webnovel

ಕನ್ನಡಿಗರು (Mirrors)

Jungkook pulang menuju penthouse nya menaiki taxi . ia berjalan gontai memasuki rumah yang kini terasa sangat sepi dan sunyi... matanya menelisik kesetiap arah menyesuaikan kembali usai tiga tahun ia hidup dalam kegelapan . tangan nya menyentuh pilar pembatas tangga saat berusaha menaiki setiap anak tangga mnuju kamar nya . wajah nya merah padam dengan tatapan datar .

sampai dipintu bercat putih yang cukup besar , ia menggenggam pintu itu lalu memasuki kamar nya , ia terperanjat kala telapak kakinya menyentuh helai bulu halus karpet kamar nya . biasanya ia tidak seperti ini.. namun karena salah satu indra nya kembali , ia semakin waspada dan sedikit kesulitan untuk terbiasa .

perlahan ia mendekati buffet TV milik nya , terduduk di karpet bulu itu dengan kondisi kamar yang gelap hanya mengandalkan cahaya bulan melalui jendela . Tangan nya membuka laci buffet satu persatu , semakin panik saat ia tidak kunjung menemukan apa yang ia cari .

"Bukan yang ini! arghh dimana?!!" ia mengeluarkan seluruh isi laci paling bawah dan matanya terpaku pada satu kaset recorder . ia terburu-buru mengambilnya seakan banyak mata yang ingin mencuri kaset itu nyatanya , hanya ada ia sendirian disana .

ia memasukkan kaset itu ke tape yang terhubung langsung dengan tv . dengan cepat ia menekan tombol on pada remote , terpampanglah setiap adegan yang terekam dalam kaset itu . matanya membola menatap setiap scene yang terputar . binar nya penuh ke ambiguan . ia bingung , ada anomali yang ia tidak mengerti , namun mampu ia rasakan .

*FlashBack , On .

Ten years ago...

"Selamat Koo kau berhasil meraih Daesang hm... Anak Dad memang paling pintar.." Jeon Junghyun memeluk putra kecil kesayangan nya yang tengah membawa piala juga buket bunga dalam peluk nya . manis sekali dengan kostum yang dikenakan juga sedikit riasan opera .

"Tentu! koo tampan seperti Dad dan pandai menari seperti Mom" Jungkook yang kini tengah di gendong Junghyun pun menyadari ada orang lain yang hadir kecuali Dad dan Mom nya . ia mengamati pria dewasa lain nya yang kini tengah asik merekam kegiatan mereka . "Ah iya... Koo ini adalah Pak Jang . Sekretaris pribadi baru sekaligus sopir untukmu.. jika kau butuh bantuan bisa minta pada pak jang ok" Jungkook kecil mempoutkan bibirnya .

"Hoho... ini yang namanya Jungkookie? kau manis sekali nak , perkenalkan , nama Paman Jang Doman... kau bisa panggil paman Jang oke.. salam kenal..." Pak jang mulai melakukan pendekatan dengan Jungkook , berharap bocah lelaki kelewat manis itu betah dengan nya...

"Koo tidak mau! Koo cuma mau Daddy!!" jungkook mulai rewel dan menangis hingga hidung nya kemerahan . membuat tiga orang dewasa itu tertawa melihat kegemasan nya .

Scene berganti , terlihat Jungkook kecil yang berumur sebelas tahun berlari kearah pria dewasa berpenampilan serba hitam juga cam recorder ditangan nya . "Ahjussi!!! aku menang daesang lagi!!!" ya , Paman Jang menerima tubrukan pelan saat bocah itu memeluknya . ia mengangkat Jungkook kegendongan nya dan berkata "Kau memang yang paling hebat , yang paling bersinar... Uri jungkookie hm" jungkook terkikik gemas lalu berkata "Kalau Paman yang berkata seperti ini aku baru yakin penampilanku bagus tadi" merekapun tertawa bersama , menikmati ice cream vanilla dan strawberry di kedai favorite sang pangeran cilik . sebuah perayaan akan keberhasilan nya terekam jelas hari itu .

*Flashback , Off .

Isak tangis memenuhi kamar yang sunyi itu . Jungkook masih terpaku pada layar TV . dadanya seakan terhimpit batu besar kala mengingat bagaimana sikapnya pada Pak Jang akhir-akhir ini... "apa yang kau lakukan?... siapa?...siapa?!! SIAPA YANG MEMBERIMU IZIN MENDONORKAN MATA UNTUK KU SIAPA?!! hiks... siapa yang menyuruhmu..." tangis dan juga raungan berduka memenuhi kamar nya... kenyataan bahwa kini sau-satunya orang yang ia percaya dan juga tempatnya bersandar telah pergi meninggalkan nya .

Malam itu terlalu kejam... membiarkan nya yang kini sebatangkara , terlelap dalam tangis , diatas karpet berbulu diterangi cahaya rembulan... Pangeran keluarga Jeon meringkuk memeluk beberapa kaset recorder yang berisi semua kenangan nya . semuanya...

'Yesterday is history...

Tomorrow's mystery...

Today its a gift..

thats why they call it the Present...' -StrangeDreamer

----------------------------------------Ange Dernière Mission...

Bu Jung memasuki kamar tuan muda yang kini terlihat sangat suram... tirai tertutup , tidak ada satupun lampu menyala , dan betapa terkejutnya ia saat melihat Jungkook tertidur meringkuk di karpet . jujur , ia tak tega melihat sang tuan muda seperti ini . namun perasaan nya yang masih kalut akan kehilangan Jang doman , partner setia penjaga jungkook yang paling disegani . ia memilih memberi dinding diantara ia dan jungkook saat ini . wajar , wanita memang sensitif...

"Jeon Jungkook! bangunlah! apa yang kau lakukan? apa kau masih bisa bersedih? bangun!!" ia berujar sembari menggoyangkan kasar tubu jungkook . Jungkook menggeliat dalam tidur nya , wajahnya pucat pasi . perlahan binar doe nya mengerjap dan mulai menyesuaikan keadaan . Bu Jung menyalakan lampu kamar dan membuka tirai .

"Ini yang kau lakukan usai semua pengorbanan Pak Jang untukmu? benar-benar tidak tau terimakasih . bangunlah dan bersiap , akan kupanggilkan dokter untuk memeriksa keadaanmu" Jungkook masih tertegun dalam duduk nya . "Pak Jang? biasanya aku melakukan semua itu dengan pak jang..." . Bu jung pun menatapnya sendu lalu berujar...

"Kami melepaskan abu Pak Jang pagi ini.. dan apa ini?" Bu jung mulai membereskan kekacauan yang Jungkook buat "kau melakukan semua ini sepanjang malam?..." suara wanita paruh baya itu mulai bergetar menahan isak tangis . "Ya..." Jungkook menjawab dengan pandangan kosong...

Bu jung menahan air matanya , ia menatap jungkook tegas "Bagaimana dengan obat tetes matamu? apa kau sudah memakainya?" ia memaksa jungkook untuk menidurkan kepala nya di paha nya "tentu saja belum bukan? karena obat itu ada padaku sekarang dan kau dengan bodohnya kabur dari rumah sakit" ia memaksa jungkook untuk diam namun jungkook meronta melepaskan diri .

"Apa yang kau lakukan?!" ia menatap telak pada mata Bu Jung yang terlihat sembab pagi ini. "bukan apa yang kulakukan, tapi apa yang kau lakukan " Bu jung menangkup wajah Jungkook dengan mata berkaca-kaca "ini adalah mata Pak Jang , aku tak peduli kau kelaparan , sakit , tidur ataupun tidak itu semua terserah padamu! tapi , tidak untuk matamu . kau mendapatkan nya dari Pak Jang!" Jungkook melepaskan takupan diwajahnya dan mengalihkan pandangan nya .

"Aku tidak pernah memintanya" ujarnya dengan nada datar . membuat Bu Jung menhela nafas keheranan "Kalau begitu kau bisa melepaskan nya kembali" usai mengatakan kalimat menyakitkan satu sama lain Bu jung berdiri membelakangi Jungkook . ia menangis tanpa suara , kedua tangan nya terkepal berusaha menahan isak tangis..

"Yang ku maksud adalah... sudah tidak ada lagi orang yang akan membiarkan mu merengek dan mengeluh . kau tentu saja tidak mengetahuinya , tapi... Pak Jang merupakan orang spesial bagi kami semua . Ia tak hanya merayakan ulang tahun kami tapi juga keluarga kami , dan jika kau mendapatkan mata dari orang seperti dirinya , jangan menyia-nyiakan nya!! ku mohon padamu." Bu jung hendak saja keluar dari kamar itu namun terhenti kala jungkook berujar..

"Lalu kenapa kalian tidak memperlakukan nya dengan baik saat ia masih hidup?... kalian bermalasan karena ada Pak Jang disini... semua pelayan membuat Pak Jang melakukan semua tugas rumit dan membahayakan . dan kau?... sekarang kau marah?..." Jungkook berusaha berdiri meski ia sendiri masih sempoyongan , ia menatap nyalang Bu Jung "terimakasih untuk pidatonya... itu sangat menggetarkan hatiku , mengesankan." ucapnya terlampau datar .

"Apa kau lupa? semua hal itu adalah karena dirimu ! oke , kau bisa mencaciku sebanyak yang kau mau , itu sangat cocok untukmu!" langkah Jungkook terhenti , tubuh nya bergetar , matanya mulai berkunang-kunang dengan nafas memburu... sepersekian detik kemudian tubuhnya ambruk kelantai . "Apa yang terjadi?!" Bu Jung menghampirinya tergesa . "Aku tidak bisa berjalan..." sontak Bu jung panik . Jungkook kembali tertampar kenyataan pahit.

"Aku tau tempat ini... aku bisa melihat.. tapi kakiku... kakiku tidak ingin bergerak..."

usai dilanda kepanikan Dokter pun datang dan kini Jungkook tengah di infus dikamarnya . "sebuah trauma psikis?" Bu jung masih tidak percaya akan apa yang ia dengar . "ya , manusia biasa mengalami hal seperti ini saat mereka kehilangan seseorang yang paling dekat dengan mereka... mereka tidak bisa melakukan apa-apa dengan orang itu lagi... seorang suami yang selalu bermain mahjong dengan istrinya pun terkena serangan panik setiap kali ia melihat mahjong , karna itu mengingatkan nya pada sang istri . semakin dekat mereka , semkin parah gejalanya... kau harus dirawat di rumah sakit lagi... namun , aku sudah berbicara dengan dokternya... semua hasil medical checkup nya bagus dan ia sudah bisa beristirahat dirumah usai memastikan trauma nya pulih.."

Jungkook menatap dokter muda itu "Jadi... apa masalah utamanya adalah hatiku?.. aku tidak bisa melakukan hal-hal , yang kulakukan bersamanya.. tapi.. aku melakukan segalanya dengan nya , aku berjalan , berlari , makan , semua bersama dengan nya , semuanya... dan sekarang , aku tidak bisa melakukan satupun dari semua itu?... meskipun , meskipun aku sudah bisa melihat sekarang?..." Jungkook kembali menangis dan meraung tidak terima... Bu Jung mendekap nya erat turut merasakan kesedihan nya , hingga sesak kembali melanda dirinya hingga ia tak sadarkan diri .

dengan sigap Yugyeom yang merupakan dokter muda yang bertugas saat itu membantu membawa Jungkook untuk kembali menjalani perawatan di rumah sakit . ia turut berduka bahkan ia sangat bersimpati pada lelaki manis yang berstatus pasien nya itu . entah mengapa namun , ia sangat ingin membantu Jungkook melewati semua ini . ia ingin mengetahui Bagaimana seorang Jeon Jungkook kembali bersinar... ia ingin... dan keinginan nya bertambah kala Jungkook tanpa sadar mencengkram kerah jas dokter nya dan mengigau...

"Jangan tinggalkan aku..."

---------------------------Ange Dernière Mission ...

Disisi lain , Taehyung tengah sibuk menggedor pintu gereja dengan brutal "SSAEM!! KUMOHON BUKA PINTUNYA!! INI TIDAK ADIL!!" ia nampak begitu kacau dan kesal . "bagaimana bisa?! ia selalu sedingin itu , ia tak memiliki hati bahkan di pemakaman ia tersenyum sangat lebar hingga terlihat seakan pipinya akan robek!! BAGAIMANA BISA ORANG SEPERTINYA JATUH CINTA?!!! kumohon batalkan misiku , berikan aku misi baru choi ssaeemmm"

pintu tak kunjung terbuka , ia pun memutuskan bermalam di teras gereja seperti tuna wisma , yang kenyataan nya memang iya . tiba-tiba ada seorang petugas keamanan mendatanginya "hah... kau benar-benar seperti gelandangan..." petugas itu menusuk-nusuk pipinya dengan jari agar ia segera bangun "Hey bangunlah.." Taehyung pun terbangun dan menatap bingung petugas itu "apa?.." tanya nya dengan kondisi setengah mengantuk . namun tak lama mata hazelnya membola saat wajah petugas keamanan dihadapan nya berubah menjadi Choi ssaem yang ternyata sedang melakukan penyamaran menjadi manusia..

"aigoo... tubuh manusia akan mati kedinginan jika mereka tidur ditempat dingin seperti ini.." Taehyung masih was-was , ia menelisik pria paruh baya dihadapan nya kini . "kau juga menjadi manusia? apa kau sedang dalam misi?" ujar nya dengan raut kebingungan . Choi ssaem hanya tersenyum dan berkata "ini adalah sebuah keuntungan dari semua pengalamanku... aku mampu mengubah wujud menjadi apa yang kuinginkan untuk melakukan kebaikan..." taehyung terpukau dengan kemampuan satu itu "ahh... aku iri denganmu"

Choi ssaem menatapnya serius lalu berujar "Kau harus menggunakan waktumu sebaik-baiknya lalu mengapa kau ada disini?" Taehyung mulai menghela nafas dan bersiap untuk menjelaskan "maksudku... pikirkan tentang ini dengan kapasitas manusia... ada seorang lelaki yang harus kesulitan karena kehilangan penglihatan nya , dan kini ia bisa melihat kembali" choi ssaem mendengarkan dengan seksama lalu berdehem "tentu saja ia harus bersyukur , ia akan menganggap seluruh dunia ini hamparan mawar pastinya" taehyung mulai bersemangat menceritakan kelanjutan nya.

"Nah! kau berpikir begitu juga bukan? tapi , pendonor nya adalah seorang pria yang selalu berdiri disampingnya , seorang yang selalu ia perlakukan dengan kasar . di kasus seperti ini.. apa yang akan kau rasakan? sebagai manusia.." choi ssaem menghela nafas lagi lalu menjawab "sebagai manusia?.. hmm... meskipun begitu , bukankah ia seharusnya tetap bersyukur?" Taehyung mulai frustasi , ia bediri dan kembali menjelaskan "itu akan membuatmu menjadi gila! manusia bisa menjadi gila.. aku sedang berpikir.. itu bisa saja jadi alasan mengapa ia tersenyum di pemakaman itu.. ah ani... aniyo.. perasaan nya memang sudah tidak ada dan itulah mengapa aku tidak bisa mendapatkan cinta sejati untuknya . aku tidak bisa , aku tidak akan bisa melakukan nya"

Choi ssaem mengamati muridnya yang sedari tadi mondar mandir sembari mengoceh "kalau begitu kau harus menyerah sekarang.. dan berubah menjadi debu.." kalimat yang choi ssaem utarakan kembali membuat taehyung menggila "argh wae?!! kenapa harus lelaki itu kenapaaa?!!" Choi ssaem tersenyum keheranan lalu menjawab "lalu kenapa kau harus menyelamatkan nya?" taehyung kembali menggila kesekian kalinya "itu karena..." ada jeda sedikit , otak nya mulai mencari-cari alasan.. hasilnya , nihil .

Choi ssaem pun turut berdiri dan menghampirinya . "terakhir... aku akan memberikan mu clue terakhir... bersinar terang..." taehyung kebingungan akan maksud dari gurunya ini , dan dengan satu jentikan jari choi ssaem , taehyung telah berganti pakaian menggunakan setelan jas berwarna hitam dengan cukup rapi... "ige mwoya?" ia kebingungan melihat penampilan nya sendiri dan menemukan beberapa lembar uang kertas disaku jas nya .

"aish choi ssaem? choi ssaem?!" boof! seperti biasa , kepala malaikat agung yang sangat sangat sangat ia segani itu menghilang tanpa aba-aba..

#TuBerCulosis..

Rabu , 7 April 2021

"Im back woohok... ada yang kangen? wkwkwk . well segini dulu.. ini baru ada waktu ngetik karena tugas menumpuk . so , thanks buat yang masih nunggu dan setia baca sampai sekarang... hope u guys like it.. and still need your vote and comment as support... last but not least... hope you guys enjoyy and see u next chap!!" -StrangeDreamer