1 BAB 1: HARUM OMEGA JODOH

Sydney, Australia.

[Mile, kakakmu kecelakaan. Dia koma sekarang. Bisakah kau pulang untuk menggantikan posisinya? Kondisi Pomchay darurat sekali. Maaf, orang rumah akan mulai merepotkanmu]

[Mae]

Pagi buta. Mile memang bangun tidur sebagai fotografer freelancer, tetapi setelah dia membaca kabar tersebut, profesinya seketika pun beralih.

Mile menduduki jabatan CEO demi keluarga, meski dia tidak terlalu menyukai posisi itu. Namun, sejak dulu sang ibu memberikan pendidikan bisnis yang kuat kepada semua anggota keluarga tak peduli hobi apa yang dimiliki. Jadi, setiap ada hal mendadak, mereka siap.

"Oke, Mae. Aku pulang besok pagi. Hari ini harus mengurus semua hal yang perlu dulu di sini," kata Mile. Kesedihan dalam hatinya disembunyikan dengan cepat bertindak. Mile memesan tiket pesawat, beres-beres segala barang dalam penthouse ke tumpukan kardus-kardus, dia tidak lupa lipat-lipat baju dalam koper, lalu menelpon dua klien yang hampir menyewa untuk shoot profil modeling editorial. (*)

(*) Shoot modelling editorial ini cuma buat haute couture/high fashion, ya gaes 😋 Jadi, Mile bukan fotografer biasa. Dia fotografer selebriti yang wajahnya bisa nampang dalam sampul majalah juga. Biasanya yang dijepret model papan atas kayak Kendall Jenner, Gigi Hadid, dst.

Keesokan harinya, Mile pun pergi ke Bandar Udara Internasional Kingsford Smith, Sydney. Dia berjalan cepat di sana, tetapi harus menunggu 10 menit lagi sebelum naik ke pesawat.

Mile pun mengabari orang rumah bahwa dia segera pulang. Dan karena pagi itu cukup ramai, dia tidak terlalu memedulikan sekitar daripada pusing melihat orang yang lewat. Hanya saja, mendadak dia mencium sesuatu yang amat harum.

Semerbaknya seperti bunga melati, tetapi dicampur cokelat dan croissant yang sangat khas. Mile pun menoleh ke kanan dan kiri untuk memeriksa keadaan, tetapi tidak ada orang yang membuatnya yakin memiliki aroma itu.

"Ada Omega yang heat? Siapa?" gumam orang-orang di sekitar. Oh, ternyata tidak hanya Mile yang mencium aromanya. Tapi, harum itu tentu paling menyengat untuk dirinya yang Alpha dominan.

"Benar-benar ceroboh ...." kata Mile yang refleks menutup hidung. Lelaki itu bahkan menutup mata untuk membayangkan hal lain daripada insting brutal-nya menajam. "Orang ini pasti lupa siklus kawinnya sendiri sampai tidak bawa obat suppressant. Cih ...."

Mendadak suara boarding announcement terdengar di awang-awang.

TING TUNG TUNG TENG!

"Ladies and gentlemen, welcome on board Flight 567B with service from Sydney to Bangkok. We are currently second in line for take-off and are expected to take off in approximately five minutes time." (*)

(*) Bahasa Inggris: "Tuan-tuan dan nyonya-nyonya, selamat datang di Penerbangan 567B dengan layanan dari Sydney ke Bangkok. Kami saat ini berada di urutan kedua untuk lepas landas dan diperkirakan akan lepas landas dalam waktu sekitar lima menit.

Mile pun cepat-cepat pergi dari sana untuk memasuki pesawat. Niatnya adalah untuk menghindari aroma harum menyengat tersebut, lalu segera duduk di bangsal kursi bussiness class-nya.

Oke, awalnya normal-normal saja. Ponsel mode pesawat ditaruh. Tas kecil ditaruh. Dan pentabe-nya juga ditaruh. Semua aman. Sampai Mile mendengar suara gebrakan tak wajar dari pintu masuk, bahkan sosok itu membuat para pramugari menjerit.

BRAAAAAKHHHHH!!

"AAAAAAAAAAAAHHHHHHHH!"

PRAANGGGH!!!!

"MINGGIR KALIAN SEMUA! FUCK!"

PRAAAANGGGGGG!!!!

Mile pun refleks berdiri dan menengok ke lelaki berpenampilan suit bermerek yang baru saja ambruk di atas keset pesawat. Dia tampan. Aromanya harum melati dan campuran lain yang baru Mile hirup di bandara. Lalu melepasi dasi dan kacing jasnya sendiri.

BRAAAKHHHH!!!

"ARRRGHHH!! TOLOOOONG!" jerit pramugari lainnya. Mereka sepertinya takut karena Omega itu agak lain dari yang lain. Dia kuat dan memiliki mata deathglare nyalang. Bahkan ingin menerkam Omega lainnya karena berhasrat.

PRAAAKHH!!

"HEI!" Mile pun segera menjambak kerah jas Omega itu ke belakang. Mile juga membanting tubuh kekarnya ke lantai. Lalu membantu si pramugari berkaki indah terlepas. "DIAM DI SANA KAU! DIAM!" bentaknya sambil menunjuk ke bawah hingga si Omega ambruk ke lantai.

"KEPARAT KAU--ARRRRGHHH!!"

BRUGHH!

Lelaki itu bahkan batal meninju, lalu langsung sesak napas karena Mile menguarkan feromon Alpha dominan-nya ke udara.

"Sana pergi. Cepat menjauh," kata Mile. "Biar aku yang urus dia di sini."

"BAIK!"

Si pramugari pun cepat-cepat berlari. Dan karena penumpuang yang naik memang baru mereka berdua, Mile pun menyeret si Omega terdesak kawin ke bangsal lain.

Ke mana pun! Mile bahkan mempersilahkan penumpang yang didera waktu untuk cepat-cepat duduk, lalu melewati mereka semua yang bingung menatap.

Sraaaaaakhhh!

"HEI! BERANI-BERANINYA KAU BEGINI PADAKU! KAU TAHU TIDAK SIAPA AKU?! HAH?!"

"KUBILANG DIAM YA DIAM!" bentak Mile. Lalu melempar si Omega ke bangsal first class entah milik siapa.

BRAKHH!

"Arrrghhh!! Arrrghhh!" Omega itu tampak sangat kesakitan. Dia bahkan batuk-batuk dan ingin muntah, tapi tidak ada yang keluar samasekali dari mulutnya. "HEI! AKU MAU KELUAR! UHUK! UHUK! HEIII! BAJINGAN KAU!" bentaknya, tapi Mile segera menutup pintu bangsal agar lelaki itu tetap di dalam.

SRAAAAAKHH! BRAKH!

"Solo atau mati saja terserah," kata Mile, lalu mengunci si Omega. "Yang penting jangan ganggu ketenangan penumpang lainnya. Paham kau?"

Gedoran brutal malah dimulai sejak saat itu.

BRAKHH! BRAKH! BRAKH! BRAKH!

"HEEEEEEIII! BR*NGSEK!"

BRAKH! BRAKH! BRAKH! BRAKH!!

"HEIII KELUARKAN AKU! HEI! BAJ*NGAN! SETAN! KEP*RAT KELAM*N! $;(#($)_(9_)$)$)($+$!!" maki si Omega itu dengan berbagai macam bahasa. Mile sampai pusing mendengarnya. Lalu ada seorang lelaki tampan baru datang di belakangnya.

"Heiiii, Bung. Itu bangsal tempatku duduk," kata lelaki Alpha itu.

Mile pun berdecih dan menghadapinya langsung mata ke mata. "Di dalam ada Omega gila, gendut, dan bergigi berantakan," katanya. "Kalau mau kawin dengannya buka saja terserah. Tapi aku tidak mau ikut-ikutan lagi kalau kau tidak bisa menakhlukkannya."

"Oh? Shit! Yang benar saja?!"

BRAKH! BRAKH! BRAKH! BRAKH!

"BUKA PINTUNYA! BUKA! BR*NGSEK! KAU ANAK IBL*IS BERPENIS KECIL!!"

BRAKH! BRAKH! BRAKHH! BRAKH!

Si lelaki tampan pun langsung melipir. "Astaga, padahal aku sudah membayar untuk kenyamanan perjalananku! Cih!"

Mile mengabaikan orang itu dan langsung berjalan kembali ke kursinya. "Hahh ... ada-ada saja kejadian mengejutkan semingguan ini," katanya. Namun, saat baru akan duduk, Mile malah menginjak sebuah pulpen hitam berukir nama dalam balutan emas sepuhan.

[Apo Nattawin Wattanagitipat]

a honorous Excecutive CEO of Claire Erson Company, Bangkok, Thailand.

"Apa?" Kedua mata Mile refleks menyipit. "Ini kan perusahaan yang ...." Dia menoleh ke belakang lagi, lantas mengingat-ingat wajah teman kecilnya dulu. Seseorang tengil dan memiliki senyum manis. Seseorang yang dengan bangga menunjukkan kertas hasil tes gender sebagai Alpha. Lalu menantang Mile saingan pacar kalau dirinya pulang kembali ke Bangkok.

_____________

"Mile! Mile! Awas kalau Omega-ku nanti lebih cantik, ya! Kau harus membelikan mobil untukku!"

"Cih, Bodoh. Kita ini baru 13 tahun. Mana tahu kalau gender kita berubah lagi setelah dewasa?"

"Heh? Tidak akan! Atau kau bilang begitu karena takut kalah? Ha ha ha! Mile ... Mile! Bagaimana pun aku lebih tampan! HA HA HA HA! Pasti Omega-ku nanti luar biasa!"

___________

BRAKHHH! BRAKKHH! BRAKHHH!

"AKU MAU KELUAAAAR!! ARRRGHH! KUBUNUH KALIAN SEMUA KALAU SAMPAI PINTU INI RUSAK!"

BRAKH! BRAKH!

Mile pun menoleh sekali lagi ke belakang. Tangannya sampai gemetar menggenggam benda itu, apalagi setelah ada suara ambruk di dalam sana.

BRUGHHHH!!!

"UHOOOOKKKHHHH!!"

Lalu muntahan darah jatuh ke lantai hingga mengalir keluar dari celah pintunya di bawah.

DEG

"SIAL! JANGAN MATI DI SINI! APO!"

BRAKKHHH!

Refleks, Mile pun berputar balik untuk memburu lelaki yang yang pernah dikenalnya di masa lalu.

Bersambung ....

avataravatar
Next chapter