1 Hero

Dengan postur tubuh yang terlihat sempurna, dilengkapi dengan kerlipan mata yang begitu indah memancarkan warna hazel yang sangat memikat, disertai rambut yang panjang terurai dengan nuansa warna blonde caramel yang membuat Vanya menjadi sosok wanita yang sempurna dan nyaris menjadi incaran banyak pria.

Vanya terbiasa menjadi pusat perhatian. Dia menyadari banyak yang ingin menjadi dirinya, karena dia seolah memiliki segalanya. Vanya bisa melakukan apa pun yang dia kehendaki dan juga mendapatkan apa pun yang dia mau tanpa mendapat kesulitan, termasuk pria yang menjadi idola para wanita bahkan mendatangi dirinya dan menjadikan Vanya sebagai kekasih hatinya. Sungguh sebuah keberuntungan.

Dengan status sosial yang dimiliki oleh Dievo membuat dirinya menjadi pujaan bagi banyak wanita. Tetapi pria yang memiliki warna rambut coklat keemasan dengan sinar mata yang hangat serta postur tubuh yang begitu memukau terpahat indah, hampir tidak pernah mendekati seorang wanita. Tidak sedikit wanita yang berusaha mencari perhatiannya. Tetapi hanya ada satu wanita yang begitu menarik perhatian seorang Dievo, yaitu seorang Vanya Harari, sosok gadis yang begitu nampak mempesona.

Vanya tidak membuang kesempatan emas yang dimilikinya itu, dia dengan senang hati menerima cinta Dievo tanpa ragu karena hampir semua orang mengenal sosok itu dengan gambaran luar biasa. Pria tampan yang memiliki prestasi sangat baik, termasuk ke dalam golongan orang terhormat dan terpandang serta salah satu pemegang saham terbesar dari sebuah perusahaan komunikasi. Cocok menjadi idaman bagi semua wanita.

***

Vanya sedang melakukan aktivitas rutin yang begitu dia sukai yaitu olah raga berenang. Dengan berenang dia bisa mendapat ketenangan yang selama ini selalu sulit untuk diraih. Tanpa dia sadari, kondisi tubuhnya kini sedang tidak terlalu baik, sehingga membuat dirinya mendapat serangan pada otot kakinya. Mendadak Vanya merasa tidak seimbang ketika berada di dalam air dan semakin sulit untuk mempertahankan posisinya hingga akhirnya dia hanya bisa memasrahkan nasibnya yang sedang buruk.

Namun kondisi di sekitar lingkungan kolam renang nampak begitu tenang, tidak nampak pengunjung lain selain dirinya. Itu terjadi karena Vanya sangat menyukai privasi, sehingga dia menyewa kolam renang itu hanya untuk dirinya sendiri. Akan tetapi dalam kondisi darurat yang sedang dialami saat ini, Vanya merasa sangat menyesal karena tidak membiarkan beberapa orang pengunjung untuk melakukan aktivitas renang bersama dengan dirinya, setidaknya mereka bisa menjadi penolong ketika Vanya berada di dalam bahaya.

Beberapa menit berlalu, kini Vanya mulai tenggelam ke dasar kolam renang, namun tidak seorang pun yang menyadari hal itu, maka tidak ada yang akan menolong dirinya.

Akan tetapi sang pemilik kolam renang yang bernama Natha, baru saja tiba dan terkejut ketika melihat kondisi area kolam yang begitu tenang dan sepi. Hal itu sontak membuat pria tampan itu menjadi kesal dan bertanya-tanya tentang apa yang sudah terjadi. Pak Jerry, selaku manager berusaha menjelaskan situasi yang sebenarnya. Natha mencoba mengerti akan situasi yang terjadi, tetapi kini timbul pertanyaan baru. "Lalu di manakah wanita itu?" batin Natha dalam hati.

Sang manager dan juga karyawan lainnya nampak gelisah dan tidak tahu di mana keberadaan Vanya. Tanpa berpikir panjang Natha segera berlari menuju kolam renang untuk memeriksa keadaan. Seketika dia tersentak ketika melihat sosok wanita yang sudah tenggelam dan nampak tidak berdaya. Tanpa membuang waktu lagi, kini Natha segera menolong dan mengeluarkan Vanya dari dasar kolam, dan segera meminta pak Jerry untuk memanggil ambulan.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, kini tim medis sudah datang dan memberikan pertolongan pertama serta segera membawa Vanya ke rumah sakit.

Natha segera mengganti pakaiannya yang basah dan dengan segera pergi menuju rumah sakit. Natha nampak begitu gelisah. Sesampainya di rumah sakit, dia segera menuju ruang IGD untuk melihat kondisi Vanya. Dia melihat sosok wanita yang telah dia selamatkan nyawanya kini terlihat begitu lemah dengan mendapat penanganan medis yang cukup serius, karena menurut perkiraan dokter, sudah ada sebagian air yang tertelan oleh Vanya selama terendam di dalam dasar kolam.

Natha segera bertanya dengan pihak doker tentang kondisi yang sebenarnya. Dokter menjelaskan bahwa Vanya harus melakukan serangkain tes pemeriksaan fisik, yang meliputi evaluasi kekuatan otot, ketangkasan, dan fungsi syaraf untuk menganalisis karakter, lokasi, intensitas, dan frekuensi kram otot yang dialami pada saat peristiwa itu.

Natha terdiam, tenggorokannya terasa tercekat, seakan tidak percaya dengan apa yang dia dengar dari dokter. Karena peristiwa yang terjadi bisa menimbulkan pemberitaan yang buruk terhadap kolam renang miliknya. Natha seketika merasa kesal karena ulah dari seorang wanita yang sombong bisa merusak nama baik dari tempat usaha yang dimilikinya kini.

Natha tersadar dari lamunannya ketika mendengar seorang suster sedang berusaha berbicara dengannya. Pihak rumah sakit belum mengetahui identitas dari pasien dan meminta Natha untuk menghubungi pihak keluarga Vanya.

Kecemasan kembali timbul dalam hatinya. Bagaimana dia bisa menghubungi pihak keluarga wanita itu, dia bahkan tidak tahu siapa nama wanita yang telah dia selamatkan nyawanya.

***

Kondisi Vanya sudah membaik semenjak mendapatkan penanganan medis yang tepat. Kini dia sudah diperbolehkan untuk melatih kembali otot-otot pada kakinya dan meregangkan dengan perlahan untuk menghindari reaksi kram otot yang datang secara mendadak dan menyerangnya pada saat itu, yang begitu membahayakan nyawanya.

Natha hanya mampu memperhatikan dari luar ruangan. Tampak muncul sedikit perasaan simpati di dalam lubuk hatinya yang membuat dia tidak bisa membenci Vanya. Nampak Vanya berusaha dengan keras dan tanpa mengenal lelah untuk terus berlatih hingga pulih kembali dan mendapatkan hasil pemeriksaan yang baik.

Vanya mengetahui bahwa Natha-lah yang telah menolong dirinya dan selalu berada di rumah sakit. Walaupun Vanya tidak mengerti alasan apa yang membuat Natha tidak mau menemui dirinya, tetapi Vanya merasa sangat bersyukur dan berterima kasih karena Natha sudah menolong nyawanya pada saat itu.

***

Natha tidak tahu apa yang harus dia lakukan ketika mengetahui bahwa Vanya sudah diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit. Sebagai seorang pria sejati, Natha merasa harus membantu Vanya sekali lagi dengan mengantarkan Vanya pulang ke rumahnya dengan selamat.

Tidak satu patah kata pun keluar dari mulut Natha. Vanya terdiam karena gugup. Tetapi Vanya berusaha untuk memulai percakapan.

"Hai, nama aku Vanya, terima kasih sudah menolongku," ucap Vanya dengan gugup.

"Iya tidak masalah," ucap Natha seraya berusaha

membuka mulutnya namun hanya mampu menjawab dengan singkat karena perasaan gugup.

"Maaf sudah merepotkan anda, terima kasih sudah mau mengantarkan saya pulang," ucap Vanya seraya berusaha berbicara untuk yang kedua kalinya.

"Iya," ucap Natha. Lagi-lagi Natha hanya menjawab dengan singkat hingga mampu membuat Vanya merasa canggung.

"Apa boleh saya tahu nama anda?" tanya Vanya dengan hati-hati, khawatir pertanyaannya akan membuat pria dengan warna mata sebiru samudera itu menjadi kesal atau tidak nyaman.

"Natha." Jawab Natha dengan singkat, hingga membuat Vanya mengurungkan niatnya untuk kembali bertanya dan memilih untuk berdiam diri selama perjalanan menuju rumahnya, walau begitu banyak hal yang ingin dia katakan kepada pria pendiam itu.

_TBC_

avataravatar
Next chapter