webnovel

ANOTHER WORLD : The Human Wife And The Red Diamond

Manusia tidak tahu bahwa ada dunia di mana makhluk-makhluk yang mereka anggap hanyalah cerita rakyat atau bahkan hanya sebatas karangan semata itu sebenarnya tinggal. Mereka nyata adanya. Hanya saja tidak ada satupun manusia yang mampu menyebrangi dunia itu seorang diri. Mereka hanya dapat pergi ke dunia itu bersama makhluk penghuninya atau dengan sebuah ritual yang di lakukan oleh kaum penyihir. Meskipun di sebut sebagai makhluk buas dan mengerikan. Mereka hidup damain di bawah kekuasaan seorang makhluk yang memiliki 6 jenis darah dari seluruh makhluk terkuat di sana termasuk ras iblis yang tinggal di dunia bawah. Dan suatu hari Katherine Laurence tidak sengaja terjatuh saat mendapti seekor pegasus terbang tidak jauh darinya membuatnya lupa bahwa di depannya adalah jurang. Dia di bawa oleh seekor pegasus mesuk ke dunia itu, dunia yang mereka sebut sebagai Negeri Arda. Saat itulah dia bertemu untuk pertama kalinya dengan makhluk yang menamai diri mereka sebagai Werewolf –kaum manusia serigala-. Tak hanya itu dia di sebut-sebut sebagai pasangan abadi dari seorang penguasa Negeri Arda. Takdir yang mengikatnya setelah itu membuat kegilaan semakin bermunculan. Antara kenyataan atau hanya halusinasi semata. Cinta, amarah, dendam, kebencian, ambisi, dan kenyataan yang meporakporandakan hati dan jiwanya. Belum lagi tentang kisah dahsyatnya batu berlian merah yang memiliki ikatan dengannya menjadi rebutan. Hidupnya semakin kacau balau hingga hampir gila. Bersama pasangan abadinya Katherine berjuang dan terus berusaha bertahan hidup. Demi terhindarnya kehancuran yang akan terjadi di masa depan.

Acacia_Vieny · Fantasy
Not enough ratings
15 Chs

Kaum penghisap darah

Sebuah kastil tua dengan burung gagak bertengger di batang pohon di sekitar bangunan itu. Berbunyi nyaring saat Katherine tiba di sana.

Katherine yang di bopong layaknya karung beras di bahu pria bertubuh besar itu hanya bisa menatap gerbang yang terlihat menyeramkan di belakang sana.

Katherine tidak membrontak lagi. Dirinya cukup tenang sekarang karena yang ada di otaknya saat ini hanyalah bagaimana ia bisa melarikan diri. Katherine mendongak, memiringkan sedikit kepalanya mencoba mengintip kearah bangunan besar di depan sana.

Katherine mengutuk, kenapa dia harus mengalami hal ini lagi. Dan sekarang siapa yang bisa menyelamatkannya.

Damian? Ah sial. Bagaimana dia memanggil pria itu. Jessy hanya bilang untuk memanggil Damian saat ia dalam masalah tapi bagaimana caranya.

Katherine di bawa masuk, melewati anak tangga yang panjang dan melewati lorong-lorong yang berkelok-kelok sebelum akhirnya sampai pada sebuah ruangan di ujung lorong terakhir. Dia di bawa masuk lalu menurunkannya di sana. Katherine terduduk di sebuah ranjang yang cukup mewah hanya saja suasana kamar yang begitu suram membuat tempat itu terlihat mengerikan.

"Kau sangat tenang nona. Apa kau sudah siap untuk menjadi makan malam Tuan Erick?." Pria berambut ikal itu berbicara.

Katherine hanya diam. Dia tidak tahu harus menanggapinya seperti apa. Tenang? Mana mungkin Katherine tenang. Katherine sudah ketakutan setengah mati. Tapi dia lebih memikirkan bagaimana untuk melarikan diri.

"Tuan Erick akan datang malam nanti. Tunggu dan bersiap lah untuk menjadi makan malamnya." Pria berambut ikal itu berucap lagi lalu membalikan badannya.

"Soal perempuan tadi. Dia akan menjadi makan malam kami." Lanjutnya seraya menyeringai.

Katherine mendelik. Bukan kah negosiasinya berhasil?. Dia melihatnya sendiri kalau Cassandra di lepaskan. Tidak, Katherine telah di tipu. Lagipula mana mungkin makhluk seperti mereka mau melepaskan mangsanya begitu saja. Sial, sial, sial.

Katherine berdiri kemudian berlari kearah pintu yang sudah tertutup rapat setelah orang-orang itu keluar dari ruangan.

"Jangan coba-caba kalian menyentuh sandra. Bajingan. Lepaskan sandra."

Katherine terus bertriak marah. Mendobrak pintu itu dengan tubuhnya karena tangannya yang terikat di belakang punggung. Kini Katherine benar-benar sangat panik. Bukan hanya harus menyelamatkan dirinya sendiri. Dia juga harus menyelamatkan adiknya.

Katherine berlari kearah jendela. Mencoba membuka korden tipis berwarna putih yang menutupi. Dengan susah payah akhirnya korden itu terbuka dan terlihatlah pemandangan menyeramkan di depan matanya.

Tidak ada salju, yang ada di sana hanya pohon-pohon besar yang di selimuti kabut abu-abu. Katherine bahkan tidak bisa melihat matahari di atas sana karenanya. Burung gagak yang terus berkicau menjadikan tempat itu semakain terlihat menakutkan. seperti tengah berada di pemakaman berhantu.

Katherine menunduk lalu memutar kepalanya kekanan dan kekiri, mencari jalan keluar. Namun sayangnya tempat nya saat ini terlalu tinggi dan tidak ada jalan berpijak untuknya kabur.

"Arkk.. sialan." Katherine memaki.

Penciuman vampir sangat tajam percuma saja kalau bersembunyi, kan?. Melompat dari jemdela pun mustahil, yang ada dia akan langsung mati. Katherine berbalik, menyandarkan punggungnya pada jendela di belakannya. Dia diam memperhatikan seluruh ruangan, siapa tau ada benda yang bisa ia gunakan.

Tidak ada, sama sekali tidak ada yang bisa Katherine gunakan sebagai senjata. Di ruanag hanya ada sebuah ranjang besar yang di hiasi kain berlapis berwarna merah di atasnya. Katherine memejamkan matanya sejenak, mengatur nafasnya yang memburu sedari tadi.

Berapa lama lagi sebelum malam?. Katherine tidak tahu. Katherine sudah benar-benar tidak bisa berpikir lagi.

"Damian. Aku mohon, tolong aku Damian." Katherine bergumam. Dia tidak tahan lagi, ketakutannya semakin menjadi mengingat dirinya yang akan segera menjadi santapan kaum Vampir.

Katherine merintih, keberuntungannya sudah tidak ada lagi sekarang dan malah menyeret adik nya yang tidak tahu apa-apa. Bagaimana dengan Cassandra sekarang?. Dia masih baik-baik saja kah atau sudah..

"DAMIAN." Katherine berteriak frustasi.

Membayangkan adiknya sudah tidak lagi bernyawa membuatnya ketakutan. Dia terduduk meringkuk di bawah jendela bersamaan dengan tangisannya yang memecah kesunyian ruangan itu.

waktu berlalu begitu saja, terdengar pintu ruangan itu di buka, mengalihkan perhatian Katherine yang terduduk lemah. Apa? apa sudah malam? sudah berapa lama Katherine di sana?.

Munculah seorang pria tinggi, rambutnya berwarna merah dan jangan lupakan matanya yang juga berwarna merah menyala, menatap tajam kearah Katherine.

Katherine langsung berdiri, menggeser tubuhnya untuk menjauh dari pria itu. Melihat taring pria itu yang ujungnya mencuat keluar semakin membuat Katherine gemetar.

"Tidak. Tolong, Damian selamatkan aku." Katherine merintih dalam hati.

Kembali menangis karena sudah tidak bisa melakukan apapun lagi sekarang. Katherine terjebak di sudut ruangan saat pria itu berjalan mendekat kearah nya.

"Aku dengar makan malamku adalah wanita yang tenang. Tapi apa ini?. Kau ketakutan sekarang?." Pria itu adalah Erick, Tuan dari ketiga orang yang menculiknya. Tersenyum miring, menampakan taringnya yang panjang dan sangat tajam itu.

Erick memejamkan matanya, mencium aroma manis dari Katherine. "Tangkapan yang sangat bagus."

Nafas Katherine memburu, aliran darahnya berdesir dan jantungnya berdebar kencang saat Erick semakin mendekat kearahnya. Katherine sudah berakhir. Dia akan mati sebagai makan malam Vampir itu.

Boooom..!!

Erick dan Katherine menoleh terkejut kearah sumber suara. Dinding di sampingnya hancur lebur membentuk lubang besar. Pria itu mendesis kesal, berjalan kearah lubang itu dengan marah. Sedangkan Katherine terduduk lemas.

Siapa yang berani menghancurkan kastil nya seperti ini?. Erick mendongak dan saat itu juga matanya melebar terkejut karena terkena serangan langsung dan terdorong hingga terlentang.

"Roarr.." Ethan yang berwujud serigala menekan Erick di bawahnya dengan kuat, menggeram tepat di depan wajah Erick yang langsung memejamkan mata gemetar.

"Kathe."

Katherine yang terdiam karena terkejut melihat serangan mendadak dari Ethan segera menoleh. Itu Damian, pria itu datang menyelamatkannya. Dengan segera Katherine berlari mendekat kearah Damian yang juga tengah berjalan kearahnya.

Katherine memubruk dada Damian dan Damian pun memeluknya. Katherine kembali terisak mengingat dirinya hampir saja terbunuh tadi. Damian menatap ikatan di tangan Katherine. Matanya menajam, menoleh dengan marah kearah Erick yang tak bisa bergerak di bawah cengkraman Ethan. Dengan segera Damian melepaskan tali itu dengan sekali kibasan tangannya.

Setelah terbebas Katherine melingkarkan tangannya di pinggang Damian. Memeluk tubuh Damian erat, menyembunyikan tubuhnya ke dalam jubah pria itu.

"Maaf aku datang terlambat Kathe." Guamam Damian seraya membelai punggung Katherine.

Katherine mendongak lalu menggeleng "Tidak. Tidak apa. Syukurlah kau datang."

Katherine menoleh kearah Erick lalu teringat akan adiknya yang masih dalam bahaya. Katherine kembali manatap Damian dengan cemas.

"Adikku. Tolong selamatkan adikku Damian." Pintanya khawatir.

"Jangan khawatir." Damian menenangkan kemudian memerintah Dean yang berdiri di sampingnya itu.

"Pergi dan temukan."

Dean mengangguk kemudian segera berjalan keluar melelui pintu kamar itu.

Damian melepaskan pelukan Katherine lalu berjalan kearah Erick yang menatap Damian antara takut dan marah.

"Apa kau sudah menyentuh Katherine?." Tanyanya. Suaranya yang berat terdengar menakutkan. Katherine yang berdiri di belakang pun sedikit merinding mendengarnya.

"Tidak. Aku belum melakukan apapun pada wanita itu." Erick menjawab dengan susah payah karena aura Damian yang mengerikan dan tatapan Ethan padanya yang seolah-olah berkata akan memakannya saat ini juga.

"Bawa dia ke kastil Valen." Printah Damian pada Ethan yang langsung di kerjakan saat itu juga.

Ethan menggigit lengan Erick namun tak membuat luka di sana. Menyeretnya pergi menuju tempat yang di minta Tuan nya.

Damian berbalik, menatap Katherine dengan senyuman yang lembut. Katherine yang melihat itu kembali tenang, dia pun menghampiri Damian tanpa rasa takut sedikitpun lagi.

"Ikutlah denganku untuk sementara waktu." Ucap Damian.

Katherine hanya mengangguk menyetujui. Damian menggendong Katherine di depan kemudian mengeluarkan sayapnya lagi saat melompat dari lubang besar yang entah siapa yang membuatnya itu. Damian, Ethan atau Dean?.