webnovel

07-Bepergian Dengan Bahagia Pt.2

"K-kenapa kau berkata seperti itu tadi?" tanya Leony tergagap. Leony masih tidak bisa menyembunyikan rasa malu dan gugupnya akibat Abare tadi.

"Itu bisa jadi doa," ujar Abare.

"Doa?" tanya Leony dengan wajah polos.

"Ya, tentu saja. Kuil adalah tempat orang untuk berdoa, dan ucapan orang lain adalah doa. Meski aku bukan beragama Budha, tapi ucapan orang tadi itu akan tetap jadi doa untuk kita berdua," ucap Abare. "Sudah, jangan dijawab apa-apa. Ayo kita langsung pergi ke destinasi selanjutnya.

Leony terdiam matanya mengerjap pelan. Dari perkataan Abare tadi, sudah terlihat jelas kalau Abare menginginkan adanya terjalin sebuah hubungan spesial antara mereka berdua. Bahkan sampai menyinggung masalah pernikahan. Leony memegang pipinya, entah kenapa rasa panas menjalar di pipi gembil ya tersebut.

Leony lalu melirik ke arah Abare. Ia sedikit mendongak karena pada dasarnya tinggi badan mereka beda jauh. Ia dapat menemukan wajah tampan itu tersenyum tipis, walau hanya senyuman tipis namun senyuman itu memancarkan kebahagiaan. Ia tidak yakin entah kebahagiaan itu karena berlibur atau karena sedang bersama dirinya.

Sesampainya di destinasi selanjutnya, yaitu Kuil Kiyomizu-Dera. Kuil dengan nuansa warna merah dan merah muda, Leony sangat suka dengan arsitektur bangunan ini yang didominasi warna kesukaannya tersebut. Sayangnya mereka ke sana bukan pada waktu musim semi, karena pada saat musim semi keindahan kuil ini akan ditambah dengan pohon bunga sakura yang bermekaran.

Abare dan Leony berjalan santai di sana. Kuil yang satu ini juga salah satu destinasi wisata ikonik yang digunakan para wisatawan untuk berbulan madu. Abare sampai senyum-senyum sendiri dibuatnya. Abare serasa sedang melakukan bulan madu bersama Leony.

Dari kejauhan ia dapat melihat tempat yang menyediakan kimono untuk disewakan pada pengunjung kuil itu. Abare jadi berkeinginan untuk menyewa kimono untuk dirinya dan Leony.

Tentu saja agar mereka semakin terlihat seperti pasangan yang sedang berbulan madu.

Dasar Abare bodoh.

Abare menarik Leony menuju tempat penyewaan kimono itu. Leony yang awalnya heran hanya menganggukkan kepala ketika ia tahu kalau tempat itu adalah tempat penyewaan kimono.

"Pilih kimono mana yang kau mau mochi bodoh," ujar Abare pada Leony.

Mata Leony berkedip lucu, matanya berbinar melihat kimono yang tersusun rapi di sana. Mulai dari yang ada motif sakura, motif bunga-bunga yang indah seperti anggrek, ada juga yang bermotif rumit nan indah seperti rumah adat tradisional Jepang, dan lain-lain.

Warnanya juga banyak, ada yang putih, kuning, merah, pink, dan masih banyak lagi. Leony yang sangat suka dengan warna pink tentu saja akan memilih warna itu.

"Sudah ku duga," ujar Abare. "Baiklah, aku akan memilih warna kuning."

"Walau warnanya berbeda, namun motifnya sama. Kalian pasangan yang cocok sekali," ujar si penjaga tempat penyewaan kimono tersebut. "Pasangan muda yang sedang berbulan madu membuat senang dilihat. Rasanya jadi kembali di masa muda dulu. Selamat berbulan madu ya, semoga hubungan kalian berjalan lancar dan bahagia."

"Terima kasih doanya," balas Abare cepat sebelum Leony sempat mengoreksi ucapan orang itu. "Kami masih sangat muda dan belum punya pengalaman lebih dalam hidup. Doakan kami agar bisa terus saling memahami satu sama lain kedepannya."

Sesudah itu mereka lanjut menelusuri kuil indah itu.

Warna merah yang mendominasi begitu terlihat jelas dari luar sana. Kalau kuil Kinkakuji berwarna keemasan, maka kuil ini berwarna merah yang terang. Mulai dari gerbang sampai bangunan kuil juga berwarna merah. Bahkan karpet luar antara perbatasan tatami dengan lantai kayu luar juga dibatasi dengan warna merah. Merah melambangkan romansa yang kuat, cinta yang berani dan penuh kasih sayang, wajar saja kalau destinasi wisata ini dijadikan tujuan utama oleh banyak pasangan yang sedang berbulan madu untuk berwisata. Tapi yang jadi pertanyaan sekarang adalah.

Kapan Abare akan melamar Leony?

Jangan banyak berharap, sekarang saja hubungan mereka berdua belum jelas status dan arahnya mau kemana.

"Kenapa kau berkata begitu?" tanya Leony.

"Kenapa apanya? kau tidak suka?" tanya balik Abare.

"B-bukan begitu...." Leony memainkan kedua jari telunjuknya. "T-tapi...kita berdua kan belum menikah, jadi malu rasanya k-kalau mengaku-ngaku begitu padahal kita berdua belum menikah."

Awalnya Abare hendak merasa kecewa karena ia mengira Leony tidak suka kalau Abare memberi pernyataan seperti itu di hadapan si pemilik tempat penyewaan kimono itu tadi. Tapi sekarang Abare menghela nafas lega karena rupanya Leony hanya malu kalau Abare berkata demikian.

"Belum? berarti...." Abare mendekatkan wajahnya ke wajah Leony. Sedikit membungkuk karena Leony lebih pendek daripada dirinya. "Berarti kau ingin menikah denganku nanti?"

"T-tidak...." Leony menggantung perkataannya karena tergagap. Ia sangat memerah sekarang.

DEG

Dada Abare berdegup keras, perkataan tidak dari Leony tiba-tiba membuat dadanya sakit. Rasanya seperti ada yang hilang, sangat perih, seperti dihujam dengan pisau, wajah Abare mendadak pucat pasi.

"Tidak tau," ujar Leony melanjutkan perkataannya.

Abare menghela nafas lega untuk kesekian kalinya. Ia langsung mencubit hidung Leony dengan gemas, ia hampir saja kena serangan jantung saking gugupnya karena Leony. Bisakah Leony tidak tergagap ketika sedang gugup seperti tadi? begitulah mungkin pertanyaan yang ada di dalam pikiran Abare sekarang.

"Abare jangan bertanya itu dulu sekarang," ujar Leony sembari menunduk pelan. "Aku belum jadi gadis yang pintar dan dewasa, jadi Abare jangan bertanya tentang itu. Aku belum bisa jadi gadis yang baik dan sempurna untuk membangun sebuah rumah tangga."

Abare terkesiap, ia menganga kecil. Matanya berkedip keheranan. Rupanya Leony menganggap serius sekali pernyataan Abare tadi. Padahal Abare setengah menjahili Leony tadi. Kalau begini Abare yang jadinya gugup sendiri.

Entah Leony terlalu polos apa terlalu dewasa, tapi sekarang Abare yang bingung sendiri harus menjawab apa.

Bahkan dirinya saja belum menyatakan perasaannya pada Leony.

Kau bodoh Abare, sungguh bodoh. Leony tulus dan sudah siap kapan pun kau ingin menjadikan dirinya sebagai kekasihmu. Tapi karena kau terlalu pengecut, sekarang hubungan kalian tidak jelas arahnya mau kemana. Dasar pengecut!

"A-aku...ck, jangan berkata seperti itu mochi bodoh. Kau itu gadis baik, bukan berarti aku memujimu. Aku hanya tidak ingin kau menangis," jawab Abare sembari mengusap pelan. "Kita saja belum lulus sekolah. Tunggu aku membuatkan rumah yang besar dengan taman yang indah untukmu. Setelah itu aku...aku...aku akan melamar mu. Jangan sampai kau pergi bersama lelaki lain apalagi dengan si bajingan itu." Abare sedikit gugup saat bilang akan melamar Leony, maka dari itu ia menggantung kata 'aku'.

Leony mengedipkan matanya pelan, awalnya matanya berkaca-kaca namun sekarang kembali cerah. Ia tersenyum lebar pada Abare.

"Aku akan terus menunggu, aku akan belajar untuk membuat lebih banyak jenis masakan yang enak. Aku juga akan diet agar tidak gemuk seperti sekarang," balas Leony gembira.

"Tch, tidak usah diet dasar mochi bodoh," ujar Abare. "Kau sudah nampak bagus dengan dirimu yang sekarang. Bokong mu yang berisi itu akan kendur bila kau diet. Berjanjilah untuk tidak diet, aku tidak suka gadis yang kurus kering seperti lidi."

Next chapter