webnovel

BAB 18.Sebuah Kejujuran

Sam kembali berpikir untuk mengakhiri semuanya dengan Anne, karena teror yang semakin gencar dilayangkan untuk sang pujaan hatinya.Tapi Sam ingin mengetahui siapa dibalik teror ini, selain itu Sam harus tahu mengenai kejadian di masa lalu, Sam hanya takut jika teror ini masih berkaitan dengan kejadian itu.

Malam semakin larut namun Sam tidak juga memejamkan matanya, dinyalakan kembali ponsel Sam, berharap Anne membalas pesannya. Sam membuka aplikasi hijau miliknya.

"Anne, bisa kita bicara? "

Pesan singkat dikirimkan Sam, Sam benar-benar berharap Anne membalas pesannya. Menit demi menit berlalu, Anne tidak membalas pesan Sam, Sam akhirnya menyerah karena mungkin Anne sudah tidur, dihapusnya riwayat chat dan panggilan untuk Anne dari ponselnya, rutinitas setiap malam sebelum tidur hal yang dulu tidak pernah dilakukan oleh Sam.

Pagi ini Sam bangun lebih awal, karena ia mau bertemu dengan Anne, Sam melihat pesan semalam yang dikirim ke Anne belum juga mendapatkan balasan, Sam sengaja tidak membangunkan Evelyn, namun Sam sudah menyiapkan sarapan untuk istrinya, Sam bergegas menuju mobilnya, Sam segera berangkat menuju rumah Anne, Sam membelah jalanan kota dengan cepat, hari masih terlalu pagi hingga belum ada kemacetan yang berarti, tidak membutuhkan waktu lama Sam sudah sampai di rumah Anne, pelan-pelan Sam memasuki halaman rumah Anne, sedikit ragu untuk melangkah namun Sam harus bertemu Anne pagi ini, banyak hal yang ingin dia bicarakan.Sam mencoba menghubungi ponsel Anne, setelah beberapa kali panggilan Sam tidak dijawab akhirnya Anne mengangkat telepon nya.

"Halo" suara Anne terdengar parau.

"Maaf Anne mengganggu pagi mu, aku rasa kita harus bicara, bisakah kamu membukakan pintu Anne, aku di luar rumahmu"

"Apa? ada apa Sam? kamu mengejutkan ku! "

"Maaf Anne, bukalah pintunya terlebih dahulu"

"Baiklah"

Sam menghela napas lega, akhirnya ia bertemu Anne, namun tidak bisa dipungkiri bahwa hati Sam berdebar kencang.

Pintu rumah Anne terbuka, Anne yang masih memakai pakaian tidur mempersilahkan Sam untuk masuk.

"Masuklah Sam"

"Terimakasih"

Anne yang diikuti oleh Sam memasuki rumah.

"Duduklah dulu Sam, kamu mau kopi atau teh? "

"Teh saja"

Anne menyiapkan minuman untuk Sam, sebenarnya Anne sedang tidak ingin diganggu, ia hanya ingin istirahat karena beberapa hari kesulitan tidur karena teror itu.

Tidak butuh waktu lama, teh hangat sudah tersaji di meja, Anne duduk disebelah Sam, Sam sedikit kikuk.

"Ada apa Sam? kamu mengagetkan ku"

"Anne, teror itu sudah sampai ke Evelyn"

akhirnya Sam mengatakan yang sebenarnya.

"Iya aku tahu Sam, orang itu juga bilang" ucap Anne sedikit frustasi.

"Tenanglah Anne, aku akan coba mengatasinya, untuk itulah aku datang kesini, untuk langkah awal tolong ceritakan sejujurnya tentang masa lalu itu, kejadian apa sebenarnya yang menimpamu jangan ada yang ditutupi, sungguh aku sudah memaafkan mu, jadi kamu tidak perlu khawatir" Jelas Sam.

Anne tersentak, bulir bening mengalir dari matanya.

"Anne please jangan menangis, aku tidak bermaksud menyakitimu, tapi aku harus tahu, agar masalah ini ada titik terangnya"

Sam merengkuh Anne ke dalam pelukannya.

"Terserah Anne kamu mau mulai darimana , aku siap mendengarkan mu"

"Michael" ucap Anne tertahan.

Degg!!

Satu nama yang membuat dada Sam bergemuruh, sahabat karibnya yang meninggal satu tahun yang lalu karena kecelakaan, pikiran negatif langsung menyerang Sam, namun Sam berusaha tetap tenang.

"Iya, kenapa dengan Michael? Dia baru meninggal satu tahun yang lalu, kecelakaan, kenapa dengan dia? " Sam berpura-pura tidak paham maksud Anne.

"Iya aku tahu bajingan itu sudah mati, biarlah dia ke neraka"

Suara Anne sedikit meninggi.

Sementara Sam tetap berusaha tenang.

"Dia teman baikku, kenapa kamu menyebutnya bajingan? "

"Tiga tahun yang lalu, Michael menemui ku Sam, katanya kamu menyuruhnya untuk memberikan sesuatu, waktu itu aku sudah sedikit curiga karena kamu tidak berbicara apapun"

Anne mengontrol emosinya, air mata Anne mengalir semakin deras.

"Menangis lah Anne, tadi aku melarang mu menangis, tapi melihat beban mu menangis lah sayang"

Sam mengelus pucuk rambut Anne, berharap sang gadis lebih tenang.

"Waktu itu aku persilahkan Michael masuk, karena aku tahu kalian berteman baik, tiba-tiba Michael menyatakan perasaannya kepada aku Sam, dia bilang dia menyukaiku"

Anne memberi jeda ceritanya, ia menatap mata Sam yang mulai menampakan kemarahan.

"Sam? bagaimana apa aku boleh melanjutkan ceritaku? karena ini akan menyakitkan mu"

"Iya sayang lanjutkan" jawab Sam menahan amarah.

"Aku berusaha menjelaskan kepada Michael bahwa aku tidak mungkin mengkhianati mu Sam, namun Michael marah, dan dia memaksa untuk memelukku,"

"Berhenti Anne! " Sam sedikit berteriak

Direngkuh nya Anne kedalam pelukan Sam, kali ini lebih erat, rasanya Sam tidak sanggup mendengar penjelasan selanjutnya.

"Anne boleh aku ke dapur? aku siapkan sarapan untukmu, setelah itu kita lanjut kembali"

Anne mengangguk lemah,

Sam pergi ke dapur dengan langkah gontai, dia masih syok dengan apa yang baru saja didengarnya walaupun penjelasan itu belum selesai, Sam paham arah pembicaraan ini kemana,

Sam mengambil beberapa lembar roti tawar yang ada di atas meja, dioles nya selai coklat kesukaan Anne,lalu Sam mulai membuat susu coklat hangat, dihidangkan nya semua di meja makan.

Sam menuju ruang utama tempat Anne masih terduduk di sana.

"Sayang, kita sarapan dulu, aku tahu ini berat, maafkan aku membuka luka lama yang berhasil kamu sembuhkan"

"Tidak apa-apa Sam, maaf butuh waktu selama ini untuk bercerita"

"Tidak masalah sayang"

Anne dan Sam menuju ruang makan, mereka sarapan dalam keheningan, sibuk dengan pikiran masing-masing, terutama Sam, benar- benar amarah Sam memuncak, terlebih Michael tersangka utamanya sudah tidak ada, Sam sungguh sangat kecewa dengan sahabat baiknya itu.

"Anne apa kamu sakit? "

Sam khawatir karena Anne sedikit pucat.

"Tidak Sam, ini karena aku kurang tidur, hari ini juga aku ijin tidak ke butik, karena percuma pekerjaan ku tidak akan maksimal"

"Keputusan tepat sayang, kamu harus istirahat, Anne kamu sudah siap melanjutkan ceritamu? "

"Iya Sam, lalu aku menjadi sangat marah ketika Michael memelukku, melihat ku marah Michael meminta maaf sambil menangis, aku pun kaget Michael sampai menangis, lalu aku menenangkan Michael dan memaafkan nya, aku pikir masalah selesai, kami kemudian minum kopi bersama,setelah itu aku tidak ingat apapun Sam, tiba-tiba aku sudah berada di kamarku bersama Michael yang tertidur di sampingku, "

"Cukup Anne, cukup! " Sam memotong pembicaraan Anne dan memeluknya erat.

Anne menangis semakin kencang, sakit sekali rasanya mengingat peristiwa itu, sementara Sam dia sangat terpukul, Sam sungguh marah sampai tidak bisa berpikir apapun.

"Anne maafkan aku sayang, aku tidak tahu kamu menjalani hari yang sangat berat, tolong maafkan aku Anne"

Ucap Sam sambil mengencangkan pelukannya.