekurangan darah. Katherine menikmati sarapan paginya sampai lupa ada yang ingin dia tanyakan lagi pada Jessy.

3 buah apel sudah ia habiskan kemudian menenggak air minum yang tersedia di atas meja nakas di dekatnya.

"Negeri Arda itu berada di mana?." Tanya Katherine.

Jessy yang baru saja meletakan kranjang buah keatas meja nakas menjawab. "Kalau kau melihatnya di peta dunia manusia kau tak akan menemukannya, karena keberadaan tempat ini tak di ketahui oleh manusia apa lagi tergambar di sana."

"maksudmu seperti dunia lain?."

"Emm.. mungkin. Tapi kami bisa keluar masuk ke dunia manusia sesuka hati berbeda dengan manusia, mereka tak bisa masuk kecuali bersama makhluk negeri Arda atau para penyihir yang mengatarnya."

"Kenapa bisa begitu?." Tanya Katherine tak terima.

Jessy hanya tertawa mendengarnya apa lagi ekspresi wajah tak terima Katherine yang begitu lucu menerutnya.

"Manusia tak memiliki kekuatan seperti kami Kathe, dan lagi mereka tak tahu gerbang dunia kami di mana, hanya kami yang tahu."

Katherine hanya mengangguk mengerti, Dia menatap kaki kirinya yang terbalut perban lalu beralih ke pakaian yang ia kenakan. Dia sudah tak lagi mengenakan pakaiannya, Kathe yakin Jessy yang sudah menggantikannya dengan pakaian miliknya.

"Oh ya, Makhluk Negri Arda pun banyak jenisnya. Ada Vampir, Werewolf, Mermaid, Elf, mereka termasuk golongan ras besar yang memiliki pemimpin. Tapi meskipun memiliki pemimpin masing-masing kami tetap memiliki seorang Raja yang menguasai Negeri Arda." Jessy lanjut menjelaskan dengan begitu semangat.

Katherine terkejut mendengar jenis-jenis makhluk yang di sebetkan Jessy. Dia hampir pingsan di buatnya. Bukannya mereka hanya mitos, hanya sebuah cerita rakyat?.

"Jadi— kau itu termasuk yang mana?." Katherine bertanya takut-takut. Bahkan tubuhnya yang bersandar di kepala ranjang sudah semakin merapat ke sudut.

Dari penampilan wanita itu dia seperti manusia pada umumnya. Jadi Katherine sendiri tak bisa menebak makhluk apa Jessy ini. Emm.. Seorang penyihir? Katherine berpikir positif.

"Aku manusia serigala."

Katherine melotot terkejut namun masih tak percaya. Dia menatap Jessy mencari kebohongan di sana dan hasilnya wanita itu jujur. Katherine tercekat mencoba bertanya memastikannya lagi.

"Kau tak sedang menipuku kan?."

"Tidak. Untuk apa aku menipumu." Pernyataan Jessy membuat Katherine menahan nafas bernafas tiba-tiba.

"Aku akan menunjukannya padamu." Ucap Jessy.

Wanita itu berjalan kedepan, sedikit menjauh dari ranjang. Dan seketika Jessy berubah menjadi seekor serigala berwarna coklat tua tepat di depan mata Katherine. Katherine memekik tertahan tak sengaja mengangkat kaki kirinya yang terluka karena kaget. Dia memejamkan matanya merasakan sakit dan ngilu yang bersamaan di sana.

Jessy yang melihat itu segera kembali ke wujud manusianya lalu mendekat kearah Katherine.

"Maaf kan aku Kathe. Kau baik-baik saja?." Jessy bertanya dengan panik.

Katherine mengangkat tangannya, meminta Jessy untuk tak mendekat kearahnya. Jessy terlihat khawatir dan juga ada rasa sedih di matanya saat Katherine menolak di dekati olehnya.

Apakah Katherine takut padanya sekarang?. Jessy terlihat murung tapi juga khawatir melihat Katherine meringis kesakitan seraya memegangi kakinya.

Tiba-tiba terdengar pintu di ketuk membuat keduanya menoleh kearah pintu. Jessy segera berjalan kearah pintu lalu membukanya. Di sana terlihat seorang pria berjalan masuk.

"Apa yang terjadi di sini?." Tanya pria itu.

Jessy hendak berbicara namun Katherine lebih dulu mengeluarkan suaranya.

"Tidak ada. Aku hanya ingin menggeser kakiku sedikit."

Jessy menatap Katherine dengan tatapan bersalah. Wanita itu berdiri diam di dekat pintu sedangkan pria itu berjalan kearah ranjang lalu meletakan nampan berisi peralatan medis yang sebagian tak Katherine ketahui di dekat kaki kiri Katherine.

Pria itu memiliki paras yang tampan dengan warna rambutnya yang unik, warna putih keemasan.

"Aku akan mengganti perban anda." Ucapnya lalu menaruh peralatannya di atas ranjang dekat kaki kirinya.

Katherine tak menjawab namun tetap membiarkan pria itu melakukan pekerjaannya.

Pria itu mulai melepas perban di kaki kiri Katherine. Menaburkan sebuah bubuk ke atas luka Katherine membuat si empunya kaki meringis karena terasa sedikit perih. Setelah itu mengambil kain putih baru untuk di balutkan pada luka tersebut.

Pria itu berpindah kearah samping kanan Katherine lalu melepas perban itu seraya berucap. "Luka di tangan anda sudah sembuh jadi tak perlu memakainya lagi."

Katherine memegang pergelangan tangannya dengan sedikit menekannya dan ya tangannya sudah tak terasa sakit lagi bahkan bekas lukanya tak terlalu terlihat.

Pria itu juga meletakan sebotol pil ke atas meja dan meminta Katherine untuk meminumnya mulai hari ini setiap malam.

Katherine masih tak menjawab sampai pria itu pergi pun gadis itu enggan bersuara. Katherine masih syok. Benar-benar tak hapis pikir, makhluk yang ia pikir hanya lah sebuah mitos nyatanya mereka ada. Dan salah satunya ada di depannya saat ini.

Pria tadi, Katherine yakin dia juga bukan manusia seperti dirinya terlihat dari rambutnya yang berwarna putih keemasan itu dan juga telinganya. Ah Katherine teringat karakter dalam animasi yang sering di tonton adiknya. Elf. Katherine yakin 100% pria tadi adalah seorang Elf.

Katherine menghela nafas lelah. Awalnya ia pikir yang di maksud Jessy hanyalah hewan-hewan mitos sejenis pegasus atau mungkin yang lainnya dan Jessy tetap lah manusia biasa yang tinggal di sini.

Tersadar, Katherine menoleh kearah Jessy yang masih setia berdiri di dekat pintu dengan tatapan murung seraya menunduk. Pantas saja saat ia menawarinya untuk ikut makan Jessy menolak. Dia kembali menghela nafas, setidaknya mereka bukan orang jahat.

"Jessy. Maafkan aku."

Mendengar itu Jessy langsung mendongak, menatap terkejut kearah Katherine.

"Aku hanya merasa terkejut tadi." Lanjut Katherine.

Seketika Jessy tersenyum lebar, lalu buru-buru mendekati Katherine. Dia duduk di pinggiran ranjang. Tempat sebelumnya ia tempati.

"Kau tidak takut padaku, kan?." Tanyanya dengan ekspresi wajahnya yang kembali khawatir.

"Apa kau akan memakanku?." Katherine balik bertanya.

Jessy yang mendengar itu menggeleng dengan kuat. "Mana mungkin."

Melihat tingkah Jessy membuat Katherine terkekeh. Menurutnya Jessy adalah wanita yang lucu. Dengan wajah dewasanya namun memiliki sikap yang menggemaskan. Usianya mungkin sekitar 30 atau 32 tahun?.

Melihat Katherine tertawa mumbuat Jassy pun ikut tertawa. Meskupun Jessy sendiri tak tahu apa yang membuat Katherine tertawa, yang pasti Jessy senang Katherine mau berbicara dengannya lagi.