webnovel

Annasya

Nasya atau Annasya adalah seorang gadis muda yang harus menerima kenyataan pahit dalam hidupnya. Dimulai dari kehidupan pernikahannya yang tak seindah cerita novel, berjuang untuk bangkit. Hingga bertahan dari semua kerasnya dunia. Kehidupan rumah tangga yang jauh dari kata romantis, harmonis apa lagi bahagia.

princess_LeeBin · History
Not enough ratings
7 Chs

2

Biasanya setelah selesai bekerja Nasya selalu pulang ke rumah tepat waktu, Nasya tak ingin membuat kedua orang tuanya, terutama ibunya menjadi cemas.

Setelah tadi makan siang dan menyelesaikan pekerjaannya, Kini Nasya sudah berada dalam perjalanan pulang dengan motor matic nya.

" Assalamualaikum..."Ucap Nasya tak lupa saat memasuki rumahnya.

" Wallikum sallam..." Sahut si ibu dari arah dapur seraya membawakan segelas air untuk Nasya.

" Makasih ibu." Ucap Nasya menerima gelas itu setelah bersalam dengan ibunya. Nasya menenggak habis air putih yang di berikan sang ibu.

" Haus Nak?" Tanya sang ibu yang melihat Anaknya kehausan.

" Hehehe, sedikit Bu." Jawab Nasya nyengir.

" Mandi sana, nanti kita makan malam bareng ya." Ucap ibu Nasya lagi seraya mengelus punggung nya.

" Iya Bu, bentar Nasya nafas dulu ya." Nasya menyenderkan tubuhnya yang terasa pegal dan lelah karena banyak kerjaan dan juga harus menyetir motor yang jaraknya lumayan jauh.

" Emang dari dari kamu gak nafas Sya?" Tanya ibunya yang ikut menyenderkan tubuhnya di sofa.

" Nafas lah Bu. Maksud Nasya, sebentar Nasya istirahat dulu. Lagian ayah kan belum pulang?" Jawab Nasya mulai merapihkan barang-barangnya ke dalam tas.

" Belom, makanya kamu mandi dulu sana baru istirahat lagi." Seru ibu Nasya bangkit meninggalkan Nasya.

Lahir di dalam lingkungan keluarga yang sederhana dan mendapatkan orang tua seperti pak Rudi dan Bu Aisyah yang selalu melimpahkan kasih sayang, membuat Nasya merasa sangat beruntung sekali memiliki orang tua seperti mereka.

Nasya pun bangkit dan berjalan menuju kamarnya. Rumah Nasya begitu sederhana, hanya ada tiga kamar dan satu kamar mandi. Tidak seperti rumah orang kaya pada umumnya.

Nasya merebahkan tubuhnya di atas kasurnya, " Huft..." Gumamnya seraya menatap langit-langit kamarnya yang sederhana. Nasya pun mengecek ponselnya, karena tadi ia sibuk seharian jadi Nasya belum sempat mengecek ponselnya. Ada begitu banyak pesan yang masuk di aplikasi chatnya.

Nasya pun mulai membacanya satu persatu, kebanyakan pesan yang masuk berasal dari grup kantor, teman kuliah dan teman-teman sekolahnya juga.

Setelah bermain ponsel sebentar Nasya bangkit dari tidurnya dan mulai memilih baju santainya, karena hari sudah semakin sore jadi Nasya memilih untuk mandi terlebih dulu barulah ia membantu ibunya di dapur.

" Masak apa Bu?" Tanya Nasya saat memasuki dapur dan melihat ibunya sedang mempersiapkan makan malam.

" Ini masak sayur asem, sambel, ikan asin sama lalap aja." Jawab sang ibu mulai menata meja makan yang sederhana.

" Waduh....!" Mata Nasya berkilauan menatap makanan yang sudah hampir siap di sajikan, ah! rasanya air liurnya akan segera jatuh jika berlama-lama melihat makanan yang ada." Bu Nasya jadi tambah laper deh." Serunya dengan nada manja.

" Ya udah mandi dulu sana, nanti kita makan." Jawab sang ibu mendorong Nasya menuju kamar mandi.

Akhirnya Nasya pun memilih membersihkan tubuhnya terlebih dulu dan juga menghilangkan rasa lelahnya seharian ini. Nasya bukan lah tipe wanita yang ribet dengan segala jenis ritual dan perawatannya, Nasya hanya wanita simpel dengan perawatan seadanya saja. Bahkan terbilang biasa-biasa saja.

Nasya yang memang pada dasarnya memiliki kulit putih dan wajah yang manis, membuatnya tidak perlu bersusah payah untuk bersolek dan mempercantik diri. Nasya juga tidak pernah menggunakan make up, ia hanya menggunakan lipbalm dan lipstik seadanya saja. Menggunakan make up hanya akan membuat dirinya terlihat berbeda. Seperti menggunakan topeng.

Setelah menyelesaikan ritual mandinya kini Nasya kembali kedalam kamarnya untuk berganti pakaian, dengan handuk yang masih membungkus kepala dan baju santai yang ia gunakan, Nasya berjalan keluar kamar dan menuju meja makan.

" Bu, ayah belum pulang?" Tanya Nasya yang tadi sekilas melihat jam dinding menunjukan pukul tujuh malam.

" Belum nak, paling sebentar lagi nyampe. Kenapa?" Jawab ibu Nasya.

" Oh, gak kenapa-kenapa kok Bu." Jawab Nasya singkat, Nasya kembali berjalan ke ruang tengah dan menyalakan tv sambil menunggu sang ayah pulang.

" Assalamualaikum." Seru seseorang dari luar pintu rumah. Nasya yang sudah hapal dengan suara itu pun langsung bangkit dan membuka kan pintu rumah.

" Waallaikum sallam..." Ucap Nasya dan ibu berbarengan, kebetulan ibu yang berada di antara dapur dan ruang tengah juga mendengarnya.

" Baru pulang yah?" Tanya Nasya seraya mencium tangan ayahnya yang baru saja tiba.

" Iya, di jalan macet banget tadi." Jawab ayah Nasya membuka sepatu kerjanya.

Nasya dan ayahnya bekerja pada tempat yang berbeda, jarak kedua perusahaan pun lumayan jauh. Nasya selalu menawarkan ayahnya untuk berangkat bersama, namun karena arah mereka yang berlawanan jadi ayah Nasya juga memilih untuk menggunakan motor sendiri.

" Ini yah." Ibu Nasya memberikan segelas air putih pada ayahnya. Ayah Nasya pun menerimanya dengan senyum senang. " Makasih Bu."

Nasya merasa sangat senang sekali melihat kebahagian dan keharmonisan orang tuanya. Meski mereka sederhana namun kebahagiaan selalu terlihat jelas di kedua wajah mereka. Hem! rasanya Nasya ingin sekali suatu saat bisa menemukan pasangan hidupnya yang seperti ayahnya.

Tak sadar Nasya pun menyunggingkan senyum bahagianya saat melihat kebahagian orang tuanya, ' Ayah, ibu semoga kalian sehat terus ya? Nasya sayang banget sama kalian.' gumamnya.

" Ya udah ayah mandi dulu, Nasya udah laper banget." Seru Nasya merengek di belakang ibunya.

" Loh ko? apa hubungannya sama ayah?" Tanya ayah Nasya heran.

" Kalo ayah cepet mandi, kita cepet makan malem yah." Jawab ibu Nasya mewakili anaknya yang sudah terlihat kelaparan.

" Oh gitu, kirain minta di suapin." Jawab ayah Nasya sedikit meledek anak gadisnya. " Ya udah tunggu ya ayah mandi dulu. Ayah juga sama udah laper." Ayah Nasya pun bangkit dan menuju kamar mandi.

" Kamu siapin sayurnya ya Sya, jangan lupa di angetin dulu. Ibu mau siapin baju ganti buat ayah dulu." seru ibu Nasya memberikan perintah.

" Oke Bu!"Serunya mengangguk mengerti dengan tugasnya. Nasya yang memang pandai memasak juga karena sudah biasa membantu ibunya, jadi ia tak pernah mengalami masalah jika harus berada di dapur.

Kini Nasya beserta orang tuanya sedang menikmati makan malam mereka, dengan menu makan seadanya membuat mereka terlihat sangat menikmatinya. Meski bukan menu makanan yang mewah namun mereka bersyukur bisa menikmati setiap waktu bersama.

Diiringi obrolan-obrolan santai di meja makan dan sedikit pembahasan bagaimana pekerjaan mereka hari ini, membuat ketiganya sesekali melukiskan senyum bahagia.

Setelah selesai Nasya mengambil alih dan membereskan meja makan, tak lupa ia pun mencuci piring kotor yang ada. Nasya membiarkan ibunya bersantai duduk bersama dengan ayahnya di ruang tengah seraya menikmati waktu mereka.

Selesai dengan cuci piring Nasya kembali mengecek meja makan dan merapihkan ya kembali sebelum ia memastikan semuanya sudah rapih kembali.

" Ayah, ibu. Mau teh?" Tawar Nasya berdiri diambang pintu penghubung.

" Hem...boleh nak." Jawab ibu Nasya. Ayahnya pun mengangguk.

Nasya kembali kedapur dan menyiapkan dua gelas teh hangat untuk ayah dan ibunya. Terlihat sekali Nasya sangat cekatan di dapur, meski hanya membuatkan teh manis hangat namun itu menunjukan jika Nasya bukan hanya sekedar cantik dari paras wajahnya saja.

" Ini silahkan dinikmati." Nasya kembali dengan membawa dua buah gelas berisi teh manis hangat.

" Makasih. Anak ayah baik banget." Seru sang ayah memuji Nasya.

" Biasa aja ko yah." Jawab Nasya singkat kembali kedapur menaruh nampan yang ia bawa.

" Loh kamu mau kemana?" Tanya ibu Nasya yang melihat Nasya berbelok menuju kamarnya.

" Mau ke kamar, biasa mau ngecek kerjaan lagi." Jawab Nasya yang berlalu masuk kedalam kamarnya. Nasya sengaja membiarkan ayah dan ibunya berduan saja, terlebih lagi ia juga masih punya kerjaan yang harus di selesaikan.

Nasya mulai menyalakan laptopnya dan mengerjakan sisa pekerjaannya yang tadi ia bawa pulang.Biasanya Nasya menyelesaikan pekerjaannya sambil mengerjakan tugas kuliahnya, karena Nasya baru masuk perguruan tinggi jadi tahun ini ia baru menjalani satu semester.

" Haduh...banyak nya, belom lagi tugas. Huft...!" Ucapnya yang melihat tugas dan sisa pekerjaannya.

Nasya mulai fokus menyelesaikan laporannya terlebih dulu, baru lah ia beralih pada tugas kuliahnya. Nasya mahasiswa sebuah perguruan tinggi biasa , ia mengambil jurusan S1 manajemen. Meski bukan universitas bergengsi tapi setidaknya ia bisa kuliah dengan hasil uangnya sendiri.

Entah sudah berapa lama Nasya duduk fokus di depan laptopnya mengerjakan semua tugas kuliah dan kerjanya, Nasya yang memang kelelahan hari ini jadi tanpa sadar ia pun ketiduran di depan laptopnya sambil menumpukan kepalanya diantara buku dan kertas tugasnya.

.

.

.