webnovel

ANGGITA and HER STORIES

Patah hati berulang kali tidak membuat Anggita putus asa mencari pengganti. Sampai akhirnya, kedua orang tuanya menjodohkannya dengan Alfa, sang pangeran es di sekolahnya. Namun, hubungan Anggita dan Alfa yang masih seumur jagung harus terusik karena hadirnya mantan pacarAlfa, yaitu Venus. Hingga suatu hari, Anggita bertemu dengan Afkan, si cowok tengil, baik hati yang selalu ada untuk Anggita.Tanpa direncanakan keduanya mulai dekat. Gara-gara Afkan, perlahan Angita bisa melepaskanAlfa. Masalahnya, saat Anggita mulai terbiasa dengan Afkan, Afkan justru pergi meninggalkannya dan Alfa mulai mengejarnya. Haruskah Anggita kembali lagi pada Alfa? Atau ia tetap hidup dalam bayang-bayang Afkan?

BebbyShin · Teen
Not enough ratings
26 Chs

Dua puluh Tiga

3 Part menuju ending!!

Kenapa dikit banget partnya?

Iya, karena ini Teenlit! Shin gak mau keluar jalur genre nulisnya... But, nanti dipastikan versi cetaknya, cerita ini bakal ada penambahan part, part yang cuma sekilas bakal di beberin di versi cetak 😌💃🏻

Kayak Perfect Partner, Destiny, Real or Dream. Yang burem jadi super terang kalo baca versi buku ❤️❤️

Well, ini karya genre teenlit perdana Shin (Yang kalian baca ceritanya si Gior itu teenlit Shin kedua loh ), terima kasih buat sambutannya. Shin masih terus terus dan terus belajar buat nulis lebih baik lagi 😘😘 Maklum yg nulis emak2 yg udah lama gak ngerasain jadi anak SMA lagi 😂😂😂

Happy Reading,

Happy Satnite!

🌻🌻🌻🌻🌻

Alfa duduk di teras kamarnya. Ia memandang langit gelap di atas sana. Pikirannya terpecah belah. Kejadian tadi siang cukup mengusik batin dan juga perasaannya. Ia merasa tercubit dan tidak suka atas apa yang di lihatnya. Alfa seharusnya tidak merasakan apa yang sekarang ia rasakan.

Melihat Gita tertawa lebar dan jauh lebih ceria ketika lepas darinya adalah hal yang membuat Alfa kesal saat ini. Bagaimana mungkin gadis itu dengan cepat move on darinya dan mendapatkan penggantinya dalam waktu singkat.

Alfa tidak melupakan kata-kata Gita padanya saat mereka di apartemen tentang larangan gadis itu mengenai kedekatan Alfa dengan cewek-cewek di luar sana yang bisa membuat Gita cemburu.

Alfa menghela napas beratnya berkali-kali. Menyugar rambutnya dan membuka lock ponselnya. Ia menscroll galeri ponselnya dan mengklik salah satu foto di sana.

"Apa pilihan yang aku ambil ini tepat? Kenapa rasanya tidak rela melihatmu tertawa karena orang lain, bukan karenaku," gumam Alfa sambil meraba foto Gita.

"Apa perasaanku ke Venus adalah perasaan yang nyata? Tapi kenapa rasanya semakin hari semakin hambar," Alfa menghela napasnya lagi.

Alfa menggeram dan mengacak rambutnya frustasi. Ia bingung dan merasa gamang atas perasaannya sendiri.

"Kenapa hatiku begitu bimbang, ya Tuhan. Apa yang harus aku perbuat sekarang?" Alfa bermonolog.

Cowok dingin itu kembali memandangi layar ponselnya dan kali ini ia membuka laman instagramnya. Di berandanya muncul foto Gita sedang bersama Afkan, duduk berdua sambil melempar senyum.

Hatinya semakin kalut. Ia memilih untuk menonaktifkan ponselnya dan masuk ke dalam kamarnya lalu menghabiskan waktu dengan belajar, meskipun tidak 100% apa yang ia pelajari masuk ke dalam otaknya.

☘️☘️☘️☘️☘️

"Lo ngapain ke rumah gue malem-malem begini?" tanya Anggita pada Afkan.

Cowok itu menampilkan cengiran khasnya sambil mengangkat satu buah kantung plastik hitam yang entah apa isinya.

"Gue ke sini mau ngasi ini ke elo," Afkan menyodorkan plastik hitam itu ke depan Gita.

Gita mencari tau isi kantung tersebut. Matanya melebar dan mulutnya menganga.

"Lo- Hm... ini bau roti bakar! Lo beliin gue roti bakar?" tanya Gita antusias dan dijawab anggukan Afkan.

"Wahgelaseh... lo terniat banget. Lo tau banget kayaknya kalo gue suka roti bakar," kata Gita.

"Lo gak nyuruh gue duduk apa gimana ini? Lo cuma mau roti bakarnya doang?" sindir Afkan.

Gita menepuk dahinya, merasa bodoh membiarkan pacarnya berdiri di depan pagar.

"Masuk sini. Maaf gue lupa sangking senengnya dikasih roti bakar sama elo," ucap Gita sambil menggandeng Afkan.

Mereka berdua duduk lesehan di teras rumah Gita. Meskipun di sana ada kursi.

"Lo datang ke rumah gue cuma mau nganterin ini doang atau ada maksud lain?" selidik Gita.

Afkan berdecih mendengar perkataan Gita.

"Anggap aja ini ngapel perdana gue," kata Afkan.

Gita tertawa. "Woi, Mas Bro! Dimana-mana ngapel itu malem minggu bukan malem sabtu, aneh elo mah,"

"Gue suka yang antimainstream, Nggi. Kayak elo, cewek antimainstream yang gue kenal," tawa Afkan menyembur ketika mengatakan itu.

"Jingan! Emangnya gue gimana? Sampe gue se-antimainstream itu di mata elo!" keluh Gita.

"Elo beda aja. Di saat cewek lain kalo habis putus itu nangis-nangis terus pasang status galau terus, elo malah minta ajarin gue nyetir. Mentang-mentang mau bikin SIM," ungkap Afkan.

Gita mengangguk-angguk sambil terus mengunyah roti bakar di mulutnya.

"Btw, kalo lo diajakin balikan sama kak Alfa, gimana?" Kunyahan Gita terhenti, ia melirik Afkan sinis.

"Kok lo tiba-tiba nanyain itu? Kenapa sih? Dari nyetir ke kak Alfa?" sinis Gita.

"Gue nanya aja keleus. Gak usah sinis gitu," kata Afkan tetap dengan cengiran khas yang dimilikinya.

Gita memandang lurus ke depan dan menghela napas.

"Kita udah pacaran terus lo bahas mantan gue. Emang elo gak sakit hati gitu? Kalo semisal gue cerita-cerita tentang gue sm kak Alfa dulu?" tanya Gita serius.

Afkan tertawa kecil mendengar pertanyaan Gita.

"Nggi, ngapain gue sakit hati. Semua orang punya masa lalu. Elo, gue bahkan semua orang tanpa terkecuali pasti punya masa lalu. Cuma yang membedakannya, ada yang seneng ada yang ga seneng," Afkan menatap lurus ke depan.

"Kita udah pacaran. Bener sih. Tapi kita gak pernah ngomongi tentang masalah hati kita masing-masing. Gue bukannya sangsi sama perasaan elo atau gimana, tapi gue pengen kita terbuka aja. Jangan pacaran kaku kayak kanebo kering," lanjut Afkan.

Gita memilih untuk meletakkan roti bakar yang masih ia pegang. Gadis itu memilih memutar tubuhnya ke arah Afkan.

"Gue minta maaf kalo seandainya kejujuran gue ini bakal nyakiti hati elo. Gue gak bermaksud apa pun, ini semua harusnya hanya gue dan Tuhan yang tau. Tapi berhubung elo selalu bilang, hubungan itu bakal awet kalo diawali dengan kejujuran. So, sekarang gue bakal jujur sejujur-jujurnya," kata Gita dan Afkan mengangguk antusias.

"Bohong kalo gue bilang udah gak ada perasaan apa pun lagi ke kak Alfa, nyatanya gue emang sesuka itu sama dia. Meskipun kak Alfa super menyebalkan dan sering bikin gue kecewa. Bodoh ya, gue!" Gita terkekeh di sela ceritanya sedangkan Afkan hanya diam menanggapinya.

"Amel berkali-kali ngingetin gue buat labrak Venus, tapi gue mikir kenapa harus gue lakuin itu? Toh, bisa aja emang Venus yang paling bisa bikin kak Alfa nyaman ketimbang gue. Sama kayak gue ngerelain Kevin ke Poppy,"

"Gue masih muda, masih panjang banget hal yang bisa gue lalui. Gue gak mau cuma gara-gara cinta-cintaan sama perasaan gue ini, gue jadi bego seumur idup. Kayak gak ada cowok lain aja di muka bumi ini,"

"Gue nerima elo, bukan karena gue kasihan atau sekedar pelarian semata, Kan. Gue bersumpah, gue gak gitu. Gue nerima elo karena emang gue udah ngeikhlasin masa lalu gue. Cuma, ya- itu, gue sedang berusaha buat memperbesar perasaan gue ke elo," Gita mengungkapkan semua perasaannya secara jujur.

Afkan tersenyum dan mengelus puncak kepala Gita dengan lembut.

"Gue makin suka sama elo. Gue kira elo bakal jaim buat nutupin isi hati elo ke gue karena takut gue sakit hati, ternyata enggak. Lo, ngomong apa adanya aja. Gue salut sama kejujuran elo, Nggi," kata Afkan.

"Maafin gue ya, Kan." lirih Gita.

"Kenapa lo minta maaf? Lo kan gak salah apa-apa," kata Afkan menggenggam tangan Gita.

"Seenggaknya gue sekarang tau gimana isi hati elo, Nggi. Gue seneng banget elo udah berusaha buat bales perasaan gue," Afkan menatap Gita dengan senyuman tulus.

"Ada satu hal penting yang sebenernya mau gue kasih tau ke elo, tapi kayaknya nanti aja deh," kata Afkan dan membuat Gita memberengut kesal.

"Lo tuh ya, kebiasaan banget bikin gue penasaran. Kalo belom mau diomongi, gak usah kasih spoiler coba. Ih, Afkan lo nyebelin banget," Gita mencubit lengan Afkan dan cowok itu mengelak.

"Dih, pacar gue bar-bar banget!" sindir Afkan.

"Bomatttt... lo super duper ngeselin. Ayo sih ngomong aja sekarang," rajuk Gita.

"Gak ah, nanti aja. Di tempat lain aja yang lebih romantis," kata Afkan.

Gita mencebikkan bibirnya.

"Lo mau ngelamar gue ya? Astaga?" tuding Gita dengan nada berlebihan.

"Anjir, lebay! Lo mau kita makan rumput tiap hari?" elak Afkan. Gita menggeleng cepat.

"Terus apa dong?" desak Gita.

"Udah ah, nanti aja. Gue mau pulang dulu sekarang. Besok pagi gue jemput, kapan-kapan aja gue ngomongnya, tunggu elo udah siap," ucap Afkan sambil berpamitan.

Afkan berdiri dan mengambil helmnya yang tergeletak di sampingnya dan memakainya. Sebelum naik motor, Afkan mencubit pipi tembam Gita.

"Lo ngegemesin banget, Nggi. Kayak ondel-ondel," kata Afkan sambil tertawa terbahak di balik helmnya.

"Dasar pacar sableng! Sana pulang, lama-lama ngeselin," usir Gita sambil blushing di pipinya.

"Gue sayang elo, Nggi. Bye!" Afkan melajukan motornya dan Gita tersenyum melihat kepergian Afkan.

'Lo baik banget sih, Kan. Gue bakal berusaha keras buat bales perasaan elo, gue harap gue bisa,' batin Gita.

🌻🌻🌻🌻🌻

Kadang kala kita sudah merasa telah menemukan orang yang cocok di waktu yang tepat,

tapi apakah pemikiran kita sama dengan dia

🌻🌻🌻🌻🌻

Ada gak diantara pembaca ini yang kayak Gita? Kalo ditanya sama pacarnya terus ngomong blak-blakan tentang mantannya?

Shin? Ngancung ngancung tangan paling tinggi

🤣🤣🤣

Cerita ini mau diBUKUin?

IYA!! SOON... LAGI PROSES REVISI!

DOAKAN LANCAR YAA... MUAAH

BebbyShincreators' thoughts